part 25

18.1K 896 8
                                    

Happy reading guys
Kembali lagi niiii

Matahari bersinar kembali, beberapa kain berserakan di lantai, dengan dua sosok sepasang manusia mengisi ranjang dengan sang wanita tertidur, berbeda dengan sang laki-laki, justru menikmati waktu dengan menatap wajah sang istri yang kini berada dalam pelukan hangat miliknya.

Dari selesai mereka melakukan kewajiban mereka sebagai pasangan sah, laki-laki itu tak melepaskan matanya dari wajah sang istri yang tertidur lelap, tercetak jelas kelelahan pada wajah gadis, ah wanitanya itu.

Tangan itu tak henti-henti nya menelusuri setiap inci wajah sang wanita, dengan di temani jantung berdetak hebat.

Senyuman tak pudar dari wajah tampan miliknya, rasanya sungguh luar biasa. Tak heran laki-laki yang sudah beristri di luaran sana menginginkan pulang cepat setiap harinya, contohnya sang ayah.

"Sayang, aku semakin tergila-gila sama kamu" bisiknya pelan.

"Gimana dong?" Lanjutnya

Mata elang itu menatap penuh obsesi pada miliknya, tidak akan ada yang bisa mengambil wanitanya, dipastikan ia akan mengikat wanita ini untuk dirinya seorang selamanya, apapun caranya.

"Jangan pernah coba-coba pergi dari aku ya, kasian mata cantik ini." Ucapnya pelan dan menjeda sembari mengusap dua bola mata yang tertutup itu.

"Bola mata indah ini, akan ku pastikan tidak akan melihat dunia luar lagi" serigaian mengerikan terlihat jelas pada wajah itu.

Tringg

Tringg

Kepala gara menoleh pada ponsel di atas nakas dengan wajah kesal, dengan kesal ia meraih ponsel itu dan mengangkat nya.

"Woi cepetan anjir, ini bang dewa udah ngamuk"Teriak sang penelepon dari sebrang sana.

"Bacot." Balas gara dan mematikan sambungan telepon tersebut.

Dengan pelan ia membetulkan posisi tidur zora yang terlihat tak nyaman, tubuhnya sedikit menunduk dan memberikan kecupan singkat pada sang istri.

"Sayang aku pergi dulu, satu bulan kedepan kita tidak akan bertemu"

"Dan kamu jangan nakal, okey?"

Tubuhnya yang sudah terbalut jaket hitam dengan celana jeans hitam, melangkah menarik koper yang sudah tersedia disana.

Terakhir matanya melirik kamera pengawas yang berada pada plafon pojok kamar, semua itu ia lakukan semata-mata untuk keselamatan zora.

Setelah pintu kamar tertutup, tak ada suara lagi, hanya suara dengkuran halus yang terdengar. Namun tak berselang lama, dengan kuran itu berhenti digantikan dengan bola mata yang terbuka lebar secara spontan.

Dengan linglung zora terbangun dari tidurnya, dipadukan rasa sakit kepala yang menyerang nya.

Merasakan dingin dari ac yang menyentuh kulit nya secara langsung, apa secara langsung?

Tangan itu beralih menatap tubuh bawahnya yang tak menggunakan sehelai benangpun, tubuh itu menegang sempurna.

"Sial gue ngapain tadi malem!!!"

gefa figuran novel (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang