8:8

694 27 0
                                    

Terlihat sepasang suami istri yang tak lain adalah Chris dan Vanya kini berjalan denga tergesa di sepanjang lorong rumah sakit untuk mancari pintu kamar tempat Jinan di rawat.

Tepat di ruang mawar dengan pintu kamar nomor 310, gadis muda yang tengah memainkan ponsel nya mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk karena ada seseorang yang membukanya.

Alangkah senang nya ia saat mendapatkan kedua orangtua yang ia nanti nantikan untuk menjenguk kini sudah berada di depannya.

"Ma--"

"Dasar merepotkan! Kau sudah menguras uang saya hanya karena sakit sandiwara mu ini. Saya tau kau hanya sedang bersandiwara kan? Agar Rosita dan orang lain peduli dan prihatin dengan keadaanmu ini" marah Chris yang memotong panggilan Jinan

"Jinan ga sedang bersandiwara Pah. Jinan memang benar benar sakit" ujarnya naik pitam, tidak terima atas apa yang Papa nya ucapkan

"Berani kamu membentak saya hah!? Dasar anak kurang ajar!" marah Chris yang hendak menampar Jinan lagi, namun di hentikan oleh istrinya yang seketika mendapatkan tatapan berbinar dari Jinan, karena ini pertama kalinya Mama nya membela dirinya lagi.

"Sudah Pa, kita aja dulu dia pulang. Kasihan putri kita yang sudah merengek ingin menjenguk anak sialan ini" ujar Vanya yang kembali menyayat hati Jinan

"Dalam 10 menit, urus semua barang barang kamu. Kalau tidak akan saya seret kamu dari sini. Kalau bukan karena putri saya, saya tidak akan sudi untuk melihat dan menjemput mu kemari" ujar tajam Vanya yang lagi lagi menoreh luka pada hati kecil Jinan

Sambil menahan air matanya, Jinan dengna segera melepas infus nya dan segera mungkin mengemasi semua barang barang yang kakak nya bawakan sebelumnya.

Kenapa Jinan atau bahkan orang yang tahu tentang penyakit Jinan tidak ada yang memberitahu pada Chris dan Vanya?  Itu karena Jinan ingin dia sendiri lah yang akan memberi tahukan itu pada kedua orangtua nya nanti.

Jinan dengan masih sedikit tertatih kini berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan Chris dan Vanya. Bahkan mereka tak peduli lagi dengan tatapan semua orang yang melihatnya. Hingga ada seorang suster menghentikan langkah mereka.

"Eh Dek Jinan kenapa udah keluar? Kamu seharusnya tetap istirahat, karena kondisi kamu belum sepenuhnya pulih" ujar suster itu yang bernama Maya

"Keluarga kami ada urusan mendesak, jadi kami terpaksa menjemput 'Putri kami' ini" jelas Chris sambil mendelikkan matanya pada Jinan saat ia berkata 'Putri kami'

"I-iya suster Maya, Jinan udah baikan kok. Cukup istirahat di rumah saja" ujar Jinan memastikan

Suster Maya itu pun sedikit mencurigai kedua orangtua Jinan itu.
"Mohon tunggu sebentar ya Dek, Pak, Buk. Coba saya tanyakan dulu pada Dokter Lia" ujar Suster Maya dengan sedikit berlari menuju ke ruangan Dokter Lia

Namun tanpa Maya ketahui, kedua orangtua Jinan sudah menyeret Jinan keluar dari rumah sakit itu, bahkan Chris tidak menghiraukan rintihan kesakitan dari Jinan karena Chris terlalu erat menggenggam pergelangan Jinan, hingga pergelangan itu memerah saat Chris dengan kasar memaksa Jinan memasuki mobil mereka.

Jinan pun hanya bisa menangis dalam diam dan sambil mengelus pergelangan tangannya yang sakit itu.

Tak lama setelah itu sebuah panggilan masuk dari ponsel Chris dan dengan decakan kesal ia manjawab panggilan tersebut dengan mengatakan alasan yang sama pada orang yang menelfon nya dari seberang sana.

"Siapa?" tanya Vanya

"Si Rosita" jawab Chris

Dan keheningan kembali terasa di dalam mobil yang dingin itu, tanpa ada satupun percakapan.

Sesampainya mereka di rumah, Chris langsung menyeret Jinan memasuki rumah itu dan mendorongnya masuk ke dalam rumah hingga ia tersungkur ke lantai yang dingin itu.

Jihan yang sudah menunggu sedari tadi langsung menghampiri adik nya itu dan membantunya berdiri, lalu ia menanyakan banyak hal pada Jinan, mulai dari keadaan nya, bagaimana ia bisa seperti ini, kemana ia sebelum masuk rumah sakit dan beberapa pertanyaan lainnya yang hanya ia jawab singkat dan sedikit berbohong

Hal itu agar Jihan tidak khawatir dan ditambah juga dengan tatapan sinis, dingin, banci dan kenuntut dari Chris dan Vanya membuatnya terpaksa harus berbohong.

Jinan pun langsung meminta izin pada Jihan untuk segera ke kamarnya untuk beristirahat dengan alasan ia lelah.

Jinan yang di bantu dengan Bik Sumbi pun segera menuju ke kamarnya dan kembali beristirahat karena kini badannya terasa sangat lemas dan lelah.

Namun sebelum itu, tak lupa ia meminum obat yang tadi pagi di berikan oleh Dokter Lia, setelahnya barulah ia tidur.

Sedangkan Bik Sumbi kini sedang memasukkan semua barang Jinan kembali ke lemarinya dan untuk amplop berlogo rumah sakit itu Bik Sumbi letakkan di laci meja rias milik Jinan, yang Bik Sumbi kira itu mungkin hasil dari perawatan Jinan selama ia di rawat di rumah sakit.

Kemudian Bik Sumbi pun segera keluar dari kamar itu dan kembali melanjutkan aktivitas nya yang tadi tertunda sempat karena membantu Jinan.





To be continued
Thanks mate ♥

About Time [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang