25) ㅡGet Out of Hand

114 11 2
                                    

Seseorang terbatuk di tengah tidurnya, ia kembali membuka mata dengan berat tanpa berminat menggerakkan badannya, namun beberapa detik kemudian badan tingginya bergerak cepat menuju kamar mandi.

Badannya berangsut ke lantai dengan lemah setelah isi pencernaannya menolak untuk diolah sebagaimana seharusnya. Nafas yang melemah bahkan bulir keringat menghiasi pelipisnya, cukup membuat setiap orang yang melihatnya paham bahwa ia sedang tidak baik-baik saja.

"Johnny where are--what the fuck!"

Seseorang dengan bahu lebar dan kulit pucat berniat menyapa Johnny di ruangannya namun berakhir terkejut karena menemukan si pemilik apartemen berbaring di lantai kamar mandi.

"Apa yang terjadi, hei sadarlah! Johnny!"

Jaehyun bersusah payah membawa tubuh besar itu menuju rumah sakit terdekat, wajahnya tidak bisa menutupi kepanikan yang melanda karena sepupunya pingsan tanpa gejala penyakit sebelumnya, Jaehyun mengetukkan jarinya dengan risau meski Johnny telah segera mendapatkan penanganan.

"Apa yang membuatmu melemah, bro?" Tanya Jaehyun pada Johnny yang tengah berdiam diri dengan alat pendeteksi jantung.

"J-ae ahjae" Bisikan lemah yang memanggil namanya membuat Jaehyung sigap berdiri dan memanggil perawat melalui remote, beberapa perawat datang mengecek kondisi Johnny dan memberikan stimulasi konsumsi yang bisa diberikan seiringin stabilnya kondisi Johnny, alat yang merepotkan itu berkurang hingga menyisakan infus dengan beberapa selang tersambung ke lengannya.

Jaehyun duduk di tepi ranjang Johnny, aroma rumah sakit sangat pekat di sekitar Johnny hingga Jaehyun mencari posisi agar aromanya tidak terlalu pekat di penciumannya.

"Kau sakit begitu parah kenapa tidak menghubungiku? Jika aku tidak menemukanmu di kamar mandi--ah sudahlah kau itu jagalah dirimu sendiri"

Johnny tersenyum lalu memejamkan matanya, "Bully aku, nanti kubalas jika sudah sembuh"

"Balas saja, oh, aku sempat mengambil ponselmu, ada banyak pesan masuk sepertinya dari kantor"

"Apa kau menghubungi seseorang?" Tanya Johnny yang tidak relate dengan pernyataan Jaehyun.

"Ibumu, kurasa dia sedang di pesawat sekarang"

Johnny menyentuh dahinya, memijitnya pelan hingga membuat Jaehyun berinisiatif membantunya memijat. Orang yang biasanya penuh wibawa dan keramahan itu kini berbaring di ranjang rumah sakit dengan pucat dan lemah, ditambah kantung mata menebal yang membuat Johnny terlihat tidak berdaya.

"Apa kau seperti ini karena memikirkan lamaran Alleena?"

Pertanyaan Jaehyun membuat Johnny kembali membuka matanya meski nampak enggan dan lelah.

"Ya"

"Kau ragu untuk itu?"

"Tidak"

Jaehyun menatap iba Johnny dengan sorot sedihnya, layaknya seseorang yang harus melepas sesuatu dalam dirinya untuk sebuah pernikahan, masa mudanya, impiannya, atau apapun yang dapat berubah nantinya.

"Aku akan istirahat" Kata Johnny sembari menyamankan kepalanya untuk istirahat.

Jaehyun mengangguk lalu menyondorkan ponsel Johnny pada pemiliknya, "Buka notifikasi instagrammu, kuharap itu membantumu, bro".

Setelahnya Jaehyun meninggalkan Johnny sesuai permintaan. Space untuk diri sendiri memang sangat dibutuhkan ketika batin sedang berperang, terlebih untuk hal besar yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang kedepannya.

💫🌾🪐

Teriakan seorang wanita dan pria beradu terdengar mengisi siang hari yang panas tersebut, intonasi dan pergerakan keduanya tidak dipungkiri merupakan bentuk emosi yang sedang hadir dalam diri mereka.

[ ✔️] Roomate But Kissing || JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang