5 : Start From Morning Boost

22.3K 2.6K 101
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raihan tidak pernah tahu kalau mengobrol tentang selera musik yang sama dengan orang yang baru dikenal itu ternyata menyenangkan. Tanpa sadar, selama perjalanan ia dan sosok wanita yang Raihan nilai sebagai orang aneh di pertemuan pertama itu sangat nyambung dalam hal selera musik.

Diluar itu, Raihan tentu juga sudah sempat menilai wanita itu di beberapa pertemuan. Kinerjanya memang bagus. Kerjanya rapih dan cekatan, terbukti dari meeting beberapa saat lalu dengan klien mereka di daerah Bogor, wanita itu banyak membantunya.

Namun, tentu hanya sebatas itu penilaian singkatnya. Ia tidak menduga kalau wanita itu dapat menyeimbangi obrolannya. Dia tipe yang banyak menanggapi, namun tidak berisik. Bukan tipikal wanita cerewet yang asal bicara. Nayanika itu ternyata orang yang asik diajak mengobrol santai.

Dan semua itu patut disyukuri Raihan, dengan begitu ia bisa lebih terbuka dan dapat bekerja sama dengan baik bersama staff-nya. Beruntung, Brian, Gista dan Jean juga merupakan orang yang kooperatif sehingga sangat membantu Raihan dalam menyatukan seluruh gagasan mereka untuk target maupun strategi terbaik dari divisi mereka nantinya. 

"Apart kamu di mana?" tanya Raihan ketika mobil yang ia kemudikan sudah kembali memasuki hiruk pikuk ibukota dan sekitarnya.

"Di Tamansari, tapi aku turun di halte depan kantor aja, biar nanti tinggal jalan."

Raihan menoleh sebentar. "Aku anter aja sampai apart."

Naya segera menolak. "Gak usah, gak enak aku."

"Gak apa-apa. Sekalian aja. Aku mau jemput temen juga di deket situ. Keberatan gak, kalau jemput dia dulu? Nanti setelah itu aku anter kamu sampai ke apart." Raihan masih berupaya menawarkan.

Bisa-bisa dia di cap tidak bertanggung jawab terhadap staff, jika tidak mengantar dengan selamat ke tempat tujuan setelah lembur.

Naya terlihat menimbang sebelum mengangguk pelan. "Ya udah. Iya gapapa kok, jemput temennya aja dulu."

Raihan mengangguk. Tidak lama, mobilnya kemudian menepi di depan salah satu kafe. Ia meraih ponsel untuk mendial salah satu kontak.

"Di mana? Udah di depan nih," ujarnya cepat kala sosok di seberang sana sudah tersambung dalam panggilan. Ia lantas segera menyimpan ponsel kembali kala seseorang yang ia hubungi mengatakan akan segera ke depan.

Raihan berdecak kecil kala sosok yang minta di jemput itu berjalan santai keluar dari kafe. Naya menoleh ke arahnya. "Kenapa? Temennya udah ke sini? Temen apa pacar nih?" tanya wanita itu dengan nada jahil dan penasaran yang tidak dapat disembunyikan.

Somebody To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang