part 24

18.5K 946 35
                                    

Happy reading guys
Tapi ini ngetiknya jantung sambil kembang kempis cokk, gugup guwehh😭

Langit yang tadinya berwarna biru perlahan merubah diri menjadi warna jingga yang indah, matahari perlahan-lahan mundur dan tertutup awan gelap.

Suara adzan berkumandang merdu saling bersahutan satu sama lain, aktivitas pun berhenti sejenak untuk melaksanakan kewajiban mereka dan juga ada yang berhenti dari aktivitas sekedar menghormati agama lain.

Sama hal nya dengan zora, gadis itu tengah duduk menghadap balkon dengan mukenah terpasang rapi di kepalanya, gadis itu tengah menunggu adzan selesai baru lah akan melaksanakan kewajibannya, walaupun zora adalah gadis yang belum bisa menutup auratnya dulu maupun hingga sekarang seperti bunda nya dan mama zeva, tapi zora tetap lah manusia yang butuh tuhan untuk membimbing nya, maka dari itu ia tak pernah mengasingkan tuhan pada kehidupannya dulu hingga kehidupan sekarang, kehidupan yang belum ia pahami.

Setelah adzan berhenti, baru lah gadis itu berdiri dari zona nyaman nya dam menuju lemari untuk mengambil sajadah yang terlipat rapi didalam sana.

Tangannya terjulur berniat mengambil sajah paling atas, namun niatnya digagalkan oleh tangan kokoh seorang laki-laki yang lebih dulu menarik sajadah dua sekaligus.

Zora terburu-buru menarik tangan nya, untungnya kedua tangan yang berbeda ukuran itu tak saling bersentuhan, tubuhnya berbalik ingin protes, namun urung terjadi.

Mata zora melotot tak menyangka dengan pemandangan dihadapannya, dihadapannya saat ini ada gara yang menggunakan baju kokoh dengan peci hitam yang terletak di kepala laki-laki itu, dan terdapat sisa-sisa air wudhu pada wajah laki-laki itu.

Zora menengguk air ludahnya susah payah kala mendapati pemandangan seperti itu, mati-matian ia menahan pekikan yang ingin keluar.

"Ganteng banget cok!!!"
Jeritan itu hanya dapat ia utarakan didalam hati saja.

"Bareng ya, aku yang imamin." ucap gara sembari mundur dan mengelar dua sajadah.

"Ha, o-oh iya." Ucap zora terbata kala tersadar dari lamunannya.

"Tapi, emang situ bisa?" Gumam zora kecil

Gara terkekeh mendengar ucapan zora yang seakan-akan meragukannya, ia berbalik dan menatap wajah cantik itu, sungguh indah ciptaan mu tuhan, itulah yang difikirkan gara saat ini.

"Nakal-nakal gini, aku masih suka ngaduh semuanya ke tuhan sayang."

"Apalagi perihal kamu, kaya nya malaikat juga udah muak dengan permintaan aku yang minta kamu setiap hari." Ucap gara menangapi keraguan zora.

"Lah kita kan baru ketemu, kenapa minta nya aku terus?"

"Nanti juga tahu, sekarang kita sholat dulu." Balas gara menoleh pada posisi berdiri tegap siap melangsungkan sholat.

"Allahuakbar"

Keduanya melangsungkan kewajiban mereka sebagai seorang muslim, suara lantunan ayat-ayat terdengar dari Gara, keduanya menikmati momen yang baru saja mereka rasakan.

Tak lama kemudian keduanya pun telah menyelesaikan ibadah, gara berbalik menjulurkan tangan nya pada zora, zora pun juga tak banyak protes seperti biasanya, gadis itu menerima dengan baik juluran tangan Gara.

gefa figuran novel (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang