"Saint! dasar brengsek, akhirnya kau pulang juga," View yang telah seminggu lebih mencari Saint langsung menyiapkan umpatan terbaiknya begitu melihat bayangan adiknya tersebut.
"Kau tak ke perusahaan?" tanya Saint dengan wajah datarnya seperti biasa.
"Jawab dulu pertanyaanku. Kau merubah nama pemilik resort, kan?"
"Hmm,"
"Sialan! berani-beraninya kau merubah ..."
"Ayah menyetujui, dan aku datang hanya untuk memberikan salinan akta,"
"K-Kau!" View mengepalkan tangannya di depan wajah Saint, seolah ingin meremas pipi chubby Saint yang bening, "Kau bilang kau tak tertarik dengan perusahaan! kini kau merubah nama resort sesuka hatimu, selanjutnya apalagi yang ingin kau rebut!"
"Resort itu bukan perusahaan. Bukan alat bisnis seperti yang selalu ada dalam otakmu dan ayah. Aku tak akan mengambil yang lain. Aku hanya ingin resort itu,"
"Hahaha, adikku ini sepertinya sedang tidak normal. Kau bicara begitu banyak sekarang, dan kau pikir aku percaya bahwa kau tak ingin aset yang lain?"
"Terserah kau saja," Saint berlalu, masuk ke ruang kerja Khun Chirativat, meletakkan salinan akta yang dia bawa secara sembarangan ke atas meja, dan berlalu pergi.
"Kau mau kemana lagi?" tanya View begitu melihat Saint keluar dari ruang kerja ayahnya.
"Pergi," jawab Saint singkat.
"Tunggu!" View berlari menghadang Saint, "Si laki-laki cantik itu ada disini," ucap View sambil melipat tangannya.
"Adik tirimu?"
"Hei, dia juga adik tirimu. Sebaiknya kau irit bicara saja menyebalkan sekali saat kau membuka mulut," Saint hanya mengangguk cuek. Namun, ketika dia hendak beranjak View kembali menahannya.
"Kau ..." View menghela napas sejenak, "Terserahlah. Aku tak peduli. Kau pergi saja," ucap View kemudian.
"Hmm,"
"Hei! kau benar-benar pergi? dasar, apa benar kita ini satu darah?" View kembali mengomel.
"Tentu saja. Karena itu kita selalu tidak sejalan,"
"Wah! kau benar-benar brengsek,"
"Sebenarnya kau mau bicara apa?"
View menarik nafas panjang lalu menghembuskannya seperti naga sambil menutup mata, "Laki-laki cantik itu ... Ibu tirimu ..."
"Ibu tirimu,"
"Terserahlah! maksudku Ibunya membawa si bodoh itu kemari karena kesehatannya memburuk. Tapi ... sepertinya dia tidak normal."
"Tak normal?"
"Hmm, dan adikmu yang berkepala batu itu ..."
"Berhenti bicara dengan menambahkan diriku di ujung, View."
"Sialan! maksudku Santa. Adik kita!" View dan Saint kini saling menatap. Sudah lama sekali sejak mereka saling bicara sebagai keluarga. Kalimat View yang mengatakan "Adik Kita" membuat Saint tertegun sejenak. Terlalu lama waktu terlewati hingga kenangan-kenangan usang hampir memudar. Terkadang mereka bahkan lupa bahwa mereka tiga bersaudara.
"S-Santa ... sepertinya tidak normal juga. Dia selalu bermasalah dengan laki-laki cantik itu. Tapi tampaknya kali ini berbeda. Mereka berdua ... tampak mengkhawatirkan."
"Lalu?"
"Jika kau punya hati sebaiknya temui adikmu! aku terlalu sibuk karena harus mengurus perusahaan."
![](https://img.wattpad.com/cover/332401248-288-k873432.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Belong To Me
FanfictionSanta Chirativat. Anak ketiga dari keluarga konglomerat Khun Naphat Chirativat itu, sangat membenci Earth Phimcanok. Khun Chirativat memperkenalkan Ibu dari Earth sebagai Ibu barunya, dan tentu saja Earth akan menjadi saudara tirinya. Santa dan Eart...