𝙿𝚊𝚛𝚝 𝟷𝟺 || 𝚃𝚑𝚎𝚒𝚛 𝙼𝚒𝚜𝚝𝚊𝚔𝚎𝚜

460 35 1
                                    

TW // Mentioning sexual harrashment

TW // Mentioning sexual harrashment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selang lima belas menit kemudian, Berlian datang di tempat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selang lima belas menit kemudian, Berlian datang di tempat itu.

Kehadiran Berlian berhasil memecah kecanggungan yang terjadi antara Bagas dan Intan.

Pasalnya, usai Bagas mengatakan bahwa ia telah menghubungi Berlian, kedua insan itu saling terdiam. Tak ada satupun diantara mereka yang berniat memulai pembicaraan.

Hanya terdengar suara para anak kecil yang tengah bermain lempar tangkap bola di situ. 

Bagas larut dalam game online yang tengah ia mainkan. Begitupun Intan. Gadis itu tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Ia bingung, mulai darimana ia harus menceritakan permasalahan yang terjadi antara keluarganya dan juga keluarga Bryan.

Rasa ragu amat membelenggu.

Apakah iya ia harus membuka masa lalu menyakitkannya pada Bagas dan Berlian yang notabene merupakan orang yang baru ia kenal.

Namun, mau tak mau ia harus melakukan hal tersebut. Ia hanya berharap, setelah ini, ia bisa lepas sepenuhnya dari Bryan.

"Sorry, baru datang. Tadi gue nyamperin Tamara dulu ke rumahnya. Gue kira Tamara ada di rumah, ternyata dia beneran lagi ada acara. Tamara juga bilang, dia udah tahu semuanya dari Bryan."

Berlian datang dengan tergopoh-gopoh. Ia melepas waistbag yang ia kenakan lalu meletakkannya pada meja gazebo pinggir taman yang tengah mereka duduki.

Berlian menarik napas panjang. Lalu bertanya, "Gimana?"

"Lo sama Bryan ada masalah apa?"

Intan menatap Berlian. Gadis itu terdiam cukup lama. Dalam diamnya, otak Intan tengah mengatur settingan pemutar memori.

Saat ia siap, gadis itu mulai menceritakan masa lalu kelam yang ingin ia lupakan.

Jakarta, 2019

Siang sepulang sekolah kali ini berjalan seperti siang-siang yang lain. Murid SMP Permata berhamburan keluar dari masing-masing kelasnya tampak bersemangat saat mendengar bel pulang.

[SCC: 2] RADEN BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang