Twenty seven

60 12 2
                                    

Kini Monday dan Zoa sudah sampai di rumah sakit mereka sedang menuju ke ruangannya Soeun.

Mereka sudah berada di depan pintu ruangan Soeun saat Zoa ingin membuka pintu suara roda mengalihkan atensi mereka, Zoa dan Monday membalikkan badan tepat di depan mereka beberapa orang suster dan seorang dokter sedang membawa seorang pasien.

Monday begitu memperhatikan pasien yg dibawa oleh dokter itu, dan betapa hancurnya hati nya saat mengetahui siapa pasien itu matanya membulat sempurna Monday pun berlari menyusul dokter itu.

Karna tiba-tiba ada seorang gadis yg menghampiri mereka dokter itu berhenti dan bertanya pada Monday. "Maaf anda siapa?."

"Saya kekasih dia dok." Sahut Monday kini gadis itu mengenggam erat tangan sang kekasih yg berlumuran dar4h.

Dokter itu mengangguk mengerti lalu ia kembali membawa Jay ke ruang Unit Gawat Darurat.

Saat ingin masuk ke ruangan dokter itu menghentikan Monday. "Maaf tapi anda tidak bisa ikut masuk anda harus menunggu diluar."

Dengan berat hati perlahan Monday melepaskan genggaman tangannya.

Saat pintu UGD tertutup Monday terduduk dilantai rumah sakit yg dingin ia menangis sejadi-jadinya, hatinya sangat hancur melihat kondisi Jay.

"Eon lo kenapa nangis disini?." Tanya Zoa khawatir melihat Monday.

Zoa pun membantu Monday berdiri lalu membawanya duduk di bangku yg ada di depan ruangan. "Lo kenapa?."

"Zo, Jay....." Monday tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

Tiba-tiba seorang pria dan seorang wanita datang tentu saja mereka adalah om dan tante nya Jay. "Monday." Monday mendongakkan kepalanya mendapati tante nya Jay yg berdiri dihadapannya.

Monday berhamburan memeluk tante ia menangis lagi. Melihat kekasih keponakannya yg kini sedang menangis tante pun berusaha menenangkan Monday.

Sementara om nya Jay sedang mondar-mandir di depan pintu.

"Zoa?." Suara itu tidak asing bagi Zoa, Zoa pun menoleh ke sumber suara ternyata Ni-ki.

"Ni-ki."

Ni-ki pun duduk disamping Zoa. "Ngapain lo disini? Terus kenapa kak Monday nangis dan kenapa ada om dan tante nya Jay hyung?." Tanyanya.

"Kamu akan tau sendirinya." Sahut Zoa ia kini perlahan mulai menyadari alasan kenapa Monday menangis.

"Maksud lo?." Zoa hanya diam tidak menyahut membuat Ni-ki semakin kebingungan.

Akhirnya dokter pun keluar mereka semua langsung menghampiri si dokter. "Dokter bagaimana keadaan keponakan saya?." Tanya om nya Jay.

"Apakah kalian keluarga dari pasien?." Om dan tante mengangguk. "Maaf saya tidak bisa menyelamatkan nyawa pasien, kecelakaan yg pasien alami begitu hebat saya meminta maaf pasien dinyatakan meninggalkan dunia ini."

Mendengar kabar buruk itu Monday merosot ke lantai ia kembali menangis sedangkan tante nya Jay tiba-tiba pingsan beruntung Zoa yg berdiri disamping tante bisa menangkap tubuh wanita itu.

Sama seperti Monday, mendengar kabar buruk tentang sahabatnya Ni-ki juga hancur. "H-hyung."



Semua orang sudah pulang hanya tersisa Monday yg masih setia berada di samping makam sang kekasih. "Kamu kenapa harus pergi?."

"Kita kan pernah janji untuk menua bersama tapi kenapa kamu mengingkari janji itu Jay? Andai waktu itu aku nerima ajakan kamu buat bareng kerumah sakit mungkin semua ini gak akan terjadi dan kamu masih ada sampai saat ini, Jay aku belum siap kalau harus ditinggal secepat ini maaf aku belum bisa mengikhlaskan kepergian kamu Jay."

Destiny  -REVISI-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang