23000 Bath - Dinding Batu - Rasa

84 8 31
                                    

- 23000 Bath

"Sialan. Tak menemukan Saint, tapi malah harus menyetir untuk bocah ini," View melirik tajam ke arah Art yang duduk di sampingnya. Dia menyetir secara ugal-ugalan, Art bergelantung di mobil dengan cemas. Terus menerus berdoa demi keselamatannya.

"Kenapa kau tak bilang, kalau kau tak bisa menyetir!" teriak View sambil menambah kecepatan.

"Phi langsung menyeretku tanpa bertanya. Lagipula, saat tahu aku tidak bisa menyetir, mengapa Phi malah membawaku kemana-mana! Aaaa, Phi bisa pelan sedikit. Tolonglah, jantungku sangat lemah!" teriak Art sambil menutup mata.

"Benar juga. Kenapa aku harus membawa bocah merepotkan ini?" View memotong mobil di depannya. Art sekali lagi berteriak. View menatap Art lalu tertawa terbahak-bahak.

"Dasar lemah. Hahaha, ada untungnya juga aku membawamu. Setidaknya kau bisa menghiburku dengan ekspresi bodoh itu. Ayo kita berkeliling!" View menekan gas dengan bersemangat.

"Phi Peak tolong aku, Aaaa! Phi tolong!"

Hampir pukul tujuh malam, View akhirnya mengantar Art pulang ke rumah. Begitu tiba, Art langsung turun, dia mual dan muntah beberapa kali. Kepalanya pening, dan perutnya terasa bergejolak.

"Ini rumah kalian? wah, kumuh sekali," View membuka kacamata hitam yang merupakan item kesukaannya. Dia menatap Art yang tampak ling lung, lalu menyeringai.

"Bocah lemah, ini ..." View mengeluarkan beberapa lembar uang pecahan seribu bath lalu melemparkannya kepada Art.

"T-Tunggu dulu, ini apa?" ucap Art tak mengerti.

"Bayaranmu hari ini. Ya sudah, aku pergi," View langsung menancap mobilnya dengan kecepatan penuh.

Art memunguti uang yang berserakan di tanah, "Seribu, dua ribu ..." Art terus menghitung, "Dua puluh tiga ribu bath!" Art menutup mulutnya tak percaya. Dia hampir saja berlonjak karena mendapatkan uang tersebut, "Tunggu dulu. Ini bayaranku? dia bahkan melemparkan uang ini sembarangan dan aku memungutnya? sialan, apa harga diriku hanya sebatas dua puluh tiga ribu bath?" Art merasa kesal. Namun, dia langsung mengantongi uang di tangannya tersebut, "Yah, lumayanlah," ucapnya kemudian, lalu berjalan masuk ke rumah sambil memijat kepalanya yang masih pening.

 Namun, dia langsung mengantongi uang di tangannya tersebut, "Yah, lumayanlah," ucapnya kemudian, lalu berjalan masuk ke rumah sambil memijat kepalanya yang masih pening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

- Dinding Batu -

Saint menatap Peak yang tertidur pulas. Beberapa saat setelah jatuh pingsan, Peak terbangun. Saint memaksanya untuk makan, dan memberinya obat. Karena pengaruh obat yang dia minum, Peak akhirnya tertidur. Saint menyentuh dahi Peak, memeriksa keadaan laki-laki tersebut.

"Dalam keadaan begini kau masih bisa menemukan aku," ucap Saint sambil tersenyum. Senyuman yang tak pernah dia tunjukkan pada siapapun. Senyuman yang telah lama menghilang darinya. Lebih tepatnya, tak ada sesuatu yang membuat Saint bisa tersenyum sejak kehilangan ibunya. Dan kini, senyum hangat itu kembali walau beberapa saat.

Belong To Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang