15) ㅡIce

229 26 0
                                    

Ten melirik jam di sudut komputernya, waktunya membangunkan Johnny pikirnya. Kakinya beranjak menuju ranjang sang roomate namun ketukan pada pintu menahannya.

"Ya?" Sapa Ten saat menemukan pria asing di depan kamarnya. Pria semampai itu tersenyum lalu mengangkat nampan di tangannya.

"Sarapan anda, tuan. Anda pasti tuan Lee? "

"Oh itu, benar saya Youngheum, Terima kasih" Ten membenarkan letak kacamatanya sebelum menerima dengan baik dua nampan yang tersungkus plastic wrap seperti biasanya, Ten berpikir bahwa pria tersebutlah yang biasanya mengantar sarapannya dan Johnny.

"Biasanya Tuan Suh yang membukakan pintu, apakah ia baik-baik saja?" Ten sedikit membukakan pintu agar gundukan selimut Johnny terlihat oleh sang pengantar sarapan. Tidak sopan memang tapi Ten tidak ingin berlama-lama meladeni orang lain, dan terlebih ini masih sangat pagi baginya.

"Kalau begitu saya menitipkan ini untuk tuan Suh"

Sebuah amplop berwarna cream yang berkilau mengambang di antaranya dengan pria tinggi tersebut. Ten terdiam dengan senyum masih ditunjukkannya. Pikirannya tiba-tiba kusut, dari yang berpikir bahwa Johnny memilih penyedia layanan menu sehat hingga memiliki pelayan pribadi untuk memenuhi kebutuhan Ten, benar Ten, karena Johnny memulainya karena Ten membutuhkan semua itu.

"Maaf untuk bertanya ini, Apakah anda melayani keluarga Suh?" Tanya Ten dengan sopan.

Pria itu dengan senyumnya mengangguk, "Saya asisten tuan muda Suh"

Ten membalasnya dengan anggukan sembari menerima amplop tanpa keterangan tersebut, hanya bertuliskan 'Seo Youngho'.

"Saya permisi"

Bersegel. Ten meletakkan amplop bersegel di meja belajar Johnny. Ia kemudian beralih melanjutkan niatnya yang tertunda, membangunkan sang kekasih untuk sarapan, bukan lagi roomate tapi kekasih.

"Johnny sarapan sudah datang"

Ten mengguncang pelan bahu Johnny hingga kepala Johnny muncul dari ujung selimut.

"Masih lelah?" Tanya Ten sembari menyibak selimut tersebut.

"Hm, sedikit, kurasa morning kiss akan membuatku bangun"

Dengan sengaja Ten memunutupkan kembali selimut pada wajah Johnny hingga membuat sang empu meringis.

"Aku tidak tahu perjalanan bisa membuat sangat lelah" Johnny kini terduduk dengan wajah setengah mengantuk. Ia menatap Ten dengan bingung.

"Aku tidur dan tidak begadang, hanya terbangun lebih awal dan mengerjakan laporan karena sudah tidak mengantuk" Lapor Ten karena tatapan 'bertanya-tanya' Johnny sangat kentara akibat melihatnya telah bangun dengan segar lebih dulu daripada Johnny.

"Bangunlah kau bilang ada agenda hari ini"

Anggukan menjawab perintah Ten. Johnny kemudian bersiap dan sarapan bersama. Ten menunggu sarapan selesai sebelum bergerak mengambil amplop titipan pria asisten Johnny.

"Asistenmu menitipkan ini"

"Kau bertemu dengan Jungwoo rupanya"

Johnny membuka amplop yang ternyata begini surat undangan. Ia membaca sekilas lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Kenapa kau membuangnya?"

Ten mengamati dari belakang Johnny yang mencuci alat makan mereka. Ten tahu tidak ada semangat Johnny sejak ia menunjukkan benda pipih tersebut.

"Makan malam keluarga, secara resmi"

"Kau harus mendatanginya itu adalah acara keluarga"

Johnny mengelap tangannya sebelum berbalik, mengukung Ten yang tengah bersandar pada meja makan berdiri menunggunya.

[ ✔️] Roomate But Kissing || JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang