Pion yang dikorbankan

5 1 0
                                    

Kunjungi versi webtoonnya: https://tinyurl.com/pesta-dalam-penjara


Senja ini, gemercik gerimis membasuhi wajah bumi. Angin tipis berhembus, menusuk kulit para penghuni di sebuah perumahan. Banyak orang memilih meringkuk di ranjang daripada berkeliaran di luar. Namun Ratih tetap berdiri di depan pintu rumahnya, tidak mau beranjak meski dipaksa keluar. Bahkan, tarikan tangan ibunya dilempar begitu kencangnya ke arah tanah.

"Aku tetap mau disini. Bukankah ini rumah kita?" Ratih tersengut dengan mata berair. Ibunya diam saja, terus meraih tangan Ratih walau genggamannya selalu dibuang. Adiknya Ratih, Ratu, diam saja tidak bereaksi apa-apa. Anak sekecil itu masih belum paham dengan permasalahan orang dewasa.

"Ratihhh... Ini bukan rumah kita lagi.." ajak Salima sambil menahan amarah yang sempat mencuat di wajah.

Teguran seorang pria memaksa mereka segera angkat kaki, "Cepat.. ! Tempat ini harus segera dikosongkan...!" gerutu pria itu sambil menunjuk-nunjuk di depan muka Salima.

Pria itu adalah orang dari pihak bank. Ia menggusur keluarga Salima karena mereka tidak mampu membayar cicilan rumah. Paska bercerai dengan Yogas, Salima harus berjuang sendiri untuk memenuhi kehidupan keluarganya. Namun karena tidak memiliki pekerjaan yang mapan, ia tidak bisa melunasi rumah dan hanya mengantungi sedikit uang dari pencairan over kredit.

Akhirnya Ratih pun menyerah. Ia tergeret arus langkah kaki ibu dan adiknya. Sambil menarik sebuah koper, Salima berjalan dengan membawa beban berat di hati. Disaat seperti ini, wajah Yogas perlahan timbul dalam benaknya. Bukannya tidak mau menanggung malu, alasan sebenarnya Salima menceraikan Yogas karena demi keselamatan keluarganya. Bila terus disamping Yogas, Salima khawatir para koruptor itu akan tega menyakiti kedua buah hatinya.

Sembari berjalan, Salima menggenggam sebuntal kertas putih hasil remasan bulat suaminya. Kertas yang ia pegang itu, adalah lembaran yang ia pungut di tempat sampah sebelum bercerai dengan Yogas. Perlahan, dia sibak kertas gulung yang kini berkerut-kerut lembarannya. Tertera jelas tulisan mantan suaminya yang berusaha membeberkan rahasianya tetapi tidak jadi. Dari awal, Salima mengetahui identitas Yogas yang sebenarnya. Dia juga mengerti mengapa Yogas bersandiwara menjadi seorang pencuri. Selayaknya Yogas, Salima pun bersandiwara. Ia berpura-pura membenci Yogas padahal merengkuhnya kuat di dalam hati. Dia melakukan hal tersebut untuk melindungi kedua anaknya dari musuh-musuhnya Yogas.

Mereka bertiga berjalan dan terus melangkah, kemana kaki ingin menapak. Tak tahu arah tujuan yang benar. Di pesisir jalan, suara klakson mobil melengking, menghentikan langkah mereka sekejap. Salima berpaling ke kanan, disana tampak sebuah sedan hitam bertengger di samping mereka. Kaca mobil itu perlahan tenggelam, sama seperti pantulan wajah mereka yang ikut lenyap. Salima dapati wajah seorang pria. Ternyata dia adalah Permana, teman Yogas yang dulu sering bertandang ke rumah mereka.

"Kenapa kalian di luar di musim dingin seperti ini? Masuklah.." ajak Permana berucap peduli.

Salima duduk di bangku depan, sedangkan Ratih dan Ratu masuk ke jajaran bangku kedua. Di dalam mobil, Salima menumpahkan semua cerita yang menimpa keluarganya. Permana pun hanyut, terbawa alur kisah keluarga temannya. Apalagi keluarga Yogas hancur akibat misi rahasia ini, misi yang mengharuskan Yogas berlakon menjadi penjahat. Namun ironisnya, Permana malah gembira mendengar berita duka ini. Sesekali matanya mencuri pandang dari wajah Salima. Tangan kirinya ia kepal keras, menahan debaran kencang di dada. Sudah sejak lama dia menyukai Salima, bahkan sebelum Salima menikah dengan Yogas.

Dari pantulan balik kaca spion, Ratih terus menilik Permana yang senyum-senyum sendiri dan seringkali melirik ke paras ibunya. Mulut Ratih cemberut. Ia palingkan mukanya ke kaca mobil, tidak suka melihat Permana yang terus memandangi ibunya. Karena baginya, Yogas adalah satu-satunya ayah yang ia miliki. Dia tidak ingin ada yang merebut posisi itu dari Yogas.

Pesta Dalam PenjaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang