Gulita malam menguasai angkasa. Kabut pekat kian mengalir, banjiri sekujur perumahan. Pada hamparan jalan perumahan, seseorang terus berlari hingga sampai di tempat tujuan, rumahnya Pak Roni. Dulu dia pernah beberapakali berkunjung kemari saat masih menjadi anggota polisi.
Tanpa diketahui siapapun, Yogas secara tersembunyi menelusup masuk ke tubuh bangunan rumah. Ia selak jendela tanpa menimbulkan keributan, lalu berjalan pelan ke kamar pria gempal, sasaran utamanya. Namun ternyata tidak ada Pak Roni di ruangan tersebut. Yogas pun merunduk di balik lemari, menunggu pemilik ruangan yang belum tiba. Kemanakah Roni, apakah dia ada di rumah ini?
"Siapa itu?" lantang pemilik rumah menggema seluruh ruangan. Ia nyalakan semua lampu rumah, mencari siapa yang membuat pergerakan.
Roni beringsut ke kamarnya, hendak mengambil ponsel yang ia taruh disana. Dia ingin menghubungi polisi untuk meminta pengawalan penuh. Srtt!! Pintu kamar meringkik pelan saat dia buka. Roni beranjak ke arah ponsel yang terbaring di ujung ranjang. Lantas Yogas mengambil ancang-ancang, menerkam targetnya ketika mulai menggapai ponsel.
Dubb!! Yogas memeluk tubuh Roni, membekuknya sehingga pria gempal itu tidak bisa berkutik. Roni pun terkejut setengah mati. Kaki kanannya menjulur ke atas, mencoba menjangkau ponsel di meja tetapi tidak sampai.
"Siapa kau?" pekik Roni merintih. Kedua tangannya dikunci. Dia diterkam dari belakang yang membuatnya tidak dapat membaca situasi apapun.
"Mengapa kau memilihku dalam tim 'Party in the Jail'? Kenapa!" teriak Yogas menggelegar, ia mengeluarkan semua amarahnya.
Setelah mendengar suaranya beberapa detik, Roni mulai mengenalinya, "Apa kau Yogas? Benarkan? Kenapa kau kemari, bicaralah baik-baik denganku."
"Ya, aku Yogas. Orang yang menjadi ujung tanduk dalam misi rahasiamu. Kenapa kau tidak pilih yang lain? Pilihlah mereka yang tidak berkeluarga dan mempunyai anak. Kenapa!" sentaknya lagi, hingga meruntuhkan mental Roni.
"Party in the Jail? Misi rahasia? Apa maksudmu, aku tidak mengerti!" sangkal Roni tidak tahu menahu perihal ini. Dia menggeleng gemetar amat ketakutan.
Perlahan Yogas lepaskan ikatan tangannya dari satu tubuh gempal. Roni terbujur kaku, ia bersandar di tepian ranjang sambil memasang paras heran.
"Apa ini?" ujar Roni saat Yogas melempari secarik kertas kumal ke wajahnya.
Raut Roni mengencang buncah. Alisnya meruncing meresapi isi tulisan pada surat perintah itu. "Ini bukan tanda tanganku. Ini palsu! Siapa yang memberikan ini padamu?"
"Permana. Dia yang memberikannya atas perintahmu. Iyakan?" bentaknya malah berbalik menyerang Roni. "Mengakulah?"
Roni membalas dengan tergugu-gugu, "Aku tidak pernah membentuk tim rahasia. Jika aku memang membentuknya, kenapa aku tidak hadir dalam setiap pergerakannya? Bukankah itu aneh?"
Muka Yogas menoleh pelan ke kiri, ke Roni yang tampak tidak tahu apa-apa mengenai masalah ini. Gores wajah Yogas mengernyit tidak mengerti. Dia sangat bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Jika bukan Roni, siapa yang membentuk tim Party in the Jail?" bisik Yogas ke batinnya sendiri. Kompas kecurigaannya mulai menunjuk Permana. Ia berbalik arah menaruh prasangka pada orang yang paling dipercayainya.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tapi aku akan membantumu, demi meluruskan kesalahpahaman ini." sahut Roni menawarkan kerjasama.
Dari dalam kamar tersebut, terdengar banyak kendaraan berhenti di depan rumah Roni. Yogas langsung menepi ke jendela, menyibaknya dan melihat siapa yang datang. Kalut menerpa hatinya sekejap. Di luar, tampak banyak polisi sedang merenggangkan kuda-kuda, mengarahkan senjatanya ke arah rumah. Buru-buru Yogas menutup tirai jendela, agar mereka tidak langsung mengarah kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesta Dalam Penjara
Misteri / ThrillerSurga Biru, adalah organisasi yang menjual kemewahan di dalam penjara. Sehingga para koruptor dan napi berduit bisa menikmati fasilitas hotel di ruang selnya. Mereka bisa berjudi, menikmati narkoba, prostitusi, dan hal lainnya di balik jeruji besi...