Didepan kaca. Kini, ada seorang gadis yang sedang menghela nafas berat.
Hari ini adalah hari kelulusan. Setelah mengenyam pendidikan tiga tahun dan setelah berjuang dengan ujian nasional yang cukup membuat otak memanas.
Freya duduk didepan kaca dan mempercantik dirinya. Dia mengenakan kebaya terbaiknya untuk kelulusan ini. Mata Freya menelisik di kaca. Dia tersenyum memandang kebaya yang dia kenakan.
Kebaya pilihan Givan.
Hari yang dia tunggu tunggu dengan sosok tersebut untuk merayakannya bersama. Kini hanya akan menjadi awangan semata. Givan sudah tenang disana dan Freya harus tetap menjalani dunianya.
Masih ada rasa untuk Givan. Freya tidak mau memaksakan hatinya untuk melupakan Givan. Biarkan itu hilang dengan sendirinya.
"Lo nggak boleh nangis lagi" Monolognya berusaha tidak menangis di depan kaca. Dia menatap kotak hitam yang ada di atas meja belajarnya, itu kado dari Givan di hari ulang tahunnya. Teringat kembali kalimat kalimat dan kenangan kenangan yang telah mereka berdua buat diwaktu lalu. Kenangan manis yang terlalu cantik untuk dilupakan.
"Lo nggak nepatin janji Van "
Freya menunduk, dia masih belum berani membuka kado dari Givan. Rasa sakit dan rasa kehilangan masih memenuhi hatinya dan dia belum siap untuk membongkar kembali kenangan kenangan lamanya bersama Givan. "Katanya mau lulus bareng"
"Freya ayok, sudah siap belum nak" Panggil ibu Freya dari luar kamar. Dengan segera, Freya merapikan sedikit rambutnya dan berjalan keluar kamar.
"Anak ibu cantik banget" Ujar Ibu Freya menatap putri semata wayangnya.
"Pasti, ayo berangkat"
Freya memesan taksi menggunakan gadgetnya. Tak berselang lama. Pesanannya sudah datang.Freya berjalan memasuki gerbang sekolah bersama sang ibu. Acara kelulusan ini, memang peserta didik wajib mengajak orang tuanya. Ataupun wali untuk menghadiri acara ini.
Freya berkumpul dengan teman temannya sedangkan para wali murid berkumpul di dalam gedung. Semua murid berdandan dan berpakaian sebaik-baiknya untuk acara ini. Acara kelulusan selesai dengan cepat, Freya masih bersama teman temannya.
Sebentar lagi mereka akan berpisah karena mengejar cita citanya masing masing. "Kita harus banyak banyak foto! "
Tiga tahun sudah selesai. Saatnya menyambut perpisahan. Ada rasa senang dan sedih dalam satu waktu. Meninggalkan teman teman seperjuangan untuk kembali memperjuangkan mimpinya masing masing. Mereka saling berpelukan.
Tiga tahun terasa sangat cepat.
Freya mengangguk saja menanggapi. Dia selalu tersenyum. Namun dalam senyumnya. Dia sangat merindukan sosok Givan di hidupnya. Hari ini sangat istimewa. Pasti sangat istimewa jika ada Givan di sampingnya. Namun harapan itu sirna. Givan sudah pergi, pergi jauh. Jauh dari hidupnya."Frey, jangan bengong! " Ujar Ghastan yang ikut berkumpul.
Kini lapangan tidak hanya ramai oleh wali murid. Para siswa siswi juga sudah keluar dari gedung sekolah dan berkumpul di lapangan bersama. Tak jarang yang berfoto dengan keluarga atau pacar. Freya menatap sekeliling, dia masih mengharap ada Givan disini bersamanya.
"Sini gue aja yang fotoin!"
Freya mengerti saat Aufa dan Naren akan melakukan foto berdua. Freya menawarkan diri untuk memotret mereka. Tidak apa. jika dia tidak mendapatkannya, berarti temannya harus mendapatkannya. Ternyata tak hanya Aufa dan Naren yang akan berfoto berdua. Ada Billa dan Irzan, Ziza dan pacarnya, Fani dan pacarnya dan masih banyak lagi dari kelas kelas sebelah. Freya tersenyum melihat teman temannya yang bahagia bersama pasangannya. Pasti akan sangat indah jika Givan dan Freya masih bisa seperti mereka.