Hollaaa
Happy reading
Setelah berlarian kesana-kesini sebab ia tak mengetahui dimana letak kantin, kini Zora sudah duduk anteng dimeja paling pojok dengan Luna, sembari menikmati coki-coki yang baru saja Luna berikan.
Untung saja saat dipertengahan jalan, Luna melihat Zora yang seperti orang linglung tak tahu ingin kemana, namu saat ditanya ia ingin ke kantin.
Luna menatap Zora penuh selidik, pasalnya setengah hari ini sahabat nya ini begitu aneh, sangat aneh malah.
"Zor, lo beneran gak kenapa-kenapa kan?""Ck!lo nanya mulu, gue enggak kenapa-kenapa, cuma lagi puyeng aja, makanya gue kadang lupa setiap sudut sekolah ini, secara lo tahu sendiri ini sekolah gedenya kaya apa." Jelas Zora, ia takut Luna mengetahui dirinya ini bukanlah Zora yang asli, melainkan jiwa yang tersesat.
"Btw makasih ya,"
"tau aja lo, kalo gue doyan coki-coki." Cengir Zora
Sepertinya bersahabat dengan gadis ini tak begitu buruk, karna sudah mengetahui hal-hal kecil hingga hal besar dari diri tubuh ini.
Dengan demikian ia bisa sedikit mudah menjalani hidup didalam raga ini, dengan bertanya kepada Luna walaupun harus mencari ribuan alasan.
"Dih sejak kapan ini bocah jadi banyak bacot." Ucap Luna bergidik ngeri, melihat perubahan dari Zora semenjak kepalanya tak sengaja terkena lemparan bola basket.
Zora tak memperdulikan ucapan Luna dan tetap fokus memakan coki-coki nya dengan sangat menikmati dan penuh penghayatan.
Namun kenikmatan itu tak bertahan lama, ketika coki-coki miliknya yang masih setengah sudah tergeletak diatas lantai dingin, yang diakibatkan oleh gadis yang tiba-tiba saja merampas coki-coki miliknya.
Seketika itu rasanya dara yang mengalir ditubuh Zora seperti panas meledek-ledak, sangking kesalnya.
"Anjing!"
"LO NGATAIN GUE ANJING?!!"
Zora seketika kaget, mendegar suara menggelegar didekat kuping nya, yang begitu nyaring.
"Kuping gue pengeng begok!" Desis Zora sembari menatap gadis disebelahnya sinis, difikir tidak budek apa jika diteriaki seperti itu.
"Ngapain lo rebut coki-coki gue tan?" Tanya Zora santai sembari bersedekap dada.
"Tan?" Gadis berambut pirang berwarna unggu itu mengerutkan alisnya bingung
"Tante bro, itu aja kaga paham." Decak Zora dengan mimik wajah yang mengesalkan seperti bocah-bocah kematian.
Penghuni kantin menahan tawa, mendegar jawaban dari gadis yang biasanya bersifat acuh tak acuh tiba-tiba saja mengeluarkan kalimat lucu.
Menurut mereka itu sangat lucu dengan wajah khas juteknya sangat tidak cocok dengan kalimat lucu yang baru saja Zora lontarkan.
"Ngomong-ngomong itu rambut warnanya ungu bener neng, biasanya kan ungu melambangkan warna janda yak?"
"Situ janda ya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
gefa figuran novel (Tahap Revisi)
Teen Fiction~Welcome to my story ~ Janlup vote guyss!!♡ Gefa hanyalah mahasiswi kedokteran, yang melepas lelah dengan cara membaca novel, namun bagaimana sesuatu yang diluar nalar manusia terjadi kepada dirinya, ia memasuki dunia novel yang...