0.9

33 2 0
                                    

"KARENA LO TITIK PERMASALAHAN NYA!" bentak Givan.

Freya terdiam. Jadi dia salah? Tapi salah пуа ара. "Gue baru sadar, kalau selama ini gue selalu sama lo. Gue jadi jarang ada waktu sama temen-temen gue" jelas Givan.

Freya menatap Givan. "Denger gue baik baik. Gue gak pernah ajak lo buat pacaran"

"Kalau memang hubungan gila ini jadi beban lo, KENAPA LO PACARIN GUE BANGSAT?!"

"Frey-"

"Kenapa lo gak minta putus aja sekalian? Atau harus gue yang nyatain kita putus?" tanya Freya sinis.

"Gak usah aneh aneh!" sela Givan cepat.

"Lo yang aneh!" sentak Freya.
Hening. Angin yang berhembus kali ini malah membuat suasana semakin suram. Kepala Freya mengadah ke atas langit, sepertinya akan turun hujan. Langit sudah sangat mendung.

"Kasih gue waktu" ucap Givan memecah keheningan.

"Gue mau perbaiki pertemanan gue dulu. Gue harap lo mau ngerti" lanjut Givan.

Freya menghembuskan nafas nya, menatap Givan tepat di matanya "Terserah, lo mau minta break silahkan. Mau minta putus sekalian juga, silahkan"

Givan kembali ke dalam rumah sakit. Dengan perasaan yang campur aduk. Semoga pilihan nya kali ini tak salah. Bukan, bukannya dia gak mau lagi sama Freya. Dia harus memperbaiki pertemanan nya dulu, jika semuanya sudah membaik, Givan akan memperbaiki hubungan nya dengan pacarnya.

Takutnya jika Givan masih bersama Freya terus, teman teman nya akan menganggap Freya yang tidak tidak. Contohnya, Sebagai perusak pertemanan.

"Loh Van, pacar lo mana?" tanya Aufa saat melihat Givan kembali hanya sendiri.

"Pulang" singkat Givan.

"Lo gak anter? Ini kan udah maghrib" tanya Afkar.

"Iya, mana hujan lagi" sambung Ghastan.

Givan terdiam sesaat "Biarin, dia udah gede."

"Stres lo, Givan! " Ucap Aufa dengan berteriak.

Semua yang ada di sana menatap Givan tak percaya. Tumben.

"Tumbenan banget, biasanya selalu bersama. 24/7 sama Freya" sindir Rayhan.

🪐🪐🪐

Freya baru saja sampai di rumah. Untung saja sebelum hujan turun, taxi online nya sudah datang terlebih dahulu, jadi Freya tidak kehujanan. Memikirkan kejadian tadi malah membuat kepalanya serasa ingin meledak.

Saat akan membuka pagar rumah, ada seseorang yang memanggilnya. "Dek" panggil seseorang dibelakangnya.

Freya menatap orang itu dari atas sampai bawah, celana ripped jeans berwarna hitam yang digulung hingga sebatas betis, agar tidak terkena genangan air. Dan kaos putih polos, kaki yang memakai sepasang sandal jepit, juga tangan yang memegang payung.

"Ngapain lo?" tanya Freya. Mood nya sedang turun, malah di tambah kedatangan orang yang sama sekali tidak diharapkan kehadiran nya.

"Ketemu sama lo lah. Yakali ketemu sama bapak lo" canda Agung.

Tapi jujur, gak lucu sama sekali kalau kata Freya. "Mau apa?" tanya Freya.

"Masuk dulu kali Frey, hujan nih basah" ucap Agung.

Freya menghela nafas nya, kemudian membuka pintu pagar nya. Keduanya berjalan beriringan menuju pintu rumah Freya.

Agung menaruh payung nya di halaman depan rumah Freya. Freya membuka pintu rumah nya "Assalamualaikum"

GRADUADIED || NA JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang