2

7.3K 408 17
                                    

Sedangkan di mansion mewah...

Daddy:"buat apa kamu mengumpulkan kami semua dirga?", sambil menatap dingin kearah dirga.

Dirga:"baru saja aku mendapatkan info dari salah satu orangku bahwa dia melihat wanita itu di pasar pedesaan."

Dean menatap penuh atensi dan tajam kearah dirga "kamu masih mencari info tentang wanita itu,hah? Untuk apalagi kamu berurusan dengannya?"

Dirga dengan nada dingin dan menatap datar mereka, "bukan begitu bang, itu ketidaksengajaan saat anak buahku ingin mencari tikus-tikus yang kabur, tapi info yang mereka berikan menarik perhatianku. Katanya wanita itu sedang menggandeng remaja lelaki, dan katanya wanita itu tidak pernah memiliki suami saat pertama kali pindah ke sana."

Mereka berduapun terdiam setelah mendengan penjelasan yang disampaikan dirga.

Dean:"Dad, bukankah wanita itu pergi sekitar 15 tahun lalu. Jika perhitunganku benar berarti saat dia keluar dari mansion ini sedang mengandung adik bungsuku?", menatap daddynya dengan penasaran.

Dirga:"itu juga yang ada di fikiranku, makanya aku membahas masalah ini dengan kalian."

Daddy menggeram marah sambil mengepalkan tangannya, tapi masih mencoba menahan emosinya, "hmmm, Dirga coba kamu selidiki lagi tentang anak itu, jika memang benar apa yang kalian fikirkan, aku akan memberikan hukuman berat bagi wanita itu, berani-beraninya dia menyembunyikan anakku selama belasan tahun." Setelahnya bersemirik kejam.

Dirgapun mengangguk lalu menghubungi anak buahnya, "cari data lengkap tentang remaja laki-laki yang kau lihat kemarin, segera kirimkan informasinya kepadaku", langsung mematikan sambungan telefonnya.

Dean:"Kalau memang benar dia adikku, aku akan benar-benar menghabisi wanita itu, cih dasar wanita tidak tau diri."

Edward mendidik kedua putranya dengan keras. Dia menanamkan kebencian terhadap diana kepada kedua putranya, agar mereka tidak mudah terlena dengan wanita. Keluarga Wiraharja tidak membutuhkan wanita sebagai pendamping hidup, mereka hanya butuh sebagai pelayan dan pencetak pewaris saja. Karena menurut mereka wanita hanya akan membuat mereka lemah dan menyusahkan. Dan tradisi ini sudah diterapkan sejak kepemimpinan Wiraharja yang pertama dan harus terus dijaga.
................
Flashback

Seorang remaja SMA berlari memasuki mansion mewah tempat ibunya bekerja dengan membawa surat kelulusan dari sekolahnya. Dia sungguh tidak sabar untuk memberitahukan kepada ibunya tentang kabar bahagia ini. Aka tetapi, tidak seperti yang dia harapkan. Ketika memasuki mansion mewah melalui pintu dapur, dia tidak menemukan sosok yang dicarinya. Salah satu pelayan, memberitahukan bahwa ibunya sedang di ruang makan utama. Awalnya dia hanya berniat mengintip dari pintu. Ketika melihat kondisi ibunya, dia memberanikan diri untuk berlari melindungi ibunya. Disana, ibunya sedang berlutut, menunduk, sambil menangis meminta pengampunan dihadapan lelaki dewasa yang terduduk angkuh, Edward Wiraharja. Seorang lelaki kaya raya, berkuasa dan sangat kejam.

Diana mendekati ibunya dan memeluknya,"Ibu, apa yang terjadi?, tuan apa salah ibu saya hingga tuan memperlakukannya seperti ini?",menatap lemah pada sosok dihadapannya.

Ibupun hanya menggeleng membalas tatapannya sambil menangis pilu.

Edward:"besar sekali nyalimu untuk menghampiri ibumu saat ini, kau tau apa salah ibumu ini?, dia sudah menumpahkan kopi di atas berkas pentingku. Setiap kecerobohan harus mendapatkan hukuman yang setimpal."

Diana kembali menatap ibunya, melihat guratan kelelahan diwajahnya. Mengembalikan atensinya menghadap edward. "Saya mohon tuan, ampuni ibu saya, saya tau ibu saya pasti tidak sengaja. Saya siap menggantikan hukuman yang menjadi konsekuensi atas kesalahan ibu saya. Saya mohon bebaskan ibu saya tuan."

Ibu:"jangan nak, biar ibu saja nak. Ini kesalahan ibu.", menatap penuh bersalah ke diana.

Edward:"hah, drama yang membosankan. Kau sendiri yang menawarkan dirimu padaku bocah. Jangan menyesal atas keputusanmu itu, pergilah kalian. Untuk kau, kembali bekerja, dan untukmu bocah ikut aku ke ruang kerjaku sekarang."

Ibu:"jangan tuan, biar saya saja yang menerima hukumannya."

Edward tertawa dengan kejam, "pilihlah, kau yang dihukum mati atau putrimu dengan hukuman lain yang masih kupertimbangkan?"

Dian pun terkejut mendenganya, menatap ibunya sambil tersenyum menenangkan"jangan ibu, ibu percaya padaku ya, aku pasti baik-baik saja."

Kembali menatap edward, "saya siap menerima hukumannya tuan, tolong bebaskan ibu saya"

Edward mendengarnya hanya menatap tajam dan pergi berlalu begitu saja. Dianapun sekali lagi menatap dan tersenyum menenangkan ibunya, kemudian pergi mengikuti edward masuk kedalam ruang kerjanya.

Didalam ruang kerja, edward sudah terduduk angkuh di kursi kerjanya sambil menatap intens kearah Diana yang berdiri dihadapannya. "Jadi, namamu Diana? Dan kau baru lulus SMA?."

Dianapun tidak berani menatap edward dan hanya menunduk, "benar tuan." Sambil memilin jari-jarinya karena takut dan gugup.

Edward menyandarkan tubuhnya di kursi, menatap tajam dan berujar dingin, "pilihlah, ibumu mati atau kau bersedia mengabdikan hidupmu sebagai pencetak pewarisku."

Diana membulatkan mata karena terkejut dan memberanikan diri menatap edward, "apa? Apa maksud tuan dengan pilihan kedua itu?"

Edward:"seperti yang kamu dengar tadi, tenang saja kalau aku sudah tidak membutuhkanmu lagi, kau akan kubuang dan boleh pergi dari sini."

Edward memang sudah berencana untuk mencari wanita yang bisa dimanfaatkan untuk mencetak pewarisnya. Dia lelaki yang tidak mau berurusan dengan wanita, karena itu pernikahan tidak pernah ada dalam rencananya. Dia tidak sembarangan memilih wanita pencetak pewarisnya. Dia akan menyeleksinya terlebih dahulu. Ketika pertama kali melihat diana, diapun langsung tertarik untuk menjadikan diana sebagai pencetak keturunannya. Selain masih muda dan terlihat polos, edward mengetahui seluk beluk keluarga diana itu, karena ibunya sudah mengabdi dengannya hampir 5 tahun. Dia tau, diana adalah pilihan yang tepat untuk rencananya tersebut.

Dianpaun meremat rok seragamnya, dia menangis dalam diam. Dia bimbang, apakah dia harus menyerahkan masa depannya dan mengubur dalam-dalam mimpi yang sudah dia rajut. Atau? Tidak-tidak, dia tidak akan pernah memilih pilihan pertama, ibunya, harta satu-satunya yang dia miliki, setelah kepergian ayahnya. Orang yang paling dia cintai dan kasihi. Ditengah keresahannya,

Edward:"cepatlah ambil keputusanmu, dan satu lagi, kau tidak akan kunikahi. Aku hanya butuh anak darimu sebagai pewarisku, setidaknya 2 atau 3, harus laki-laki. Jika perempuan, akan kubunuh atau kau bawa saja dia pergi."

Kejam, sungguh kejam. Itu yang ada dipikiran Diana. Dia sungguh tak menyangkan ada seorang yang teramat kejam.

Akhirnya Diana, dengan berat hati. Dia menyerahkan dirinya demi menyelamatkan ibunya.

PRADIPTA W.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang