Setelah syuting berakhir Jay langsung pergi meninggalkan lokasi saat Heeseung menelponnya tak lupa ia juga menghubungi Jungwon dan Sunghoon. Kini lelaki itu sudah berada di markas mereka.
Di markas juga ada Heeseung, Sunghoon, Jungwon, Haechan, Sanha, dan seorang gadis—Soeun. Sepertinya Sunghoon terpaksa harus membawa Soeun ke markas.
"Kenapa lo nyuruh kita ke sini hyung?." Tanya Jungwon yg sedang duduk di sofa panjang berwarna abu-abu.
"Byeongseop, Jinhwa, Seunghwan—." Mendengar nama itu disebutkan Sunghoon langsung menggebrak meja dengan keras.
Brak!
"APA LAGI YG MEREKA LAKUIN!." Emosi lelaki itu sudah memuncak. Soeun yg berada disampingnya langsung menarik lengan Sunghoon untuk duduk.
"Mereka berulah lagi—." Belum selesai Sanha berucap Jay sudah memotongnya. "Kali ini apalagi yg mereka lakuin?." Tanya Jay memotong ucapan lelaki yg lebih tua darinya itu.
"Kali ini rumah kalian, mereka nyuruh beberapa orang buat mata matain keluarga kalian, dan Jay, di rumah om tante lo dan rumah bokap lo paling banyak orangnya bahkan mereka mulai bertindak sekarang karna suruhan Jinhwa." Sanha kembali melanjutkan ucapannya.
"Sialan." Umpat Jay kini laki-laki itu sudah tak bisa menahan emosinya, ia pun mengambil hpnya tapi Jay kembali memasukkan benda pipih itu kedalam saku hoodie nya setelah mendengarkan ucapan Heeseung.
"Jangan hubungi keluarga lo sekarang Jay, kalo lo hubungi mereka sekarang orang-orang suruhan Jinhwa bakal bertindak lebih dari sekarang. Gue tau lo khawatir tapi sekarang bukan waktu yg tepat." Ucap Heeseung.
"Terus sekarang kita harus gimana? Gak mungkin kan cuma diem doang." Ucap Jay.
"Sekarang kita ikuti aja permainan mereka kita liat mereka bertindak akan sejauh apa."
"TERUS MAKSUD LO GUE DIEM AJA GITU?! SEMENTARA KELUARGA GUE SEBAGAI DALAM MASALAH??." Teriak Jungwon yg tak mencerna ucapan Haechan.
Haechan melemparkan kaleng Coca-Cola nya pada Jungwon tapi sayangnya meleset karna lelaki kelahiran bulan Februari itu menangkapnya. "Ck, maksud gue kita juga harus ngelakuin yg mereka lakuin, kita kirim orang buat jadi mata mata dirumah keluarga tuh 3 setan. GUE JUGA GAK MAU CUMA DIEM AJA KALI!."
Jungwon memutar bola matanya.
Jay melipat kedua tangannya didepan dada. "Oke serahin aja ke gue, tar gue suruh orang-orang gue mata matain keluarga mereka ber3." Yg lain mengangguk.
"Kalo mereka sampe ngelukai keluarga gue, gue gak akan tinggal diam gue pastiin tuh manusia manusia sialan gak akan bisa liat dunia." Ucap Sunghoon.
"Gue setuju." Sahut Jay, Jungwon, dan Heeseung.
"Bentar bentar gue gak ngerti sama semua ini." Soeun yg sedaritadi hanya diam akhirnya membuka suara setelah merasa obrolan para laki-laki itu sudah selesai.
"Hoon." Heeseung mengisyaratkan pada Sunghoon untuk memberitahu yg sebenarnya pada Soeun.
Sunghoon mengangguk. "Eun, gue bakal kasih tau yg sebenarnya tapi lo harus janji buat ga ngasih tau ke siapa pun."
"Lo pikir gue ember apa, janji."
"Wkwkwk ya siapa tau." Soeun mengerucutkan bibirnya kesal. "Jadi sebenarnya gue, Heeseung hyung, Jay, Jungwon, adalah mafia—."
"WHAT LO JANGAN BOONG HOON!." Teriak Soeun memotong ucapan Sunghoon.
"—Gue gak bohong, ini beneran, dan Haechan hyung juga sama, kalo Sanha hyung mafia plus hacker, lo tenang aja eun kita emang mafia tapi bukan mafia yg langsung sat set tanpa alasan." Sunghoon mengisyaratkan Heeseung untuk melanjutkan ucapannya karna ia melihat Soeun yg sepertinya akan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny -REVISI-
Novela Juvenilft. Enhypen & Weeekly. "It's about their destiny." Tentang mereka, tentang kisah cinta mereka dan tentang rumah yang tidak pantas di sebut rumah.