𝙿𝚊𝚛𝚝 𝟷𝟾 || 𝚂𝚎𝚚𝚞𝚎𝚗𝚌𝚎

401 37 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo tahu enggak, sih, Tan? Lorong kelas 11 IPA ditutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo tahu enggak, sih, Tan? Lorong kelas 11 IPA ditutup. Sampai dipasangin papan dilarang lewat. Ih, ada apaan, sih?" Adena bertanya pada Intan.

"Terima kasih, Bu." Intan menerima uang kembaliannya dari ibu kantin setelah ia mengambil minuman kaleng dari dalam lemari pendingin.

Intan mencoba membuka kaleng minumannya dengan jarinya sendiri, tapi tak bisa. "Bukain, dong." Intan meminta bantuan Adena.

"Ck. Lemah!" Adena membantu Intan membukakan minumannya dengan sekuat tenaga lalu memberikannya pada Intan.

Intan nyengir. "Hehe. Thank you." Lalu meneguk minuman tersebut. Intan sengaja ingin membuat kesal Adena dengan mengabaikan pertanyaan Adena tadi.

"Ish, lo, mah. Jawab dulu pertanyaan gue! Kan lo lagi deket tuh sama kakel kelas 11 IPA 3 gara-gara project film pendek." Adena merengek sebab Intan tak menjawab pertanyaannya.

"Nah, tuh, tahu jawabannya."

"Tunggu-tunggu ... ." Adena mencoba memikirkan ucapan Intan. Beberapa saat kemudian, Adena menjentikkan jari. "Oh, jangan bilang sekarang lorong kelas 11 IPA lagi dibuat shooting?"

Intan mengangguk. "Iya. Hari ini emang jadwal shootingnya di sekolah, Adena."

"Kalau gitu kenapa enggak ambil pas pulang sekolah aja, sih? Kan sepi tuh. Gak perlu ribet-ribet nutup jalan. Kayak apaan aja."

Intan mengendikkan bahunya. "Gue gak tahu, sih. Tapi, kata Kak Berlian, biar natural. Karena salah satu scene di film kita itu nuansanya waktu jam istirahat, jadi, ya, udah, waktu jam istirahat. Jam istirahat 'kan rame tuh, jadi kelihatan real istirahat. Ya, walaupun figurannya cuman bisa lewat sekitaran lorong kelas 11 IPA aja, sih. Kalau shootingnya pas pulang sekolah, udah sepi, gak kelihatan natural."

"Oh, gitu." Adena mengangguk paham.

"Ngomong-ngomong soal shooting, gue boleh lihat proses shootingnya nggak?"

Adena memegang erat lengan Intan lalu menatap Intan dengan mata berbinar. "Plissss, gue mau lihat akting Kak Alexa. Lo tahu sendiri 'kan gue kagum banget sama dia?"

[SCC: 2] RADEN BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang