Hay bebebss...update lagi nih...ganti jadwal update 2 hari sekali aja yak..biar gak bosen🫰🫰🫰
.
.
.Dipta terus mengembangkan senyumnya. Sekarang dia dan opa dalam perjalanan menuju ke mall milik Wiraharja untuk membeli perlengkapan sekolah.
"Sepertinya kamu senang sekali hari ini, hmm" tanya opa sambil membenarkan poni rambut dipta.
Dipta mengangguk antusias, tiba-tiba senyumnya luntur. Ah dia teringat bundanya. Seandainya mereka masih bersama, pasti bundanya juga akan mengantarnya membeli perlengkapan sekolah.
Opa melihat ekspresi dipta berubah murung, "Kenapa?"
Dipta menggelengkan kepalanya dan kembali tersenyum. Dia tidak boleh mengacaukan hari bahagia ini. Bisa-bisa opanya juga akan mengamuk jika dia membahas bunda. Mungkin nanti dipta akan mencoba perlahan dan hati-hati untuk menyinggung bundanya.
........
"Waaaaw, opa ini mahal sekali lho." Dipta berbisik sambil menunjukkan harga sepatu senilai 120 juta kepada opa.Opa tersenyum tipis, "tidak ada yang mahal untukmu boy, kamu suka dengan ini?"
Dipta menganga. Sepatu bisa mahal begitu apa bisa terbang ya? Pikir dipta.
Opa mengambil sepatu dari tangan dipta, lalu menyerahkan kepada pegawai toko untuk dibungkus. Lalu mengambil satu lagi sepatu seharga 150 juta untuk cadangan dipta.
"Ayo kita makan siang dulu, setelah itu pulang ya? Ini waktunya kamu tidur siang" ucap opa tegas
"Lhohh, tapi bukunya belum, jajanannya juga belum, alat sekolah belum. Masa cuma dapet tas sepatu opa. Eh seragam juga belum" dipta cemberut dan merajuk.
"Biar Bara saja yang membelikan" menggandeng dipta menuju restoran ternama di Mall.
"Tapikan..." ucap dipta terpotong
"Jangan membantah boy, atau besok kamu tidak jadi sekolah? " ucap opa dengan nada datar.
Dipta menggeleng ribut, lalu menurut saja mengikuti opa nya.
............
Malam haripun tiba, dipta sedari tadi berguling-guling diatas kasur kamar daddy. Sedangkan daddy sedang mengurus berkas kantornya di ruang kerja sebelah."Aduhh, besok gimana ya. Aduh grogi banget. Pastikan sekolahnya tempat orang kaya, nanti kalau mereka pada songong gimana ya. Kalau mereka nggak mau berteman sama dipta gimana? Kan dipta dari kampung. Kalau sampai di bully gimana dong? Ahhhh...takuuut..." suara dipta teredam di tumpukan bantal.
"Tidak ada yang akan berani melakukan itu". Suara tegas dan datar daddy terdengar.
"Eh?" Dipta terkejut, lalu menoleh ke samping. Dilihatnya sang daddy yang gagah berjalan ke arahnya.
"Kenapa belum tidur?", dipta menggeleng.
Daddy tidur di samping dipta lalu menariknya ke pelukannya. Dihirupnya aroma shampo dipta yang menenangkan.
"Mau dibatalkan saja sekolahnya?
"Ngggaaakkk...enak aja. Mau sekolahh", rengek dipta sambil mendongak menatap wajah daddy.
"Hmmm, jangan berfikir tidak-tidak, semua kemungkinan yang kamu pikir di otakmu itu tidak akan pernah terjadi." Ucap daddy penuh keyakinan sambil menatap dipta.
Dipta menggambar abstrak di dada daddynya, "emmm...daddy...dipta boleh naik motor ke sekolahnya?" Tanya dipta lirih.
Daddy yang memejamkan mata, langsung membuka matanya dan menatap dipta tajam.
Dipta yang melihat itu tersenyum canggung, "hehehe...becanda daddy..becandaaa" masuk lebih dalam ke pelukan daddynya.
"Pukpuk daddy, oh iya besok bangunin dipta pagi-pagi lho ya, jangan sampai kesiangan pokoknya."
"Hmmmm"
..........Jam 5.30 pagi dipta sudah siap dengan seragamnya, dan sedang menunggu semua anggota keluarga di meja makan.
"Boy, apa yang kamu lakukan sepagi ini?" Tanya opa yang bahkan masih memakai piyamanya.
"Dipta kan gak boleh telat sekolah dihari pertama opa" jawab dipta dengan riang dan senyum lebar.
Opa menggelengkan kepalanya, "sekolahmu masih 2,5 jam lagi boy".
Iya sekolah dipta masuk pukul 8 pagi."Ishh..nggak papa opa, persiapan. Takutnya daddy kepentok terus lupa kalau udah ngijinin dipta sekolah", jawab dipta cemberut.
"Minum susumu dulu, opa akan mandi sebentar", dipta mengangguk.
Sarapan berjalan dengan damai, dipta diantar ke sekolah oleh daddy dan opa nya.
........Sesampainya di sekolah, mereka di sambut oleh petinggi-petinggi sekolahan,
"Tuan Wiraharja, selamat datang di WHJ INTERNATIONAL SCHOOL" ucap kepala sekolah, sambil membungkuklan badannya dan diikuti oleh petinggi lainnya. Dipta terkejut. Apa harus sampai segitunya?.
Opa menganggkat tangan kanannya, "hmmm..ya...kalian pasti sudah tahu, aku mengantar cucu bungsuku untuk sekolah disini."
"Benar tuan, mari tuan." Opa menggandeng tangan dipta yang masih dalam keterkejutannya, disamping dipta ada edward. Mereka dibawa kepala sekolah ke tempat VVIP di sekolah ini.
Mereka membicarakan jaminan fasilitas, kenyamanan dan keamanan yang akan diberikan spesial untuk sang tuan muda.
"Baiklah, tuan muda perkenalkan, beliau Bu Indah Ratih, wali kelas IPS 1. Sesuai dengan permintaan anda untuk belajar di kelas tersebut."
Bu indah berdiri dari duduknya, lalu membungkukkan badannya.
Dipta membalas dengan senyuman.
"Mari tuan muda, saya akan mengantar anda ke kelas" ucap bu indah dengan sopan.
"Ingat boy, jangan berbuat ulah dan jangan nakal. Bara akan selalu mengawasimu" peringatan dari daddy
Dipta memutar bola matanya malas, hah dia harus sekolah dengan di dampingi om bara. Emangnya dia anak TK apa.
"Iya, opa, daddy dipta ke kelas dulu ya" pamit dipta.
"Iya boy, berhati-hatilah".
"Mari pak bu" sapa dipta ramah kepada petinggi sekolah lainnya.
Bara setia mengikuti langkah dipta dan bu indah.
"Sebelumnya apakah tuan muda homeschooling ?" Tanya bu indah sopan dan ramah.
"Emm...tidak bu guru, dipta sekolah di SMP JAYA BAKTI di desa dipta. Jangan panggil tuan muda bu guru, panggil diptaa saja ya" ucap dipta malu malu.
Bu indah terkejut, selama ini keluarga Wiraharja terkenal dingin dan angkuh kepada siapapun. Tapi yang dihadapannya ini, benar-benar berbeda jauh dari anggota keluarga lainnya yang pernah dia temui.
......Sesampainya di kelas......
.
.
.
See u next part🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
PRADIPTA W.
General FictionHIATUS DULU YAH🙏 warning!!! brothership not BL Brothership memang ceritanya mirip-mirip, tapi asli dah ini pemikiranku sendiri. Pradipta W. remaja yang dipaksa untuk tinggal bersama daddy dan kedua kakaknya. Keluarga daddynya merupakan keluarga kon...