𝙿𝚊𝚛𝚝 𝟹 || 𝚈𝚘𝚞𝚛 𝚂𝚊𝚏𝚎 𝙿𝚕𝚊𝚌𝚎'𝚜

887 59 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagas mengawali harinya di sekolah dengan memasuki ruang kurikulum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagas mengawali harinya di sekolah dengan memasuki ruang kurikulum. Laki-laki itu akan memenuhi janjinya pada Berlian – mencari tahu siapa pemilik akun Your Safe Place. Dibanding menemui langsung Intan Permata, nama yang tertera pada sertifikat kejuaraan lomba bidang literasi yang diposting oleh akun Your Safe Place kemarin, nama yang diduga merupakan pemilik akun Your Safe Place, ia memilih dengan melaporkan prestasi yang telah dicapai pemilik akun Your Safe Place agar dapat bertemu dengan orang itu secara langsung.

Bagas dengan seribu pemikiran rumitnya.

"Pagi, Pak." Bagas menyapa Pak Suyono, guru matematikanya yang juga menjabat sebagai wakasek kurikulum.

Merasa ada yang memanggil, Pak Suyono pun mengalihkan perhatiannya dari koran yang ia baca menuju Bagas. Sedikit menurunkan kacamata. Lalu beliau berkata, "Pagi juga, Nak."

Menyadari orang yang memanggilnya adalah Bagas, Pak Suyono langsung melipat koran yang tengah ia baca. "Ada apa?"

"Jadi begini, Pak." Bagas mengeluarkan handphone miliknya dari dalam saku celana lalu membuka galeri foto – menampilkan hasil tangkapan layar postingan Your Safe Place yang sempat dihapus. "Sepertinya ada murid sekolah ini yang belum melaporkan prestasinya pada Bapak."

Ucapan Bagas membuat kening Pak Suyono mengerut. "Maksudnya?"

Bagas menunjukkan handphone-nya pada Pak Suyono. "Intan Permata, murid SMA Cahaya Cendekia, berhasil menjadi juara pertama dalam kompetisi menulis cerita inspiratif yang diselenggarakan oleh Kemendikbud."

"Tulisan berukuran kecil pada bawah nama gadis ini adalah nama sekolah kita, SMA Cahaya Cendekia."

"Apakah dia sudah melaporkan prestasinya, Pak?"

Pak Suyono menatap lekat layar ponsel Bagas. Setelahnya, ia menatap Bagas. "Belum."

"Baik, terima kasih atas informasinya. Saya akan segera memanggil –"

"Mohon maaf, Pak, karena saya harus memotong ucapan Pak Suyono. Namun, menurut saya Pak Suyono jangan langsung memanggil anak tersebut."

"Mengingat saya mendapatkan bukti kejuaraan ini bukan dari akun pribadi Intan, besar kemungkinan apabila Intan memang sengaja menyembunyikan kejuaraan tersebut."

[SCC: 2] RADEN BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang