Episode 1

1.2K 311 214
                                    

Matter Halo - Travel

''Selamat membaca"

______

Dieng Culture Festival yang diadakan pada bulan agustus, selalu terlihat ramai disetiap tahun nya. Begitu pun dengan tahun ini.

Terlihat seorang gadis memakai kupluk berwarna abu muda dikepalanya, sedang tertawa bahagia bersama sosok laki-laki yang lebih tinggi dari nya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat seorang gadis memakai kupluk berwarna abu muda dikepalanya, sedang tertawa bahagia bersama sosok laki-laki yang lebih tinggi dari nya itu. Ihh lucu banget lampion nya.

Ehan korek nya mana?'' Tanya gadis berkupluk.

Laki-laki yang dipanggil Ehan itu langsung merogoh saku celana nya dari kantong depan hingga ke kantong belakang. Tidak menemukan apapun.

Perasaan tadi ada sini." Batin nya. Ehan tersenyum bodoh kearah gadis yang lebih pendek di depan nya itu.

Kenapa? ngga ada yaa?" Tanya gadis itu lagi.

Ehan menyengir menunjukan deretan giginya yang rapi. Jatuh dijalan kaya nya.

Yahhhh.''Gadis berkupluk itu menekuk wajahnya. Udah-udah jangan cemberut . Tadi gue liat ada yang jual korek di ujung jalan sana.

Gue beli dulu ya Ileen.''Ehan berbalik setelah menepuk-nepuk pelan kepala yang tertutup kupluk itu. Gadis yang disebut Ileen itu kembali terseyum dan mengangguk. Punggung Ehan mulai menghilang dibalik keramaian.

Udara malam hari Dieng semakin menusuk tulang. Ileen merapatkan jaket yang dia kenakan. Lima belas menit berlalu. Ileen mulai bosan.

Beli korek dimana sih, lama banget. Padahal acaranya udah mulai''gerutunya.

Pemilik mata amber itu mengedarkan pandangan kepenjuru arah berakhir ke ujung jalan setapak yang sebelum nya Ehan maksud tempat membeli korek tadi.

Kerumunan lalu lalang semakin memadati lokasi festival. Lampion-lampion mulai menyala beterbangan menghampar dilangit malam seperti cahaya dari ubur-ubur yang sedang berenang dilautan gelap.

 Lampion-lampion mulai menyala beterbangan menghampar dilangit malam seperti cahaya dari ubur-ubur yang sedang berenang dilautan gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ileen memutar-mutar lampion yang sedang dia pegang dengan tidak minat. Menunggu lama membuat selera menerbangkan lampion nya hilang. Perlahan Ileen berjalan menyelip membelah kerumunan, berniat menyusul Ehan yang sejak tadi tidak kunjung kembali. Saat tiba di ujung jalan. Ileen tidak menemukan keberadaan Laki-laki itu. Kemana?''pikirnya.

Ileen melihat pedagang korek api selesai melayani pembeli. Bergegas mendekat.

Bang, tadi ada laki-laki pake topi hitam lambang F beli korek disini ngga?. ''Si penjual korek tampak berfikir. Duh yang mana yaa. Banyak atuh neng yang pake topi hitam. Ileen melihat ke sekeliling , bener juga sih. Tidak sedikit yang memakai topi di cuaca dingin seperti ini.

 Yang ganteng bang, kaya Tom Cruise.''Ileen kembali bersuara.

Duh ngga kenal neng. Ileen menyerucutkan bibir nya. Yaudeh deh, makasih ya bang.

Sama-sama neng. Ileen hendak melangkah meninggalkan pedagang korek, namum mundur lagi. Teringat sesuatu. Bang mau beli korek nya satu.

Kalo ada penjual korek disini. Lalu kemana pergi nya Ehan yang katanya mencari korek. Hampir lupa. Dasar Ileen, kenapa ngga di telpon aja sih dari tadi, berasa hidup di zaman purba deh. ''merutuki kebodohan nya.

Ileen mengambil ponsel dari saku jaketnya. Berniat menghubungi Ehan. Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi. Tumben nomor Ehan ngga aktif. Ileen mencoba sekali lagi. Nomor yang anda tu. Klik. Ileen mematikan penggilan telpon nya dan memasukkan kembali benda pipih itu kedalam saku jaketnya. Lekas mencari keberadaan Ehan lagi.

Banyak tenda-tenda tinggi yang didirikan oleh para pedagang memenuhi sekeliling area Festival. Membuatnya semakin padat dan memeriahkan acara pada malam hari itu. Namun aneh nya lima meter setelah tenda si pedagang korek, tampak lengang. Sepi. Mungkin karena jarak tempat pedagang korek yang berada di ujung jalan setapak membuatnya berada lumayan jauh dari pusat festival dengan pengunjung-pengunjung yang sibuk menerbangkan lampion. Ileen melangkah menjauh dari keramaian, berniat mencari Ehan dari ujung kelonggaran. Namun belum sampai tiga langkah Ileen mendengar suara ember jatuh seperti tertimpah sesuatu yang keras dari arah samping tenda besar toko aksesoris.

Karena penasaran Ileen melangkah mendekat kesumber suara. Kurang nya pencahayaan disamping tenda membuatnya tidak dapat melihat dengan jelas, Ileen berniat untuk menyalakan blitz pada ponsel nya. Namun belum sempat mengambil ponsel nya. Ileen menyandung benda kecil di kakinya. Sebuah Topi Hitam dengan lambang huruf F. Hati Ileen mencelos khawatir. Beberapa langkah menyusuri lorong gelap.

Ileen menelan ludah.''

Dihadapan nya tergeletak seonggok tubuh disamping reruntuhan ember. Air mata tak mampu lagi Ileen bendung. Ia tahu betul sosok tubuh yang sedang terbaring itu.

Ehaaaaannnnnnn!!!!.

Siapapun Tolongggggg.''Teriak nya keras.

Suasana Festival yang sebelumnya meriah berubah menjadi tidak kondusif. Kronologi cerita kejadian, menimbulkan versi yang berbeda-beda dari mulut ke mulut tersebar dengan cepat seperti debu yang beterbangan hingga ujung sudut. Butuh waktu yang cukup lama untuk mobil ambulance bisa sampai di lokasi kejadian. Jalan menuju dataran tinggi Dieng yang berkelok-kelok menjadi penyebab utama keterlambatan datang nya mobil ambulance. Tim medis lapangan mencoba yang terbaik untuk menahan pendarahan dari luka tusuk di perut Ehan. Setengah jam berlalu akhirnya mobil ambulance yang menganggkut Ehan tiba di Rumah Sakit Terdekat. Dokter memeriksa tubuh Ehan, namun terlambat. Nyawa Ehan tidak Terselamatkan. Ehan Kehilangan banyak cukup darah.

Ileen menangis sejadi-jadinya. Nggga - ngga mungkin.

Ehan bangun, kitakan janji mau nyalahin lampion bareng. Kalo lo pergi gue nyalain lampion sama siapa dong.

Ileen mengguncang tubuh Ehan yang terbaring kaku di bangkar Rumah Sakit. Tidak terima dengan kenyataan pahit. Dokter turut prihatin tidak mampu berbuat apa-apa. Ileen mengusap air matanya yang terus mengalir. Keadaan gadis itu sudah amat berantakan. Dipandang nya wajah laki-laki dihadapan nya itu untuk yang terakhir kali. Ileen meremas kedua benda yang berada di telapak kirinya. Sebuah topi hitam berlambang F milik Ehan dan sebuah gelang perempuan dengan gandulan bulan sabit bewarna pink yang sebelumnya ia temukan di lokasi kejadian. Entah siapa yang menusuk Ehan dengan keji, Ileen tidak akan pernah memaafkannya.

''Selamat tinggal Zefa Ferhan Vahreza.'' Satu-satunya keluarga yang Ileen punya. Dan kembaran yang selalu dia sayangi.


_____

TBC

Suka ngga?'', lanjut?''

Kalo suka. Tinggalin jejak vote dan comment di bawah yaa..

The Season Twins SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang