part 32

15.7K 991 57
                                    

Happy reading guysss
Semoga suka yaa

Taman yang berada tak jauh dari tempat tinggal luna, adalah tujuan zora dan luna sekarang.

Keduanya sengaja pergi ke taman yang memiliki danau tersebut untuk menghirup udara segar di pagi hari, hitung-hitungan untuk refreshing otak di hari libur.

"Seger banget udara paginya" ucap luna sembari merentangkan kedua tangannya dan berputar-putar layaknya seorang putri kerajaan yang tengah berdansa.

"Woi, entar jatoh!" Bukan zora yang menegur kelakuan luna yang bisa mengakibatkan cedera, justru luna lah yang melakukan itu ketika melihat zora yang berjongkok pada pinggir danau dan mencelup kan tangan nya disana.

"Lun ada anak itik!" Pekik zora antusias melihat banyak nya anak itik bersama induknya tengah menikmati renang didalam danau tersebut.

Luna menatap punggung zora yang masih betah berjongkok di pinggir danau.
"Ya terus?" Luma turun mendekat dan jongkok disebelah zora yang masih menatap itik-itik tersebut.

"Mau satu,"

"Tangkep yuk!" Ajak zora dengan semangat.

"Ngadi-ngadi bener ini janda" cetus luna

Zora seketika menoleh menatap luna, baru saja ingin melupakan masalahnya, kenapa musti diingatkan sih, kan hatinya kembali nyut-nyutan.

Dengan mata berkaca-kaca, dan hidung yang memerah zora berdiri dari jongkok nya dan melangkah menuju satu kursi panjang yang terletak tak jauh dari posisi mereka.

"Njir salah ucap nih gue" ringis luna, dengan terburu-buru menyusul zora.

"Zor maaf, gue enggak maksud. bercanda dong ih." ucap luna menyesal.

"Gue mau nangis, huaaa." Dengan mengandalkan kipasan tangan, berharap air mata tak keluar dari pelupuk matanya, nyatanya itu tak berpengaruh.

"Kan mewek!" Rengek zora pada luna kala air matanya telah meluncur bebas.

"Atuh ih maap,"

"Udah dong, entar gue gebuk si kucing garong." ucap luna mencoba menghibur perempuan berbadan dua disebelah nya.

"Lun, nasib anak gue entar gimana?" Lirih zora, ia bingung sendiri memikirkan tentang rumah tangga nya, kedu orangtuanya pun belum ia kabari sama sekali.

Luna tak menanggapi karena ia pun bingung ingin melakukan apa, namun jauh dari lubuk hati nya yang paling dalam, keinginan untuk mencekik gara dan jiga selingkuhannya sangat amat tinggi, mengingat cerita dari sahabat nya ini, benar-benar mampu menyulut emosi.

"Yang pasti lo jangan mau serahin anak lo, gue bakal bantu lo kabur." Tekat luna.

"Udah ah lo jangan sedih, mending kita," luna menjeda ucapan nya sebentar.

"Maling mangga." luna mendekat dan melanjutkan dengan berucap pelan.

Zora tersenyum cerah mendengar penuturan luna, tadi malam mereka memang sempat mendiskusikan untuk mengambil mangga milik tetangga luna yang terletak tak jauh dari rumah luna.

gefa figuran novel (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang