part 27

15.3K 862 32
                                    

Happy reading guyss
Semoga suka ya...


Empat mobil terparkir secara acak-acakan di depan gedung terbengkalai yang lumayan jauh dari permukiman warga, orang-orang berbaju hitam dengan senjata yang siap di tangan masing-masing mengelilingi zora dan luna yang berada diatara mereka.

Sebelum menuju tempat dimana fale di sekap, zora sempat memberikan kabar kepada luna bahwa sang kakak telah di culik, dan gadis itu secara mendadak mengajukan diri untuk ikut serta.

"Lun kalo kita metong disini?" Terlihat jelas gerutan kekhawatiran pada zora.

"Ck! Mati ya mati, kalau allah udah mau jemput bidadari surga yang nyangkut di bumi ini, ya gue pasrah." Zora melirik sinis luna yang ada di sebelahnya, disituasi genting seperti ini sempat-sempatnya bercanda.

"Gue tabok ya lo!" Decak zora

"Lun," zora melemparkan satu permen pada luna, dan di tangkap baik oleh sang empu.

"Mana tau kita mati beneran, setidaknya cicip permen kita" ucap zora cengegesan.

Luna menangapi dengan wajah datarnya, lihat tadi siapa yang marah karena dirinya bercanda.
"Bukan mati ketembak, yang ada mati keselek permen gue" ketus luna.

Tinggg

Masuk, dan jangan membawa para bodyguard bodoh mu jika tak ingin perempuan ini bersama bayinya mati.

Zora yang membaca itu seketika menipiskan bibir nya kesal, lihat saja manusia ini, akan ia cabik-cabik saat bertemu nanti.

"Pak andre, bapak disini aja." Pinta zora, pak andre hendak protes. Namun urung saat zora menunjukkan pesan tadi.

"Nanti kalau ada apa-apa, zora bakal teriak pak." ucap zora sembari mencoba membujuk pak andre, dan untungnya itu berhasil.

"Baik non, saya mohon untuk berhati-hati."

Zora menarik pergelangan tangan luna dan membawanya ikut serta kedalam sana, siala suruh dirinya menawarkan diri ya zora terima dengan baik hehe.

Lantai yang lembab dengan sisa-sisa genangan air hujan, kayu-kayu dan ember cat berserakan dimana-mana persis seperti yang ada di dalam film-film yang sering mereka tonton pada drama korea, itulah isi pikiran keduanya.

Dengan perlahan namun pasti, keduanya menginjak anak tangga dan naik semakin jauh ke arah lantai dua dengan keadaan sama kotor nya seperti dibawah.

Saat keduanya akan belok ke arah lorong kiri, keduanya di kejutkan dengan sosok perempuan yang tengah duduk di kursi dengan tali melilit tubuhnya dengan rambut acak-acakan, dari pakaian yang dikenakannya zora sangat amat mengenali baju tersebut.

"kak fal!" Segera zora dan luna berlari  mendekat tubuh yang tak berdaya itu,  keduanya tak mengetahui kondisi faleri karena sibuk membuka ikatan tali, belum lagi wajah faleri tertutup rambut hingga susah menebak apa yang dirasakan perempuan itu.

"Kak fale tenang, gue sama luna bakal bawa lo pergi dari sini" ucap zora di sela-sela membuka Talinya.

Tak ada sahutan sama sekali, hanya suara grak-grusuk luna dan zora yang membuka tali yang terdengar.

gefa figuran novel (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang