Bragg!!
Sebuah mobil Jeep menghantam pinggang belakang truk di depannya. Seketika itu juga wajah mobil terhujam, sehingga mukanya menjadi rusak. Sementara seseorang di ruang kemudi mobil itu tidak sadarkan diri. Bahkan hingga matanya terpejam, kertas di tangannya itu ia kepal sangat erat. Benda itu tidak boleh hilang, ataupun terlepas dari genggamannya. Karena surat itu akan berbicara semua hal mengenai kebenaran suatu misi palsu.
Semua orang di tempat itu dicekam kegemparan, mereka langsung menghampiri mobil yang bagian wajah dan kaca depannya rusak. Sungguh naas hari ini. Belum sempat surat perintah palsu itu diserahkan, tetapi pemilik bukti itu sudah meregang nyawa. Haikal terkapah-kapah, ia menghela nafas dengan terputus-putus.
Sebelum mata Haikal terpejam, ia menangkap dua orang dari kejauhan yang tengah memperhatikannya. Dari halte seberang trotoar, seorang pria berkumis tebal terkekeh lepas, mencibir Haikal yang dengan gampangnya dapat dijatuhkan. Di samping pria yang tertawa itu, tampak seorang wanita ikut menyaksikannya menghembus nafas terakhir. Haikal mendelik, menilik lebih tajam orang tersebut. Wanita berambut sebahu itu adalah petugas yang ditemuinya di pengadilan, orang yang memintanya untuk menyerahkan bukti itu kepadanya.
Kini, meski Haikal berpijak di ujung nyawa, namun setidaknya kertas itu tidak jatuh ke tangan yang salah. Dia berharap bukti di tangannya akan ditemukan oleh seseorang yang baik. Seseorang yang akan membukakan pintu kejahatan di penjara lebar-lebar.
***
Suara sirine bersiul lantang, menggemparkan Yogas yang sedang berkeliaran di bentangan jalan di tengah kota. Lantas ia ayunkan kakinya sangat cepat, menghindar dari suara yang dianggapnya sebagai mobil polisi. Tiba-tiba dia hentikan langkahnya, rupanya mobil yang melintas adalah ambulan. Ia bergidik sekaligus jengkel karena merasa tertipu. Ia sangat bodoh. Ketakutan berhasil menjadi delusi, terus menghantuinya sehingga ia selalu merasa terancam.
Yogas, dengan memendam seribu pertanyaan, bergulir pelan menuju sumber kegaduhan. Ada apa gerangan? Mengapa orang-orang melingkari dan memblokir sebuah jalan. Rasa penasaran menarik dirinya menyambangi sesuatu di balik kerumunan orang itu.
"Ada apa?" Yogas bertanya pada seseorang yang berkerumun.
"Kecelakaan. Sebuah mobil jeep menabrak truk besar." balasnya.
Mobil Jeep? Kecelakaan? Batin Yogas mulai bicara. Ia kemudian membelah gerombolan manusia dengan kedua tangannya. Ia menelusup kilat, membuatnya berdiri di barisan paling depan. Ia tidak peduli, sangat tidak takut lagi berdiri di dekat para polisi yang sedang melingkari TKP dengan rambu kuning. Secara acak, kamera matanya menangkap plat nomor mobil jeep. 'B 0511 KL', sama persis dengan bilangan yang sering mencuat dalam ingatannya. Nomor plat milik Haikal.
Yogas berpaling ke salah seorang polisi, "Pemilik mobil ini. Dimanakah dia sekarang?"
"Dia dilarikan ke Rumah Sakit terdekat." timpal si polisi agak lama, karena sedang sibuk mengangkut satu demi satu benda yang terceceran di jalan. Barang-barang itu dibawanya menuju ke mobil polisi. Sudah pasti mereka akan menyelidiki kasus ini.
Sesaat kemudian orang-orang mulai berpencaran, saat serpihan kecelakaan sudah mulai diamankan pihak polisi. Yogas berbalik arah, membelakangi para polisi dan beberapa orang yang masih mengelilingi TKP. Ia berjalan pelan meninggalkan mereka, membawa pekikan kecewa di jurang batin. Ketika mulai menjauhi TKP, mendadak suara sahutan dari belakang menyeruak jelas, "Hei kau. Kemarilah!" usik seorang polisi ke arah Yogas.
Yogas diam gemetar. Sepertinya polisi itu telah mengenali wajahnya dengan baik. Disamping itu, dia berpikir gencar untuk bisa lepas dari perhatian para polisi. Hanya ada dua tindakan yang dapat ia ambil. Lari, atau menghampiri sang polisi. Jika ia lari maka ia akan dicurigai. Namun bila mendekati polisi, berpura-pura seperti orang biasa, besar kemungkinan bagi dia untuk ditahan aparat itu. Apakah Yogas akan mudah untuk ditangkap dan kembali dijebloskan ke jeruji besi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesta Dalam Penjara
Mystery / ThrillerSurga Biru, adalah organisasi yang menjual kemewahan di dalam penjara. Sehingga para koruptor dan napi berduit bisa menikmati fasilitas hotel di ruang selnya. Mereka bisa berjudi, menikmati narkoba, prostitusi, dan hal lainnya di balik jeruji besi...