14) ㅡConfession

352 29 4
                                    

Ketukan cukup kencang mengusik tidur putra tengah keluarga Lee, lenguhan khas bangun tidur menjadi pembuka kesadaran Ten dari tidur nyenyaknya.

"Kami turun 30 menit lagi!"

Ten membuka matanya, kini sepenuhnya sadar ketika menemukan dada bidang Johnny sebagai pemandangan pertamanya. Senyum tipis menghiasi bibir Ten kala mengingat apa yang telah mereka lakukan, dan status mereka yang telah berubah.

Johnny kekasihnya.

"Apa yang membuatmu tersenyum hm?"

Seketika Ten menjauhkan badannya, berguling untuk turun dari ranjang dan duduk membelakangi Johnny. Ten berdeham sebelum bergerak menuju pintu dengan sedikit linglung.

"Tidak perlu malu say-"

"Aku tidak!"

Ten berbalik lalu menunjuk wajah Johnny seolah Johnny telah melakukan hal yang bersalah.

"Aku akan siapkan pakaian untukmu"

Pintu Ten buka dengan tangan membawa setelan santai, hoodie dan sweat pants milik kakaknya.

"Lebih kecil dari ukuranmu tapi sepertinya masih cukup"

Johnny menurunkan apel di depan mulutnya, ia tersenyum menerima kain yang dilipat rapi tersebut. "Terima kasih, kau mau? Ibumu membawakannya karena kita tidak turun untuk makan bersama"

Ten memandang apel merah tersebut dengan enggan, "Ew! No"

"Mandilah, aku tunggu di ruang makan"

Dehaman besar menyapa Ten sesaat menginjakkan kaki di lantai satu rumahnya, "Apa?" Tanya Ten tidak santai.

Dengan tangan dilipat Tern berjalan melewati Ten, "Berapa ronde kalian habiskan semalam?"

"Kau bercanda?"

Senyum penuh kemenangan tergambar pada bibir Tern, tangannya bergerak menyiapkan sarapan untuk kakak dan tamunya yang kesiangan.

"Jadi kalian sudah berbaikan?"

"Hm"

Ten menyiapkan minuman dengan pelan, badannya melambat karena pikirannya mengajak berkelana menimang beberapa hal.

"Jangan beritahu Ibu dan Ayah"

"Eh? Soal apa? Itu-- kalian benar-benar melakukannya?!"

Ten membasahi bibirnya lalu berbalik dengan dua gelas di tangannya. "Hm, aku tidak bisa menutupi apapun darimu, jadi... ya kami melakukannya, salah paham telah terselesaikan,"

"Lalu?"

"Lalu?" Tanya Ten atas respon Tern yang justru bertanya kembali.

"Kalimatmu menggantung kak, lalu apa yang terjadi?"

Ten berdeham sebelum melanjutkan langkahnya menuju meja makan.

"Kami berpacaran"

"Sungguh?!"

Derap kaki menuruni anak tangga membuat Ten terdiam, "Ya".

"Selamat Pagi, Tern"

"Oh! Pagi oppa! Apa tidurmu nyenyak?"

"Sangat!"

Johnny mendudukkan diri di seberang Ten yang telah siap memulai sarapannya. Tern mencuci tangannya sebelum berpamitan untuk pergi ke kampus sementara kedua orang tuanya telah berangkat ke percetakan.

Denting alat makan mengisi keheningan keduanya.

"Ten"

"Hm?"

[ ✔️] Roomate But Kissing || JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang