epilog

21.4K 1.1K 35
                                    

Happy reading guys
Semoga suka yaaa

13 tahun kemudian.....

Selama tiga belas tahun lamanya sepasang suami istri yang telah di karuniai dua orang anak itu bersama, tidak adanya yang berkurang diantara keduanya, cinta semakin tumbuh dan berkembang setiap harinya.

Sepasang suami istri itu tengah menikmati waktu berdua di taman belakang mansion yang selama ini menjadi tempat tinggal mereka, keduanya saling bertukar cerita.

"Sayang kamu nggak ada niatan mau nambah pelayan lagi?" Tanya sang suami, tangan nya merangkul mesra sang istri yang tengah bersandar pada bahu lebar nya.

Wanita itu mendongak kemudian menggeleng kan kepala.
"Bini nur aja udah cukup mas." Ucapannya dan kembali menyandarkan kepalanya.

Sang suami yang mendengar panggilan yang disematkan untuk dirinya dari sang istri merasakan desiran aneh dari dalam hatinya, padahal panggilan itu sudah lama ia dapatkan, namun rasanya jantung nya masih saja suka berdetak ketika wanitanya memanggil nya dengan sebutan itu.

"Beneran nggak capek, kamu harus urus sendiri keperluan Fea sama Fagla loh?"

Berbicara tentang Fea dan Fagla, mereka adalah buah hati mereka yang telah mulai beranjak remaja, mendengar nama kedua manusia tercintanya di sebut, seketika zora duduk dengan tegap.

"Oh iya mas, fea sama fagla belum aku jemput!!"panik zora, wanita itu berniat berdiri, namun urung karena ditahan oleh sang suami.

"Fea di jemput sama Bastian, fagla bareng Luna kesini nya." Jawab Gara menenangkan sang istri yang terlanjur panik.

Zora bernafas lega mendengar jawaban sang suami, mereka hari ini memang berencana untuk berkumpul bersama di kediaman Gara dan Zora.

"Duduk lagi aja sini, kita mojok." Ucap Gara dan menarik tubuh Zora untuk duduk, dipeluknya tubuh wanitanya dengan erat.

"Sayang banget sama kamu." Zora tersenyum melihat tingkah suaminya yang bermanja-manja, siapa sangka bahwa ia akan berada di fase ini, fase dimana orang yang ia anggap akan menjadi maut nya justru dapat ia taklukkan dengan sangat amat baik, orang yang ia anggap akan membunuhnya dapat ia buat menangis sesenggukan ketika menyaksikan perjuangan nya untuk melahirkan kedua putra dan putrinya.

"Yang, masih trauma aku kalau ingat kamu lahiran." lirih Gara

"Ya mau gimana, kan itu Udah jadi tugas aku mas." Ucap Zora terkekeh.

"Pokok nya nggak mau lagi liat kamu kesakitan gitu." Cicit Gara.

Zora tak menjawab ia hanya diam mengingat bagaimana ia bisa sampai kesini, sejak ia mengandung fea yang notabenenya anak pertama mereka, disitulah Zora memutuskan untuk tidak mencoba mencari tahu cara untuk kembali ke dunianya dulu, ia akan menerima dunia barunya, ia akan mengubur kehidupan sebelumnya, walau ada rasa sesak ketika mengingat kedua orangtuanya.

Ketenangan mereka hanya berlangsung selama satu jam, karena tak lama kemudian suara gaduh dari belakang tubuh mereka terdengar.

"Pokoknya kamu jangan deket-deket sama cowo dekil itu ya fea, om nggak terima, titik nggak pake koma apa lagi tanda tanya." decak bastian, sedangkan manusia yang tengah ia omeli hanya terdiam dengan wajah cemberut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

gefa figuran novel (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang