part 6

27.4K 1.5K 9
                                    

Holla holla

Happy reading guys!!!

Ting

Gadis bertas coklat dengan kunciran kuda tengah berjalan malas menuju rumahnya, ia harus jalan kaki karena mobil sopir nya tadi tengah mogok, mau tak mau dia lebih dulu melanjutkan langkahnya, sebenarnya tadi berniat memesan ojol, namun sayang seribu sayang, dirinya selalu di tolak, sama ojol saja dia ditolak, apalagi dengan gara yang gay asekk.

Namun langkahnya harus berhenti karena suara notifikasi dari ponsel Boba nya, hanya nomor yang tertera disana.

"Jangan sampai antagonis mati, jika dia mati maka kamu juga akan ikut menghilang" itu lah isi pesan dari nomor tak dikenal.

Zora masih mencerna, siapa yang mengirimkan pesan seperti ini, awalnya hanya ingin menganggap sepele, namun zora sadar kini dirinya ada di dunia fiksi, seketika otaknya bekerja.

"Antagonis? Gara?" Gumam zora

Menyebut nama itu zora tersadar akan sesuatu.
"Sial, itu artinya gue gitu yang harus lindungi dia, walaupun badai angin ribut sekalipun?" Ingin rasanya zora menangis, kini dirinya diperintahkan untuk melindungi maut nya, woww impresif.

"PERY GUT PERY WEL, DI DEKAT GARA SUDAH DIPASTIKAN MATI WEL!!" Pekik kesal zora.

Sudah tahu dari tadi moodny sudah buruk, seburuk ahklah gara, ditambah lagi tentang laki-laki itu, sial.

"Ajjojing welah ajjojing!"

"Gini amat hidup, tau mah dulunya berdosa, tapi kaga di gantung gini juga yaallah"prustasi zora

Dirinya ini antara hidup atau mati sih, status nya di dunia saja tidak jelas, seperti hubungan yang baca.

Ditambah lagi bebannya yang harus melindungi gara dari maut, maut kok dilindungi dari maut herman.

Brakk

Perhatian zora teralihkan dengan suara berisik dari belokan yang belum zora jangkau dengan mata, karena keinginan tahu anak Indonesia yang besar, maka zora sebagai anak Indonesia segera melangkah mendekati suara itu.

Shhhh

A-ampun

Akhh

Karena semakin penasaran zora sampai berjinjit di tengah-tengah tumpukan kayu-kayu, Karena tumpukan itu menghalangi pandangan nya.

Dan saat sudah melihat dengan jelas, alangkah terkejutnya zora melihat pemandangan seseorang tengah disiksa oleh laki-laki yang mengunakan hoodie hitam dan topi hitam.

Matanya kian menyipit mencoba mengenali sosok itu, tapi zora tetap tak mengenalinya.

Ini tidak baik, sepertinya ia harus berhenti melihat kejadian itu, keinginan nya untuk meninggalkan tempat ini ia gagalkan, kala melihat pisau dan tato naga yang ada di leher laki-laki itu.

Seperti mengingat sesuatu, tubuh zora seketika menegang, ia ingat siapa sang pemilik tato naga itu.

Kali ini zora benar-benar turun dari tempat nya berpijak, karena tak hati-hati gadis itu tergores oleh satu papan kayu yang runcing, dan mampu membuat nya meringis ngilu.

Shh

"Bangsat segala kegores lagi, peri."cicit zora mencoba menahan ringissan nya.

Zora menoleh ketika merasakan bulu halus mengenai lengan nya, kucing berwarna oren tengah menatapnya dengan tatapan lucu.

gefa figuran novel (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang