Five

122 14 6
                                    

Sepertinya melamar pekerjaan di perusahaan besar itu bukan pilihan yg baik, sepertinya sekarang Soojin menyesal.

Bagaimana tidak sikap Heeseung lah yg membuatnya lelah....tapi Soojin penasaran kenapa HaRam bisa bertahan dengan sikap laki-laki itu.

"....baiklah terimakasih tuan Lee, kalau begitu saya permisi." Ucap sang client membungkukkan badannya.

Heeseung pun membungkukkan badannya lalu kembali keposisi tegak. "Ya, semoga nanti berjalan lancar." Ucapnya.

Client itu hanya mengangguk lalu ia pergi meninggalkan Heeseung dan Soojin.

Heeseung pun kembali mendudukkan dirinya matanya melirik kesamping dimana Soojin yg sedang memasukkan kertas² penting yg ia bawa tadi kedalam tasnya. Lalu ia melihat jam yg terpasang ditangan kanannya, jam sudah menunjukan pukul 12.00 dan itu waktunya untuk pergi ke kampusnya karna kelasnya dimulai jam 1 siang. "Buruan." Ucapnya pada Soojin.

"Iya iya, ini sudah selesai." Ucap Soojin setelah menutup tas itu.

"Nih....bayar gue nunggu diluar jangan lama." Setelah memberikan uang untuk membayar makanan mereka pada Soojin, laki-laki itu pun bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar.

Soojin menghela nafasnya kasar lalu ia beranjak menuju kasir untuk membayar makanan. Setelah selesai membayar ia langsung berlari keluar menyusul Heeseung.

"Buruan masuk!." Ucap Heeseung sedikit berteriak karena ia sudah berada didalam mobil.

Soojin pun membuka pintu mobil lalu masuk ke mobil berwarna hitam itu. Dan Heeseung melajukan mobilnya menuju perusahaan.

"Cewek aneh, lo gue turunin didepan halte aja." Ucap Heeseung sambil fokus menyetir.

"Ck! Nama saya Soojin bukan cewek aneh!." Ucap Soojin, jujur ia lelah selalu dipanggil cewek aneh sedangkan ia punya nama.

"Bodoamat."

Soojin berdecak pelan, lalu ia mengambil hpnya untuk melihat jam. 'Astaga, aduh gimana caranya gue ngomongnya.' Soojin sedang bingung bagaimana caranya untuk mengatakan pada Heeseung jika ia harus pergi ke kampusnya karna mengingat jika dirinya juga masih harus kuliah.

"Eum....pak-."

"Jangan panggil pak." Ucap Heeseung memotong ucapan Soojin.

"Em.....Heeseung, saya boleh ijin?."

"Kemana?."

"Mau kuliah."

"Hm....lo masih kuliah?." Soojin mengangguk. "Emangnya jam berapa?."

"Kelas saya dimulai jam 1 siang."

"Mau bareng ga? Gue juga mau kekampus gue."

Soojin membulatkan matanya saat mendengar Heeseung menawarkan untuk berangkat bersamanya. Tapi dengan cepat ia menolaknya. "Eh gak usah saya berangkat pake taxi aja."

"Yaudah, gue juga ga mau nganterin lo."

Ingin sekali rasanya Soojin mencakar² wajah tampan laki-laki disampingnya ini, tapi ia tidak ingin dipecat.












𝒟𝑒𝓈𝓉𝒾𝓃𝓎













Jake sedang berjalan mengelilingi supermarket karna ia sedang mencari sesuatu.

"Dimana sih tempatnya." Gumamnya sambil mendorong troli belanjanya.

Sampai akhirnya ia pun menemukan apa yg sedang ia cari, makanan anjing untuk Layla. Dan itu hanya tersisa satu.

Destiny  -REVISI-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang