0.5

69 33 6
                                    

Bell masuk telah berbunyi. Guru juga sengaja mengosongkan kelas. Agar anak muridnya bisa berkoordinasi untuk mempersiapkan lomba. 

Dikelas, Fauzi sebagai ketua kelas tampak pusing sendiri. Warga kelasnya sibuk dengan urusan masing masing. Hanya karena tidak ada guru, bukan berarti tidak ada tugas bukan. 
Tidak, ini bukan jam kosong. Fauzi membagi kelasnya menjadi tiga bagian. Satu membuat kostum, satu membuat mading, dan satu membuat yel yel. 

“Jadi teman teman, semua. TOLONG FOKUS KE SAYA SEBENTAR!! “
Fauzi sudah membagi kelompok dengan perhitungannya sendiri. Nama nama kelompok tersebut sudah tertulis di papan tulis. 

“Gue ikut yel yel! “

“Gue tuker sama Aldo! “

“Gue tidur aja dirumah”

Ucapan itu membuat Fauzi terpancing emosi. Dia sudah kesal harus berteriak teriak malah mereka menanggapi seperti itu. 

“Pokoknya kelompok kayak gini, ada pertanyaan lagi? “

Shella mengacungkan tangan dan bertanya. “Kok mading cuma sedikit, itu yel yel banyak banget!!! “

“Bener itu, banyak banget! Tolongin buat kostum lah”

Fauzi menarik nafas pelan bersiap akan menjelaskan. “Mading cuma buat satu, ukuran kertas besar, enam orang cukup. Kostumnya dua belas. Kenapa banyak? Karena kostum buat dua baju, buat cowo dan cewe. Silahkan cari modelnya. Nah sisanya nanti buat yel yel kelas”

“Tema madingnya gimana? Kasih contoh dong”

“Tema madingnya tentang kemerdekaan, ya kayak perjuangan perjuangan pahlawan atau biografi pahlawan. buat kelompok kostum, modelnya mau siapa? “

“Shella sama Aldo! “ Ucap arum. 

“Gak! “

“Aufa sama Naren aja mending”

🪐🪐🪐

“Gue sebenernya gak mau jadi model kelas” Keluh Naren kepada teman temannya. 

Kelompok kostum setelah pulang sekolah berkumpul di rumah Aufa untuk membuat kostum. 

“Nih Frey, lo kan kreatif, desain deh. “ Safa menyerahkan buku dan pensil kepada Freya. 

Freya  menoleh, dia mengiyakan saja dan mengambil buku itu. “Yang cewe, mau buat dres atau baju aja? “

“Dres aja nggak si? “

Freya menyerahkan bukunya kembali. “Kalo dibuat dres, nanti lepas pasangnya susah bisa rusak juga. Kalo model kaya gini, tinggal masukin tangannya aja terus dikasih pita buat ngencengin perut, kalo kita ngankat tema raja ratu, pake mahkota sama tongkat” 

“Gue setuju. Bahan bahannya mau pake apa emang? “

“Koran? Atau plastik? “

“Kalo koran nanti bisa basah, Fa mau warna apa? “

“Merah putih aja, kan kemerdekaan. Nahkan itu dres nya kak dibuat layer kan, nah itu nanti di selang seling. Biar bagus. Merah putih merah putih” Usul Safa. 

Azia mengangguk menyetujui. “Yaudah beli plastiknya dulu, gue mager gerak”

“Apa aja yang perlu dibeli? Biar sekalian gitu”

“Coba plastik yang tadi dibawain Fitri aja, kalo itu berhasil baru beli lagi, nanti biar gue sama Freya berangkat” Ucap Lea memberi usulan. 

Freya mengangguk saja sedangkan Aufa mengambil plastik yang tadi diberikan oleh Fitri untuk membuat kostum. 

GRADUADIED || NA JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang