0.3

117 43 9
                                    

Sang mentari mulai menampakkan sinarnya. Seperti biasanya, Freya bangun dengan tergesa-gesa, ia takut bila terlambat. "Untung masih jam segini," Ucap Freya setelah menatap jam yang berada di atas nakas. Beberapa menit berlalu, Freya memutuskan untuk bersiap-siap setelah beberapa menit ia habiskan hanya untuk menatap sang mentari.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Freya! Sarapan dulu!" Panggilan itu selalu Freya dengar setelah ia selesai bersiap-siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Freya! Sarapan dulu!" Panggilan itu selalu Freya dengar setelah ia selesai bersiap-siap.

"Iya bu! Sebentar lagi Freya sarapan!" Ucap Freya dari arah kamar. Setelah menyiapkan segala perlengkapan untuk sekolah, Freya bergegas menuju meja makan untuk sarapan bersama kedua orang tuanya. Saat ia duduk di kursi meja makan, ia melihat ponselnya yang menunjukkan beberapa pesan dari pacarnya, Givan.

Ia berniat membalas pesan itu, namun ibu sudah menegurnya terlebih dahulu. "Freya, simpan dulu ponselmu itu." Tegur sang ibu.

"E-eh iya bu, maaf." Balas Freya lalu menyimpan ponselnya. Setelah sarapan Freya bergegas menyusul ayahnya yang sudah menunggu di mobil untuk mengantarnya menuju sekolah.

Waktu berlalu selama tiga puluh menit, Freya akhirnya sampai di sekolah kebanggaannya. Ia menatap gerbang yang menyambut nya saat ia turun dari mobil, dalam hati ia berkata "ayo semangat buat hari ini."

Freya memasuki kelas. Beberapa temannya menyapa Freya. Freya menatap sekitarnya, sudah ramai teman teman yang berangkat. Bangku yang masih kosong. Pacarnya, Givan belum berangkat.

GRADUADIED || NA JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang