part 8

24.8K 1.5K 33
                                    

Holla holla

Happy reading

Siang ini, zora memutuskan untuk turun ke lantai satu, karena sudah terkurung lama di dalam kamar, itu semua karena faleri mengundang teman-teman satu kelompok nya utuk mengerjakan tugas mereka dirumah ini.

Sebenarnya dirinya tak ingin turun, namun apalah daya perut mungil ini sudah minta untuk di isi.

Tapp

Tapp

Suara langkah kaki zora terdengar, orang-orang yang berada di ruang tamu seketika menoleh keasal suara itu berasal, dan terpampang lah zora.

Gadis itu terlihat sangat cantik dengan kaos oblong berwarna hitamnya di pandukan hotpants, sehingga kaki jenjang putih no baut-baut nya terlihat jelas.

Laki-laki yang ada diruangan ini meneguk air liurnya payah, melihat penampilan seperti itu. Dari banyak nya laki-laki diruangan ini, satu laki-laki bermata tajam berhazel coklat terang itu menatap tajam zora.

Sedangkan sang pelaku, tolong jangan di tanya karena gadis itu tak perduli sama sekali, ia lanjut melangkah menuju dapur, namun digagalkan dengan suara merdua sang kakak tercinta.

"Dek mau kemana?!" Pekik fale kesal, kala melihat penampilan adiknya yang mengundang mata jahanam teman-teman nya.

"Mangan sek, napa?"

"Yaudah buruan, terus naik!" Titah fale geram

"Iya, iya buset dah" gumam zora

Namun niatnya ia urungkan ketika melihat kehadiran sang bintang novel diatara banyak nya laki-laki dirumah ini, sepertinya hanya fale, lena, dan satu gadis berkacamata yang ada di kelompok ini.

"Widih ada kak lena nih"cengeges zora tak jelas

Sedangkan sang empu, menoleh dengan cepat saat namanya disebut.
"Iya ra" senyumnya manis

"Ih kok kamu bajunya terbuka banget si ra?" Tanya lena

"Waduh iya nih kak, aku lupa beli lem setan buat nutupnya" balas zora tak jelas, sungguh kini zora sangat mengesalkan, apalagi dengan gaya nya yang menyender pada guci berukuran besar disebelah nya

"Heh bacot lo!"

"Ngapain lo komentarin adek gue?" Sinis fale

"Fale jangan bentak lena!" Bukan lena yang membalas, melainkan bara sang protogonis pria.

"Ya lagian dia komentarin adek aku bar!!" Kesal fale

Disela-sela perdebatan bara dan faleri, zora melangkah sedikit mendekati laki-laki yang lumayan dekat dengan jangkauan nya.

"Enak nih jadi om-om truk" gumam zora dan mulai melancarkan aksinya.

"Kiw gara" bisik zora, tak lupa kedipan mata nya ia berikan ketika sang empu menoleh.

"Ikut tante yuk"

"Nggak." Balas gara malas

"Ayo dong dek, nanti tante kasih hadiah loh" goda zora tak jelas, sebenarnya ia hanya gabut saja sih, tak apa sekali-kali menggoda laki-laki ini, mana tau cinta, maut pun menjauh eak eak.

"BftttHAHAHA" tawa zora pecah ketika melihat wajah memerah dari gara yang siap melahap nya hidup-hidup.

Dengan terburu-buru ia berlari terbirit-birit menuju dapur tanpa menoleh kebelakang, sayang sekali gadis itu tak melihat seringai yang terbit dari sudut bibir gara.

Sesampainya didapur, zora meminum segelas air putih, setelah nya ia membuka kulkas mencari bahan-bahan yang bisa ia masak, tak lupa rambutnya yang sudah dicepol asal agar tak mengganggu kegiatan memasak nya.

Disela-sela kegiatan mencari bahan-bahan masak, seseorang datang tanpa diundang, laki-laki itu berdiri tepat dibelakang zora yang tengah sibuk dan tak menyadari kehadiran nya.

"Allahuakbar!!" Pekik zora nyaring, untung saja laki-laki itu menahan kepala bagian kepalanya sehingga tak jadi terbentur.

"Hati-hati bodoh!" Desis nya

" Ya lagian lo ngapain di situ, gue kaget!" Kesal zora, mengerucutkan bibirnya kesal, dikiran tak kaget apa.

"Minum."

Zora tak menjawab, ia menyingkir dan melangkah mendekati wastafel untuk mencuci bahan-bahan yang sudah ia ambil tadi.

Zora mulai memasak, tak susah baginya untuk memasak, karena di kehidupan sebelumnya ia kerap kali memasak jika bunda nya tak sempat memasak karena sibuk di rumah sakit.

Tak lama kemudian, semua menu yang zora buat telah matang. Selama dirinya memasak sepasang mata mengawasi nya, kan ia jadi merasa menjadi tahanan.

"Lah ente masih disini" basa-basi zora yang sangat basi.

"Makan?" Tawar zora

Sebelum gara menjawab, lebih dulu zora memasukkan nasi beserta lauk pauk kedalam mulut laki-laki itu saat terbuka ingin menjawab.

"Uluh-uluh anak mamah mau disuapin yah, sini-sini"celetuk zora asal.

Tak lupa menyuapi dirinya sendiri, dan lanjut menyuapi gara kembali, sampai makanan itu tandas tak tersisa di dalam piring.

"Omegat kenyang banget, masakan gue enak bener buset"

"Ini gue kudu ikut master chef ini" lihatlah bagaimana orang narsis berbicara kawand.

"Gimana sayang, masakan mama enak kan?" Ucap zora seperti berbicara dengan anak kecil, tak lupa tangan kecilnya menepuk-nepuk gemas kepala gara.

"Hm"

"Hm hm mulu, kali-kali yang lain napa" decak zora memutar bola matanya malas.

"Yes momy" bisikan berat terdengar dari telinga sebelah kirinya, mampu membuat zora yang memiliki mulut trompet terdiam membisu.

Keheningan tak berlanjut lama, karena kedatangan dua manusia Yang tengah kelaparan

"Anjing ini ngapa perut cerewet bet!"

"OII MINTA MANGAN!" Seperti monyet yang tak memiliki adap, bagas berteriak didapur.

"Heh anak monyet, gue tau lo ada virus, tapi jangan gini amat lah" prustasi bastian melihat tingkah laku sang kembaran.

"Bagas lapar abang" balasnya dengan gaya sok cute.

"Najes!!"

"Oy! Sini lo berdua" panggil zora

"Makan nih, katanya lapar"

"SIAP ZOR!"pekik senang bagas.

Zora berdiri dari duduknya dan melangkah meninggalkan dapur, rencananya ia akan melanjutkan aktivitas bersantui ria nya di kamar.

Dan untuk gara, laki-laki itu pun turun pergi meninggalkan dapur dengan raut datar seperti menyimpan perasaan kesal.

BERSAMBUNG......


gefa figuran novel (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang