14

4.5K 343 6
                                    

Heyyo bebs, sebenarnya hari ini mau absen gak up dulu. Eh tapi author juga kangen baby dipta ternyata...

Enjoy bebebss🫰
.
.
.

Selesai sarapan Daddy menatap dipta, "Siang kamu ke rumah sakit di antar Bang dean".

"Ih nggak mau, ngapain ke rumah sakit lagi?" Jawab dipta ketus.

"buat periksa tangan kamu, menurutlah!" Tegas daddy.

"padahal ini juga akibat perbuatan daddy, dasar tidak bertanggung jawab. Kalau gitu sama Bang Dirga aja"  jawab Dipta dengan cemberut.

"Abang lagi ada ujian jadi tidak bisa mengantarmu." Sahut dirga.

"Daddy ada rapat dengan kolega, hanya ada bang Dean yang sempat mengantarmu!" Jelas daddy.

"Ya udah sama Om Bara aja." Sesungguhnya dipta kurang nyaman jika hanya berdua dengan dean.

"nggak boleh kamu harus pergi sama Bang dean ke rumah sakit, richard hari ini sibuk" titah daddy tak terbantahkan.

Dean sedari tadi diam dan memandang datar semua percakapan di depannya.

"Ishh, nggak like banget" gerutu dipta.
.......
Saat ini dipta dan dean sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Mereka terdiam masing-masing. Dipta yang melihat jalanan, sedangkan dean fokus membaca email di hp nya.

Dipta yang tidak suka suasana canggung ini menatap dean takut-takut. Dean yang menyadari itu membalas tatapan dipta. Dipta pun kelabakan.

"Kenapa?" Tanya dean datar.

"Tidak apa-apa", jawab dipta cepat dan mengalihkan tatapannya.

Dean masih tetap memandang dipta datar. Sesungguhnya dia ingin bisa lebih dekat dengan adiknya ini, tapi dia bukanlah tipikal orang yang mengajak komunikasi duluan.

Dipta sadar abangnya masih menatapnya, akhirnya menghembuskan nafas dan kembali menatap abangnya. " abang tidak suka dengan dipta?" Tanya dipta pelan.

Dean menaikkan sebelah alisnya, " kata siapa?"

"Emmm, kata dipta. Emm..abang selalu marah sama dipta dan tidak mau dekat denga dipta" jawab dipta lirih.

"Itu karena kamu membangkang, abang tidak membencimu."

"Sungguh?" Jawab dipta dengan berbinar. Dean mengangguk.

Diptapun tersenyum lebar. Setidaknya abang satunya ini tidak akan tega membunuhnya, itu pikirnya.

Dean melihat itu tersenyum tipis, lalu mengusap kepala adiknya.
...........

Sesampainya di ruangan richard. "Hai ponakan Om yang paling tampan dan gemesyin. Gimana tangannya masih terasa sakit?"

Dipta menganggukkan kepala "Iya Om, masih perih".

"Eh tumben nih tetua vampir ikut?" Bisik richard pada dipta.

"Hihihi, iya om, dipaksa sama daddy nih biar mau dianter bang dean" jawab dipta dengan bisik juga.

Sedangkan dean hanya memperhatikan keduanya dengan tatapan datar, kemudian duduk di sofa.

"Okey, om ganti perbannya ya. Hari ini om ada pasien VVIP juga, jadi tidak bisa berkunjung ke mansionmu" jelas richard sambil membuka perlahan perban dipta.

"He'em om" angguk dipta.
.......
Saat perjalanan pulang, kepala dipta terkantuk-kantuk kaca mobil. Dean melihat itu menyandarkan kepala dipta di dadanya.

Dia memandang dan mengamati wajah Dipta yang imut dan polos. Dia juga masih terheran kenapa bisa keturunan wiraharja ada yang versi seperti Dipta. Ah mungkin ini pelengkap untuk keluarganya. Jadi dia harus benar-benar bisa melindungi adiknya. Jangan sampai ada yang melukai dan membuat pangeran kecil ini menangis selain dia dan keluarganya sendiri.

Dean menggendong dipta masuk ke dalam mansion. Saat melewati ruang tengah dia melihat sosok pria dewasa yang masih berpawakan tegap dan gagah sedang duduk angkuh. Dia adalah  Michael Wiraharja, sang pimpinan tertua keluarga.

Mereka hanya saling bertatapan datar.  Kemudian Opa mendekat ke arah Dean,

"kesinikan cucu bungsuku, biar Opa yang membawanya ke kamar."

Langsung merebut Dipta yang berada di gendongan koala Dean. Dean pun tidak melawan. 

Dipta pun melenguh dalam tidrunya, tapi terlelap kembali saat opa mengelus punggungnya.

.
.
.
Wih, ada opa nih, gimana kehidupan dipta selanjutnya nih🫣

PRADIPTA W.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang