Fourteen

79 14 0
                                    

Tangan cantik itu terus saja mengetik setiap sebuah alur di laptop nya. Sudah sekitar 2 jam ia berkutat dengan laptopnya, bahkan coklat panas yg ia buat sudah mulai mendingin.

Sebenarnya sejak pulang ke apartemennya tadi pagi Jihan sudah mulai berkutat dengan laptopnya menulis alur cerita yg ada dipikirannya. Hobi gadis berlesung pipi itu selain jalan jalan sendiri dia juga memiliki hobi lain yaitu menulis cerita novel sudah ada beberapa karyanya yg terbit menjadi sebuah buku, dan tentu saja banyak orang yg meminatinya

Gadis itu memiliki hobi menulis cerita sejak ia berusia 15 tahun dan sampai sekarang. Karyanya sangat booming dimana mana hal itu lah yg membuat Jihan semangat untuk terus berkarya.

"Dan.....selesai." Akhirnya Jihan menyelesaikan karya barunya sekarang ia hanya tinggal mengirimnya pada bagian penerbit.

Setelah selesai Jihan menutup laptopnya lalu meraih cangkir berisi coklat panas yg sudah mulai mendingin Jihan pun meminumnya.

Jihan melirik jam yg terpajang didinding sudah menunjukkan pukul 22.30. "Ternyata lama juga gue didepan laptop sampe lupa jam."

Setelah menghabiskan coklatnya Jihan menaruh gelasnya di wastafel lalu ia masuk ke kamarnya bersiap untuk tidur. Namun deringan hpnya justru membuat Jihan mengurungkan niatnya untuk tidur ia mengambil hpnya lalu menekan icon berwarna hijau.

"Hallo, won?."

"Lo masih belum tidur ji?!."

"Hehehe belum, ini mau tidur eh kamu malah nelpon."

"Eh sorry gue ganggu lo ya."

"Eeh engga kok."

"Yaudah tidur gih sana, besok jalan mau gak?."

"Kemana emangnya?."

"Ada deh, besok abis gue pulang kuliah gue jemput lo di apartemen lo."

"Eum oke."

"Yaudah tidur sana."

"Matiin dulu telponnya."

"Lo aja yg matiin."

"Kamu aja."

"Lo aja."

"Kamu won."

"Yaudah gak usah dimatiin, biarin aja ampe tidur."

"Berarti aku nemenin kamu tidur?."

"Kebalik Han Jihyo gue yg nemenin lo tidur."

"H-hah? K-kamu tau nama aku dari mana?."

"Karna dulu kita pernah temenan."



𝒟𝑒𝓈𝓉𝒾𝓃𝓎



"Masa iya Sunghoon itu mafia?." Satu kalimat yg sedari tadi Soeun tanyakan pada dirinya sendiri.

Soeun masih tidak percaya jika seseorang seperti Sunghoon yg terkenal dengan sikap dinginnya tapi terkadang random bisa menjadi seorang mafia. Satu kata lainnya "Bagaimana caranya?."

Gadis itu mengacak-acak rambutnya. "Argh! Udahlah bisa gila gue mikirin pertanyaan yg udah jelas jelas gue udah tau jawabannya. Intinya sekarang gue pengen bantuin mereka titik gak pake koma." Kemudian Soeun melompat dari tempat tidurnya saat mendengar teriakan Jihoon dari luar kamarnya.

"WOY BUKAN PINTUNYA!."

"BUKA AJA KALI GAK DIKUNCI." Soeun membalasnya dengan teriakannya.

"Kenapa gak ngomong kalo gak dikunci??." Ucap Jihoon sambil membuka pintu kamar adiknya itu lalu ia berjalan menghampiri Soeun yg duduk di kasurnya.

"Ya lo gak ngetok."

"Lo budek atau gimana sih jelas jelas dari tadi gue udah ngetok, dodol."

"Dih dodol dodol gue manusia bukan dodol."

"Bodo." Lalu Jihoon merebahkan tubuhnya ke kasur si bungsu.

Ting, tiba-tiba Soeun memiliki sebuah ide. "Kak."

"Hmm?."

