23) ㅡTeenagers

120 15 0
                                    

Monitor itu menampakkan beberapa garis horizontal yang bertumpuk, dilewati oleh sebuah garis vertikal dengan membentuk gelombang di bawahnya. Seiring berjalannya garis vertikal akan membunyikan nada-nada yang tersusun di dalamnya.

Ten nampak menikmati bagaimana musik ceria yang terputar sebagai hasil aransemen, Kun melirik Ten yang tidak bisa menyembunyikan senyumannya sementara ia dengan senyum tipisnya memiliki kepuasan tersendiri terhadap reaksi Ten.

"Yosh! aku sudah tidak ingin mengubah susunannya kali ini, kita bisa masuk ke tahap rekaman dubber sesuai peran utama"

Matthew menutup jendela aplikasi yang sebelumnya memutarkan musik. "Kau sudah memutuskan talent-nya?"

Pertanyaan Matthew menghentikan kesenangan sementara milik Ten, "Tidak bisakah kita hanya merekam suara kita? atau lagunya tidak menggunakan dubber aslinya? aku belum mendapatkan kesepakatan dari voice artist yang kuhubungi"

Keterdiaman Ten tidak memberikan kemajuan pada kegiatan tiga pria dewasa tersebut di tengah ruangan. Kun menepuk bahu Ten setelah ia mengajak duduk putra bosnya tersebut.

"Kita punya empat tokoh untuk bernyanyi, benar? jenis dan karakter suara juga sudah ditentukan, semua itu bisa kebih disesuaikan lagi dengan bantuan editing. Jadi mengapa tidak kita coba rekam suara kita? tambahannya jika kita bisa mendapatkan karakter yang kita inginkan kita tak perlu membayar talent kedepannya bahkan untuk dubbing animasi sekalipun"

Ten yang mendengarkan Kun dengan seksama pelahan bersandar pada sofa putih mereka. Tangannya terlipat di depan dada sementara matanya bergerak menatap satu lampu ke lampu lainnya seolah meminta jawaban. hingga jawaban itu menghampirinya dan ia menepuk paha Kun dengan sangat tiba-tiba.

Matthew yang melihatnya sedikit bernjengit di tempat karena turut merasakan linu dari tamparan tangan Ten di paha berisi Kun.

"Tapi itu--suara perempuan! bunny adalah betina, tapi kita semua ini pria!"

Kun tertawa namun juga mengaduh karena cnut-cenut yang ia rasakan.

"Kun benar, Ten. Kau bisa menirukan mezzosopran jadi kita bisa coba dulu"

"Tunggu-tunggu sejak kapan aku mengeluarkan suara wanita? aku tidak merasa suaraku seperti itu, Matt!"

Bujukan Kun dan Matthew menyudutkan Ten untuk mencoba dubbing untuk karakter animasi mereka, Ten mengatakan bahwa itu bisa mengancam mega proyeknya yang sudah berjalan tiga puluh persen tersebut, ia juga menekankan bahwa ia tidak bisa bernyanyi.

Pada akhirnya Ten mencobanya, Kun berterimakasih pada Matt yang menyebutkan peluang penghematan biaya produksi sampai 70% bila mereka bisa menjadi voice artist untuk proyek tersebut.

"Hei apa yang kalian bicarakan?!" masih dengan sedikit emosi Ten bertanya, pasalnya ia berada di ruang rekaman tanpa bisa mendengar pembicaran di luar.

Matthew dan Kun berbicara dengan tertawa itu mengundang tanda tanya Ten, Kun duduk di kursi monitor ia menekan tombol untuk mengaktifkan speaker ke dalam ruang rekaman.

"Kami membicarakan tuan muda yang begitu keras kepala dan pekerja keras, rasanya aku ingin menunjukkan pada dunia bahwa ia adalah temanku"

Ten mengacungkan jari tengahnya yang seketika menimbulka pecah tawa dua pria di luar ruang rekaman.

Membutuhkan waktu selama satu hari untuk menuntaskan rekaman dengan empat suara, ketiganya sepakat untuk meminta Tern sebagai voice artist terakhir dan di sinilah mereka menyusun hasil rekaman dan mengolahnya menjadi sebuah lagu.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh dan mereka baru saja menyelesaikan makan malam.

"Hari ini sampai sini, kita akan lanjutkan besok, Matt kau tidak tidur semalam jadi pulanglah awal malam ini"

[ ✔️] Roomate But Kissing || JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang