Di sinilah mereka sekarang, kamar milik Michelle. Michelle menyuruh pelayan untuk menyiapkan teh dan beberapa cemilan sebagai teman mengobrol. Michelle sendiri bingung ingin memulai obrolan dari mana, takut salah namun saat dia menggunakan bahasa Inggris dengan fasih wajah Selena sangat terkejut mendengarnya. Pelayan masuk memberikan teh dan cemilan sesuai perintah Michelle tadi dan menyajikan itu dengan baik.
“Apa yang ingin kakak bicarakan dengan ku?” Tanya Selena dengan nada serta ekspresi se biasa mungkin.
“Siapa sebenarnya dirimu? Aku kerap mendengar kata-kata asing yang keluar dari mulut mu.” Ujar Michelle dengan tatapan penasaran.
“Jika aku jujur apa kakak akan mengadukan ku pada ayah dan ibu?” Tanya Selena takut-takut di usir bagaimana pun dia tidak memiliki tempat berlindung saat ini.
Michelle memandang rumit Selena yang menanyakan hal itu, bagaimana bisa dia memiliki pikiran dangkal yang seperti anak kecil. Persoalan ini hanya ada dirinya dan Michelle saja mana mungkin akan sampai ke telinga orang lain.
“Tidak akan, katakan siapa dirimu. Aku juga akan memberitahu mu siapa aku sepertinya kita memiliki nasib konyol yang sama.” Ujar Michelle terkekeh saat mengingat fakta dia tersesat ke dunia aneh ini.
“Aku bukan berasal dari sini lebih tepatnya aku datang dari dimensi masa depan. Lucunya lagi aku masuk ke dalam cerita yang aku buat saat dimasa depan semua orang disini merupakan karakter buatan ku, termasuk dirimu.” Ujar Selena lalu mengambil jeda untuk bernafas.
“Arrelie Dinara Mahardika, itulah nama gue. Gue mati karena kecelakaan lalu tanpa gue tahu bagaimana jadinya jiwa gue nyasar disini sebagai Selena.” Penjelasan Selena membuat tubuh Michelle menegang seketika.
Tanpa aba-aba Michelle bangkit dari duduknya kemudian memeluk Selena dengan erat seakan menumpahkan rasa rindu yang teramat lama. Michelle juga menangis di pundah Selena, bahunya bergetar tak mampu menahan isak tangisnya.
“You’re my sister.” Ucapnya dengan suara serak karena menangis, Michelle melepas pelukan itu sambil mengusap air matanya yang tersisa.
“What? I don’t understand. Coba katakana dengan jelas.” Tanya Selena dengan rasa penasaran yang begitu besar.
“Gue Aretta saudara kembar lo bodoh! Gue juga tersesat disini di cerita lo anj*ng lah kesel banget gue.” Uangkap Aretta dengan menggebu-gebu.
“Lo bisa ngomong kasar juga diajarin siapa?” Tanya Arrelie sambil menahan tangisnya untuk tidak keluar.
Sekuat apapun Arrelie menahan air matanya, buliran bening itu jatuh juga membasahi pipi mulus Arrelie. Tangisannya pecah saat melihat lucunya takdir membuat mereka berdua berada di dunia ini bersama.
“Karena kita berada disini mari kita hancurkan alurnya.” Ajak Arrelie dengan senyuman licik sambil menatap Aretta penuh semangat.
“Tapi gue gak bisa menghindari takdir untuk menjadi pasangan putra mahkota.” Jawab Aretta lesu saat dirinya bermimpi bertemu dengan Michelle.
“Maka kita buat bajingan itu mencintai mu, mungkin belum banyak pembaca dan dirimu ketahui jika sebenarnya protagonist wanita juga memiliki perasaan pada Kavien. Gadis itu tidak benar benar tulus mencintai putra mahkota karena keserakahan menguasai dirinya, dengan ini kita bisa menjadi villain sungguhan.” Jelas Arrelie dengan nada semangat untuk merubah takdirnya.
“Kedengarannya sangat bagus, tapi kenapa tiba-tiba lo punya sihir?” Tanya Aretta penasaran.
Tak terasa waktu sudah malam, banyak sekali yang mereka bicarakan. Aretta menjelaskan bagaimana kejaidan setelah dia meninggal dan bagaimana bisa Aretta ikut tersesat disini bersamanya. Kini kedua suadara itu tengah menyiapkan makan malam bersama para pelayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain's Princess - END
Romansa#transmigrasi01 END - Cerita pertama jadi maaf kalo masih jelek Aretta si jenius yang merupakan siswa penyumbang prestasi terbanyak setiap tahun nya. Memiliki muka datar dan tak banyak bicara, Aretta cenderung gadis yang cuek. Arrelie si tengil yan...