"Ajarin gue jadi mafia dong." Ucap Soeun pelan ia takut Jimin mendengar ucapannya yg merupakan rahasia Jihoon, dan hanya Soeun yg mengetahuinya.

Jihoon langsung bangun dari rebahan nya. "Enak aja gak gak gak!." Ucapnya sambil menggeleng geleng.

"Ajarin dong kak, gue juga pengen."

"Eun mafia tuh bukan sembarangan, gue gak mau lo jadi mafia yg main sat set sama senjata." Jihoon mengusap pelan surai panjang adiknya itu.

"Gue janji gak main sat set sama senjata tanpa alasan." Ucap Soeun memelas.

"Sekali enggak, enggak eun."

Soeun menepis kasar tangan Jihoon lalu ia menutupi wajahnya dengan bantalnya. "Keluar sana." Usir Soeun pada kakaknya.

Jihoon hanya bisa menggeleng geleng melihat tingkah si bungsu sepertinya gadis itu merajuk. Lelaki itu menghela nafasnya, "Janji lo gak main main sama senjata tanpa alasan?."

Soeun menjauhkan bantalnya dari wajahnya, kemudian menatap Jihoon sambil mengangguk-angguk. Lucu membuat Jihoon mengacak-acak rambutnya, ini terlalu menggemaskan.

"Besok ikut gue."

"Okey."









𝒟𝑒𝓈𝓉𝒾𝓃𝓎









Ni-ki baru saja masuk kerumah setelah memasukkan motornya ke garasi. Ia membuka pintu lalu menutupnya kembali saat sudah berada didalam.

"Buset sepi bener nih rumah penghuninya pada kemana dah." Ucapnya sambil berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Prang

Langkahnya terhenti saat mendengar benda jatuh dari arah dapur. Dengan cepat ia menuju kedapur, siapa tahu suara benda jatuh itu dibuat oleh sosok dari alam sebelah.

Namun sayangnya didapur justru menampakkan sosok Sunoo yg sedang bertarung dengan peralatan membuat kue. Ni-ki menganga tak percaya dengan apa yg dilihatnya. "Lo ngapain?." Tanyanya.

Sunoo sedikit kaget dengan keberadaan Ni-ki. "Berak! Lo gak liat gue lagi ngapain."

"Lo ngeberantakin dapur hyung, gue aduin ke Jay hyung lo." Ancam Ni-ki, namun Sunoo tak takut sedikit pun. "JAY HYUNG DAPUR LO DI BERANTAKIN SUNOO HYUNG." Seru Ni-ki.

Tak butuh waktu lama Jay datang kedapur dengan menggunakan kaos hitamnya dan juga celana piyama nya. "Lo ngapain di dapur noo?." Tanyanya sambil menghampiri Sunoo

"Ya mau bikin kue lah, gue mau ngasih ke Jaehee soalnya seminggu lagi album barunya rilis." Sahut Sunoo.

"Ck! Minggir minggir—." Jay mendorong tubuh Sunoo untuk ke pinggir dan ia yg akan mengambil alih. "—Lo kenapa gak ngomong kalo mau bikin kue! Kalo gini kan jadi berantakan dapurnya, liatin nih gue kasih tutor membuat kue!."

Ni-ki meletakkan tas dan paper bag yg berisi barang yg ia beli di mall bersama Zoa. Diletakkan diatas meja makan, lalu menghampiri Jay dan Sunoo. "Lo mau ngapain?." Tanya Sunoo.

"Gue juga mau belajar." Sahut Ni-ki sambil memasang apron.

"Tapi gak gratis, bikinin gue chocolate latte?." Ucap Jay.

"Definisi ada udang dibalik batu ya gini, pengen ngasih tutor ternyata ada sesuatu dibalik ngasih tutor." Ucap Sunoo dengan muka julid nya.

"That's easy."

"Dih gaya lo."

"Oke that's easy kata lo, gue tunggu chocolate latte buatan lo."

"Liatin nih gue kasih tutor membuat kue nya, jangan lengah." Kemudian Jay mulai mengajari dua sahabatnya itu membuat kue.





















—Tbc—

Destiny  -REVISI-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang