16) ㅡThe Door

234 26 2
                                    

( Warning: semi adult scene❕❗)

Ten tidak benar-benar bisa tertidur semalaman karena pikirannya sendiri. Ia menghela napas demi melegakan pikirannya, memastikan semua akan baik-baik saja meski perasaannya tak berkata demikian.

"Good morning, Ten" Sapa Johnny setelah merenggangkan badannya. Ia terbangun di ranjang Ten, sementara sang pemilik ranjang tengah menikmati tehnya.

"Pagi, John. Ingin teh atau susu?"

Johnny menghampiri pantry dapur di mana Ten berdiri, ia meraih cangkir Ten dan menandaskan isinya. Hangat mengisi kerongkongan Johnny membuatnya tersenyum meski mendapatkan tatapan mematikan Ten.

"Milikku!" Johnny tersenyum kemudian mendusalkan hidungnya pada pipi Ten.

"Ini juga milikku"

Ten mendorong bahu Johnny seketika saat mendengar kalimat cringey dan sikap kekanakan Johnny, setidaknya baginya itu cringe. Ia berdeham lalu mengisi kembali cangkirnya dengan teh dalam teko.

"Aku suka kau mencampur lebih dari satu teh"

"Kau tahu teh apa saja yang kugunakan?"

"Teh A, Teh B, dengan campuran perasaan Ten, jadilah teh yang luar biasa"

"Berhenti mengatakan hal menggelikan atau teko ini melayang?"

"Kita bisa membelinya"

"John kau ini-"

Chup.

Johnny membungkam mulut Ten yang hendak memprotes, Johnny hanya ingin menggodanya dan selalu sukses untuk itu. Kecupan hangat ia akhiri dengan sentuhan kecil pada punggung Ten.

Pelaku penciuman itu tertawa puas melihat Ten diam membeku di tempat sebelum melarikan di ke kamar mandi. Sementara seperti kelihatannya, Ten sedikit lambat mengolah apa yang terjadi. Ia tersenyum sembari melanjutkan kegiatannya membuat teh. Pikiran memberikan kesimpulan sementara bahwa kejadian semalam tidak meninggalkan hal buruk untuknya dan Johnny.

"Kau mimpi apa semalam, Ten?"

"Ha?" Ten mengangkat wajahnya di tengah kegiatan sarapan tersebut.

"Kurasa tidak ada, kenapa?"

Johnny tersenyum menahan gombalan untuk Ten yang terdekat di tenggorokannya. "Tidak, hanya merasa senang karena melihat kau banyak tersenyum pagi ini"

Ten menutup bibirnya dengan kepalan tangan bebasnya. Ia berdeham sebelum mengalihkan pandangannya.

"Kau salah melihat Johnny aku tidak tersenyum sama sekali"

Ten merotasikan matanya tanpa menanggapi Johnny yang terus menggodanya, ia sibuk membereskan alat makan sementara Johnny berpakaian serta menata rambutnya seperti biasa untuk pergi ke kantor. Selesai dengan persiapannya Johnny mendapati Ten memainkan stylus pen dengan bersandar pada meja belajarnya.

"Kau tidak kembali tidur?" Ten menjawab dengan sebuah gelengan.

"Johnny aku..."

"Hm?"

Johnny memakai parfumnya sebelum menghampiri Ten, mengukung antaranya dengan meja belajar membuat Ten menahan bahu Johnny yang terus mendekat. Ten menatap Johnny yang menunggunya berbicara, ia menghela napas lalu menunduk tanpa sebab.

"Aku ingin pergi ke perpustakaan, apa kau bisa menemaniku?" Cicit Ten dengan malu.

Tawa renyah menyapa pendengaran Ten, ia kembali mendongak menatap wajah kekasihnya saat tangan besar mengusap rambutnya.

[ ✔️] Roomate But Kissing || JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang