Kunjungi versi webtoonnya: https://tinyurl.com/pesta-dalam-penjara
Gym Lapas
Yogas dan Anto kembali ke bangku dengan tubuh bercucuran peluh. Ia duduk, menghentikan hasrat untuk terus berlatih. Melawan Anto saja kalah, bagaimana bisa menjumpai Kuncoro kalau kemampuannya seperti ini?
Kedua kamera mata Yogas menyorot ke depan. Menangkap dua napi lelaki yang tengah bersaing ketat. Smash demi smash saling dilemparkan keduanya. Namun, permainan ini masih terus imbang. Pada bentangan tempat duduk semen di pesisir lapangan, Yogas terus mengamati mereka. Menilik erat, mempelajari teknik permainan badminton keduanya. Mereka berdua itu, Junaidi dan Kapoh, adalah dua orang yang dikenal jempolan dalam olahraga ini.
"Siapa yang paling hebat bermain? Maksudku, yang pantas untuk mengajariku badminton." Suara Yogas melayang ke arah Ucok yang duduk di sebelah kanannya. Sebatang rokok pun diselipkan di tangan pria itu, untuk menyibak informasi yang terkatup dari dalam mulutnya.
Ucok berpikir dalam renungan. Tiba-tiba, angin pikirannya melesat ke Kuncoro. Setiapkali bertanya, Yogas selalu menyinggung dan terkesan ingin menggali semua hal yang berkaitan dengan si koruptor itu. Benak Ucok pun diliputi beberapa pertanyaan. Yogas, pasti dia tengah mengarahkan pistol penyelidikan ke Kuncoro. Pikir Ucok, seraya mengambil sebatang rokok persembahan.
Ucok mulai bicara, setelah Yogas mengamatinya sedang melamun, "Oh, Junaidi. Dia lebih ramah ketimbang Kapoh. Waktu itu dia juara dua badminton se-lapas. Sementara Kuncoro, dia selalu diperingkat pertama."
Pertarungan smash antara Junaidi dan Kapoh usai. Lantas Yogas menghampiri Junaidi yang baru mengambil posisi duduk. Jaraknya agak jauh, di bentangan kursi semen di seberang Yogas.
"Ajari aku badminton. Guru!" tegas Yogas langsung ke titik percakapan. "Aku akan membayar kebaikanmu."
Mimik Junaidi mengerucut ke depan. Heran, tidak menyangka ada orang yang mengemis ilmu padanya. "Guru? Baiklah, tapi kau harus membayariku ke Gedung C lantai tertinggi. Aku ingin mengencani napi wanita." seru Junaidi meminta bayaran di muka.
Di lapas ini, seorang napi laki-laki dapat berjalan-jalan ke lantai atas, tempat napi perempuan meringkuk. Setelah terjalin hubungan dan kata sepakat, mereka dapat berkencan dengan tarif yang ditentukan petugas. Untuk biara murah, mereka dapat berkencan di kamar mandi. Sementara untuk tarif yang mahal bisa memesan tempat, seperti di ruangan kosong yang sudah disediakan sofa dan beragam fasilitas lainnya.
Junaidi bangkit dari bangku. Dia maju ke depan, masuk ke rangkaian denah lapangan. Tubuhnya memperagakan teknik bermain badminton yang benar. Setiap arahan dari Junaidi, Yogas ikuti dengan baik.
"Pertemuan pertama gratis, tapi lain kali kau harus bayar!" sela Junaidi disela memberikan instruksi latihan.
***
Takk!! Wess!!
Yogas melompat tinggi. Raket di tangan kanannya menepak kencang sebuah cock. Cock mungil berbulu putih itu melompat, meluncur ke arah wajah Junaidi. Tanpa keraguan sedikitpun, cock itu kembali ditepis kencang oleh Junaidi. Namun, bukannya mengarah ke Yogas, cock itu malah terlempar ke luar arena lapangan. Sekejap, Yogas menang satu poin dari gurunya. Setiap hari, di jam olahraga pagi, Yogas dan Junaidi terus mengencangkan otot tangan, berlatih untuk kejuaraan badminton antar napi blok yang diadakan satu bulan lagi.
Dari balik jaring-jaring net, Yogas melemparkan senyuman lebar ke Junaidi. "Lihatlah, aku berbakat bukan? Sudah kukatakan akan mudah untuk mengajariku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesta Dalam Penjara
Mystery / ThrillerSurga Biru, adalah organisasi yang menjual kemewahan di dalam penjara. Sehingga para koruptor dan napi berduit bisa menikmati fasilitas hotel di ruang selnya. Mereka bisa berjudi, menikmati narkoba, prostitusi, dan hal lainnya di balik jeruji besi...