Normal

79 7 25
                                    

"Earth, bertahanlah ... aku mohon, Earth, kau dengar aku? buka matamu, bangunlah Earth!"

"Haah!" Earth membuka matanya. Dia terbelalak. Seolah baru saja berlari beribu-ribu kilo meter, Earth terengah-engah lalu melihat sekeliling.

"Earth, kau baik-baik, sayang," Khun Phimcanok menggenggam tangan Earth, "Syukurlah, Ibu khawatir sekali, jika terjadi sesuatu padamu ..."

"Bu, a-aku di rumah sakit?" tanya Earth memastikan.

"Iya, kau di rumah sakit. Jangan khawatir sayang, sekarang kau aman,"

"Kenapa aku bisa ada disini?"

"Kau pingsan setelah jatuh ke kolam. Tunggu disini, Ibu akan panggilkan dokter,"

"Bu, siapa yang menyelamatkanku?" Earth menatap Khun Phimcanok penuh tanda tanya. Walau samar, Earth ingat bagaimana dia diselamatkan. Bagaimana tangan misterius itu meraihnya, membawanya dari dasar  kolam yang dingin, memeluknya, memberi kehangatan pada hatinya yang hampir tak bisa berdetak.

"I-Itu ... sebenarnya kami juga bingung. Seseorang membawamu ke rumah sakit, tapi kami tidak tahu siapa orangnya."

"Siapa dia? orang yang menyelamatkanku, lalu ... orang yang memanggilku, apakah orang yang sama?" Earth berpikir keras.

"Bu, apa ada orang lain yang menjagaku di rumah sakit?"

"Hmm, Ibu belum melihat orang lain. Ah, tapi temanmu, apa namanya Nine? datang kemari, dia menjagamu beberapa saat lalu, namun sekarang sudah pergi,"

"Apa Phi Nine yang memanggilku?"

"Sudahlah, jangan dipikirkan. Ibu panggil dokter dulu, kau jangan kemana-mana, Ibu akan kembali."

Khun Phimcanok bergegas pergi untuk memanggil dokter. Sementara itu, Earth masih kebingungan. Dia berusaha mengingat kejadian itu, namun dia tetap tak bisa mengetahui siapa yang telah menyelamatkannya atau yang telah memanggilnya dengan putus asa.

***
"Bocah, ingin menemaniku ke cafe? cafe yang penuh alkohol tentunya," View berdiri di ambang pintu kamar Santa. Entah angin apa yang menerpanya hari ini. Sangat langka bahwa dia berdiri di kamar Santa, dan juga berbicara dengan Santa sekarang.

"Kau sudah mabuk sebelum minum alkohol?  atau kau mau mati seperti Saint, kenapa kalian belakangan ini melakukan sesuatu yang bukan kebiasaan kalian?"

"Memangnya melakukan apa?"

"Menghampiriku di kamar, berbicara padaku, dan menatapku dengan mata membosankan itu,"

"Hah, karena aku bosan. Lagipula hal aneh terjadi belakangan ini. Laki-laki cantik itu masuk ke kolam renang dan tenggelam. Aku hampir senang saat dia sekarat, tapi ternyata dia tak jadi mati,"

"Dia baik-baik saja?"

"Hmm, kudengar dia sudah sadar. Menyebalkan bukan?"

Santa menghela nafas lega, "Bagaimana dia bisa jatuh ke kolam renang?"

"Siapa yang tau apa yang dilakukan bocah aneh itu. Aku kira dia mungkin mau bunuh diri, belakangan ini dia terlihat tak normal, kau juga sama,"

"Apa maksudmu, aku sangat normal!"

"Hei, jangan berteriak. Karena kau berteriak kau lebih terlihat tidak normal!"

"View ... kau ..." Santa nenarik nafas panjang. Tak ingin menghabiskan energinya berdebat dengan View.

"Jika kau tak mau menenaniku ya sudah, aku pergi!" View memasang wajah cemberut lalu beranjak dari kamar Santa.

"Dia terjatuh atau menjatuhkan diri? sial, si brengsek itu bisa membuatku khawatir. Tidak, aku masih normal. Aku normal!" Santa berkali-kali memberikan sugesti pada dirinya.

Belong To Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang