[SERIES CAHAYA CENDEKIA: 2]
[SPIN OFF AYUDNA || Dapat dibaca terpisah]
TW // Sexual harrasment, mental issues, traumatic
Intan - anak aktris bernama Tiara Kamaratih yang menghilang dari bumi sejak Tiara tersandung skandal.
Peristiwa pelecehan seksu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ruang kelas 11 IPA 3 seharusnya tampak sepi karena jam pelajaran telah usai. Namun, pemandangan sebaliknya justru terjadi saat ini. Ruang yang menjadi tempat Bagas, Berlian, Tamara, dan Ria mengemban pelajaran di sekolah, justru tampak terisi.
Airconditioner yang seharusnya mati setelah selesai dipakai pun tampak masih menyala. Pendingin ruangan itu kini memiliki fungsi tambahan menjadi pendingin kepala anggota Royal Believeable Team yang tengah berpikir keras menentukan lokasi shooting short movie yang akan mereka buat.
Alasan mereka tak menggunakan studio Excel Class untuk kumpul mereka kali ini juga sederhana, karena AC ruangan tersebut sedang di-service.
“Kemarin gue udah nge-share scriptshortmovie-nya. Gue harap kalian udah baca semua sampai tuntas. Oh, atau ada yang belum baca?”
Serentak Fazran, Derren, dan Johan mengacungkan tangan. Sontak, hal itu membuat Berlian merengut kesal.
Sambil berkacak pinggang, gadis itu berkata, “Kok kalian belum baca, sih? Udah tahu editor harus paham sama alur film-nya. Kenapa coba?”
“Gue belum sempet ngebaca soalnya kemarin malem belajar buat ulangan kimia hari ini, Kak,” jawab Johan.
“Beneran?”
“Bener, Kak, kemarin malem gue les sama Johan.” Harry membantu Johan menjawab karena Harry merupakan teman sekelas Johan.
“Oke, approve.”
“Kalau lo berdua?” Berlian menatap ke arah Fazran dan Derren.
“Kemarin gue ada les juga sama Derren. Les Matematika Pak Suyono.”
“Kemarin Fazran mengajak watashi, maksudnya gue, mabar sampai malam.”
Fazran dan Derren menjawab secara serentak. Fazran berharap Derren bisa bekerja sama dengannya – bohong. Namun, Derren justru mengatakan hal yang sebenarnya. Sontak, hal itu membuat Fazran menatap tajam Derren. “Lo anjing.” Fazran mengumpati Derren.
Kekonyolan Fazran dan Derren membuat Berlian tertawa ringan. Emosi gadis itu sedikit mereda. “Lain kali kerja sama dulu kalau mau bohongin gue.”
“Lo pikir gue gak tahu kalau lo, Derren, dan Bagas, itu satu kelompok les? Orang Bagas udah les 2 hari yang lalu.”