17

3.8K 293 10
                                    

Hay bebs, maap ye ini cuma dikit dulu. Belom bisa intens di dunia oren beberapa hari ini. Enjoy bebebss🫰🫰🫰
.
.
.

Setelah makan malam, mereka berkumpul di ruang keluarga. Dipta dan dirga sedang bermain PS di karpet bawah. Sedangkan yang lain fokus pada tablet mereka.

"Ihh, abang ngalah dong sama dipta", teriak dipta kesal.

"Nggak, emang kamu nggak jago mainnya", dirga fokus pada layar tv didepannya.

Dipta memajukan bibirnya. Abangnya ini sangat ahli game ternyata.

"Yahhhhh" dipta meletakkan konsol gamenya dengan keras.

"Berarti malam ini kamu tidur dengan abang!" Ucap dirga sambil tersenyum miring.

Daddy, Dean, dan Opa yang mendengar itu langsung menoleh ke arah mereka berdua.

Dipta cemberut, "tuh ijin dulu sama daddy".

"Ya dad?" Tanyanya datar.

"Hmmm...untuk malam ini saja". Kata daddy datar.

Dipta menidurkan kepalanya di paha dirga. Dirga langsung mengelus kepada adiknya.

"Bang? Kuliah susah nggak?" Tanya dipta sambil melihat abangnya dari bawah.

"Biasa saja"

"Jadi dewasa enak ya bang kayaknya, bisa bebas kemanapun, bisa menentukan pilihan sediri, terus juga bisa ngasilin uang sendiri" tanya dipta berbinar.

"Cih, kau terlalu banyak nonton sinetron, dunia orang dewasa tidak semudah yang kau kira bocah", sahut dean dengan nada remeh.

"Jangan berfikir terlalu jauh", ucap daddy datar.

Diptapun kembali cemberut dan muka sedih. Kapan dia bisa bebas menikmati hidup. Setidaknya dia ingin seperti remaja lainnya. Nongkrong, ngrumpi, nakal tipis-tipis, memiliki kekasih mungkin hehehe...

"Ehm, bagaimana keputusanmu edward. Daddy tau kamu sudah memiliki jawaban." Opa mengalihkan perhatian semua yang ada di ruang keluarga.

Daddy memghela nafas, lalu menatap dipta serius, "beritahu pada daddy lagi apa alasanmu ingin sekolah umum?"

Dipta langsung bangun dari tidurnya, lalu menatap opa. Opa mengangguk, dipta dengan takut-takut menjawab "dipta butuh sedikit lingkungan baru dad, dipta bosan dan muak jika sendirian di mansion. Dipta ingin merasakan kembali sekolah bersama dengan siswa banyak. Bukan yang hanya ada dipta sendirin" jawab dipta dengan mata berkaca-kaca dan terus menatap daddy.

Melihat daddy dan semuanya terdiam, dipta menunduk dan memilin jarinya,

"dipta nggak akan berani kabur daddy, dipta janji itu. Dipta hikss...m..masih mau kaki dipta. J..jangan di potong. Hikss".

Melihatnya, dirga langsung menarik kepala dipta agar bersandar di dadanya.

"Baiklah, daddy pegang janjimu boy. Ingatlah ini kesempatan pertama dan terkahir untukmu bisa sekolah umum." Ucap daddy tegas, lalu beranjak pergi. Begitupun dean.

Dipta mendengar itu langsung menatap daddy yang sudah pergi dengan ekspresi terkejut.

Opa mendekat ke arah dipta yang masih terkejut, lalu mengusap sisa air mata di pipinya, "sudah kan? Jangan menangis dan bersiaplah besok opa akan mengantarmu membeli perlengkapan sekolah." Mengecup dahi dipta dan berlalu pergi.

"Aaaw" teriak dirga, "kenapa kamu nggigit abang" tanya dirga sambil meringis.

"Bang, berarti ini beneran? Dipta nggak mimpi kan? Dipta boleh sekolah umum lagi? Beneran? Jawab bangggg?", tanyaa dipta histeris bahagia. Dia masih tidak percaya dengan yang didengarnya barusan.

"Seharusnya kamu yang abang gigit biar tau ini bukan mimpi, ayok tidur" menggendong koala dipta.

Dalam gendongan dirga, dipta benar-benar kegirangan dan memeluk erat abang,

"yeyyyyy, dipta sekolah..dipta sekolah...sekolah telah tiba..sekolah telah tiba..hore..hore.." dipta terus bernyanyi dalam gendongan abangnya.

Dirga mendengar itu menggelengkan kepalanya, dia tersenyum tipis melihat kelakuan konyol adiknya.

Sesampainya di kamar, dirga membawa adiknya ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan cuci muka. Setelahnya menidurkan dipta di kasurnya.

Dipta langsung memeluk abangnya, "abang, besok dipta belanja apa aja ya sama opa, hmmm tas, seragam, buku, bolpoin, penggaris  tipe x, pensil..mmm apalagi ya, eh snack juga biar bisa nyemil pas ngantuk dikelas hihihi...sama di bagi-bagi ke temen kelas ya buat perkenalan..ah seru...eh besok senin kan dipta masuk sekolahnya? Ahhh..nggak sabar bangetttt...besok masih minggu, tapi gapapa sih biar bisa persiapan..hehehe"

Dirga hanya mendengarnya saja, dia suka saat adiknya bercerita random. kecerewetan adiknya benar-benar menentramkan hatinya.

"Eh...besok pasti disuruh perkenalan ya abang, gimana dong, dipta malu kalau di suruh perkenalan di depan guru" ucap dipta panik.

"Tidak perlu malu, kamu sudah memiliki marga wiraharja, sekolahmu milik keluarga kita." Jawab dirga datar tapi menatap mata dipta.

Dipta bangun dari tidurnya, "wow, daddy bener-bener kaya. bentar-bentar dipta harus berlatih kan berarti, abang bangun dulu. Koreksi dipta ya kalau salah, dipta itu panik kalau di depan banyak orang dan jadi perhatian gitu, demam panggung. Buruan abang bangun bentar."

Dipta menarik tangan abangnya agar terduduk. Dipta berdiri di kasur dan menghadap abangnya, "Ha..hallo, perkenalkan nama dipta Pradipta W. Sal..." ucapan dipta terpotong.

"Pradipta Wiraharja !!" Tegas dirga dan menatapnya tajam

"Eh iya lupa hehehe...ulangi ya. Halo, nama dipta Pradipta Wiraharja. Emmm..salam kenal semuanya" ucap dipta malu-malu.

"Gimana abang?" Tanyanya semangat ke arah dirga.

"Hmmm, sudah bagus. Sekarang tidurlah." Dirga menarik dipta kembali agar tidur dan memeluknya.

"Beneran ya? Nggak ada yang kurang?"

Dirga mengangguk dan menarik dipta semakin erat kepelukannya.

"Okeee...pukpuk abang..huahhh" ucap dipta sambil menguap.

.
.
.

Banyak typo² ye setiap part, soalnya ngetiknya pas ide muncul langsung sat set. Next aku perbaiki buat typo. Bye bye...tencu dah nungguin🫶

PRADIPTA W.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang