2) ㅡSoju

582 45 3
                                    

"Hyung, kau melamun?"

Pria berbadan kurus namun terlihat segar itu menggoyangkan tangannya di hadapan Ten.

"Ten hyung nampak kurang sehat"

Ten yang tersadar dari lamunannya kini mengaduk float yang telah mencair dengan malas. Ten mengangguk menanggapi beberapa orang yang lebih muda darinya tersebut.

"Bukan masalah serius, oke, jadi apakah ada yang bisa kubantu lagi?"

Renjun dan YangYang menggeleng sembari membereskan buku dan kertas-kertas di meja mereka.

"Apa kau tidak jadi membeli mobil Hyung? Ini sudah gelap dan aku tidak mau kau kejadian ketinggalan bus terakhir"

Ten terkekeh lalu mengusak rambut pirang adik yang mengkhawatirkannya tersebut. Renjun menyetujui ucapan YangYang dengan memberikan ancaman pada Ten yang bisa ketinggalan bus lagi.

"Ini tidak seburuk itu adik adik, aku pulang ya? Jaga diri dan titip keluargaku"

Berkumpul dengan orang-orang yang bekerja untuk keluarganya adalah salah satu rutinitas Ten setiap hari Senin hingga Rabu sepulang mengajar dan hari Sabtu pada siang hari.

Tugas Ten adalah untuk membantu menyelesaikan layout buku, atau sekedar bertukar ide dan memberi saran atas buku-buku yang hendak dicetak. Namun paling banyak adalah mengoreksi desain gambar yang hendak digunakan oleh tim desain.

Bukan, Bukan CEO jika berpikir siapa sebenarnya Ten. Putra tengah dari Lee Youngjin atau seorang pemilik perusahaan kecil percetakan buku anak. Tak salah dengar, buku anak. Dunia anak-anak adalah hal yang sebenarnya digeluti Ten, setidaknya dari visualisasi dan pelajaran yang Ten berusaha serap.

"Apa ini?"

Sebuah plastik dengan cup besar mengambamg di depan Johnny yang tengah mengotak atik laptopnya.

"Kau bisa lihat sendiri"

Johnny meski bingung ia tetap menerimanya, iced americano, Johnny tersenyum simpul meminumnya dengan senang hati.

"Maafkan aku membentakmu tadi pagi" Kata Ten sebelum kakinya membawanya pergi kembali ke mejanya, menyimpan tasnya lalu bersiap membersihkan diri.

"Tidak masalah, Ten"

Tangan Ten terhenti untuk menutup pintu lemarinya. Ia berbalik dan menatap Johnny yang dengan polos berkedip sembari menyedot es kopinya.

"Kau memanggilku apa? Ten? Kau mengenalku sebelumnya?"

Johnny menggidikkan bahu lalu membalik kursinya untuk kembali menghadap laptop.

"Hey, aku bertanya padamu Johnny Suh"

Baru pertama kali mendengar namanya disebut oleh Ten membuat Johnny terkekeh sebelum hampir tersedak kopinya sendiri karena kursinya tiba-tiba diputar oleh Ten.

Kilat tidak terima menyalang begitu saja pada mata Ten, membuat Johnny gemas karena harus melihatnya sedekat ini, Ten mengurungnya dengan kedua tangan kurusnya memegangi handle Johnny.

"Kau tak menjawabku!"

Baik, sekarang Ten terlihat kesal. Johnny tersenyum lantas menyentuh tengkuk Ten tanpa aba-aba, ia mendekatkan kepala Ten padanya dengan senyum melebar, "Aku tidak mengenalmu sebelumnya, Ten Lee"

Ten membulatkan matanya lalu seketika mendorong badan Johnny dan kursinya. Johnny tahu Ten panik karena ia melakukan hal mengejutkan tersebut.

"Maaf aku tak sengaja membaca pesanmu semalam"

Dengusan pelan menguar begitu saja dari bibir Ten. Menyesal ia telah merasa bersalah pada roomate yang ia bentak tadi pagi, nyatanya memang Johnny rese.

[ ✔️] Roomate But Kissing || JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang