11) ㅡCuddle and Clay

365 37 1
                                    

Akhir pekan yang damai Ten merapikan alat lukisnya yang ia simpan di bawah ranjang, Johnny melihat setumpuk lukisan di dengan kertas tebal di dekat box bewarna putih milik Ten.

"Kau seorang ahli, Ten. Ini sangat bagus!"

Senyum simpul Ten miliki di bibirnya. Sudah lama seseorang tidak melihat karyanya dan memuji kemampuannya, sensasi lama yang kembali hadir di benaknya.

"Terima kasih"

"Ah, aku punya plastik seukuran ini, mau kubantu mengemasnya?"

Ten melihat karya lamanya di tangan Johnny, ia mengangguk sebelum melanjutkan pengeksekusiannya pada cat-cat kering di depannya.

"Nah, begini kan jadi akan tersimpan dengan baik" Dengan bangga Johnny menyusun kembali lukisan yang masing-masing telah dibungkusnya.

Ten menatap pada pelastik bening yang membuat lukisannya semakin tertata, ia kemudian menatap orang yang telah membantunya tersebut.

"Jika aku membiarkanmu memilih lukisanku, maukah kau memikinya?"

Johnny menaikkan alisnya, "Kau memberikanku lukisanmu?"

Ten mengangguk yang menjadi alasan Johnny tersenyum lebar. Ia kemudian membuka kembali satu persatu lukisan Ten. Si pemilik lukisan kembali berfokus dengan pekerjaannya namun bibirnya kembali menarik lengkung yang manis. Siapa yang tidak tersenyum bila Johnny tanpa sadar memberikan senyum selagi tatapannya bergulir mengamati lukisan, karyanya.

"Boleh aku mengambil dua ini?"

Ten yang baru saja mengumpulkan sampahnya berbalik, ia mengangguk, "Kenapa mawar itu?"

Tunjuk Ten pada lukisan yang ia beri nama 'Mawar penyendiri'. Lukisan tersebut menunjukkan setangkai mawar dalam tabung yang berada di tengah lautan.

"Karena ini seperti menggambarkanmu"

"Aku?"

Johnny menyimpan lukisan lain kembali ke tempatnya sementara lukisan yang dipilihnya ia tempatkan di meja belajarnya. Ia berdiri mengamati lukisan tersebut.

"Kau sesorang yang berada di kehidupan yang tidak kau pilih, terombang ambing dalam gelombang dunia, tapi kau tetap tenang itu adalah poinnya. Lalu,"

Ten diam menunggu kalimat Johnny yang ia tak dapat duga, ia berdiri di sebelah Johnny dengan tangan terlipat menatap lukisannya.

"Kau sangat mandiri dengan memiliki duri yang melindungimu sendiri, dan kau memang membutuhkan itu karena semua orang tahu kau sangat indah"

Speechless. Penggambaran Johnny sangat di luar ekspektasinya. Padahal ide dari Ten melukis saat itu adalah karena ia melihat SpongeBob SquarePants pada adegan surat dalam botol mengambang di perairan lalu Ten mengganti gulungan tersebut dengan mawar. Namun di luar itu, Ten tersentuh dengan apa yang Johnny pikirkan tentangnya.

"Sepandai apapun melindungi dirinya, mawar itu tetap akan mati"

Johnny membalikkan badannya, kini menghadap Ten dari samping pria yang lebih pendek darinya tersebut.

"Aku akan menjadi seseorang yang mengambil tabung tersebut lalu membawanya je laboratorium, berguru pada Profesor agar bagaimanapun caranya aku dapat menanam kembali mawar itu, merawatnya, dan membuatnya terus bertahan"

Ten terkekeh, terdengar seperti remaja dimabuk cinta katanya. Johnny meraih dagu Ten, melihat senyum yang belum menghilang dari sana, ia mendekatkan wajahnya tanpa adanya penolakan, namun tiba-tiba Ten kembali membuang wajahnya.

"Ah,ya, Ten apa kau tahu hari ini apa?" Tanya Johnny setelah menyadari fakta Ten menolaknya.

"Seperti minggu lalu"

[ ✔️] Roomate But Kissing || JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang