"Ingat, segala sesuatu yang berlebihan tidaklah lebih baik dari apa yang sekedar dan seadanya" - Christina
.
.
.H a p p y R e a d i n g
Jevino yang penasaran pun membuka amplop itu dan membaca dengan sangat detail apa yang tertulis pada lembaran kertas putih tersebut yang sudah sangat sangat ia tau dan sudah sangat familiar baginya yang mengambil jurusan kedokteran di Jogja.
Jevino dengan sepontan mendelikkan kedua matanya pertanda ia shock dan tak percaya dengan apa yang ia baca, bahkan ia mengedipkan matanya beberapa kali untuk memastikan kebenaran dari apa yang ia baca.
Jevino menangis dan jatuh terduduk di atas kursi kayu sebelah Mamanya yang membuat sang Mama panik.
Mama nya segera mengambil kertas putih yang anak laki-laki nya itu serahkan dan seketika itu juga tubuhnya bergetar hebat dan lemas. 'Jadi apa yang dikatakan nya tempo hari itu benar? Bukan sandiwara?' batinnya
Jevano yang baru saja sampai pun segera berlari menuju teras samping saat mendengar Mama nya menangis, khawatir akan terjadi sesuatu pada sang Mama.
Namun ia dibuat keheranan saat melihat adiknya, Jevino juga ada di sana dan sama sama menangis dengan Mamanya. 'Nangis? Oh c'mon bro, masa iya lakik nangis?' batinnya tertawa
"Mah ada apa mah?" tanya nya pada Vanya
"Jinan Van Jinan" ujar Jevino di sela sela tangisannya
"Alahh buat apa bahas anak sialan itu" geram Jevano yang di dengar oleh Chris, Papa nya yang baru pulang dari kantor
"Jinan mengidap leukemia stadium 2 Van!" bentak Jevino pada kakaknya
"Becanda lu ga lucu njir!" ujar Jevano marah dan hendak meninggalkan tempat itu
"Ini baca sendiri aja" Jevino menyerahkn kertas putih itu kepada Jevano dan Chris yang penasaran juga ikut membacanya dari sebelah Jevano
Duar
Bersamaan dengan petir dan gemuruh yang terdengar dari langit, terlihat tangan Jevano kini mulai bergetar dan Chris, Papa nya yang sudah hampir terjatuh karena kakinya yang tiba tiba lemas, untunya ia dengan cepat berpegangan pada dinding.
Shock
Itu yang sama sama mereka rasakan, sedangkan Chris. Ia sangat sangat menyesal sekarang, ia tak pernah membayangkan bahwa 'putrinya' yang paling bungsu benar benar mengalami penyakit itu.
Ia dengan segera menghubungi Rosita dan menanyakan keberadaan Jinan dan mengatakan akan berkunjung ke rumahnya untuk melihat Jinan. Dan hal tersebut membuat Rosita kebingungan atas perubahan sikap kakak nya yang berubah secara tiba tiba
Karena baru 4 jam yang lalu ia menghubungi kakak nya itu dan menjelaskan mengenai penyakit Jinan berulang ulang.
Sedangkan di tengah lebatnya hujan mobil yang Jinan kendarai melaju dengan kecepatan sedikit di atas batas normal. Karena ia sudah tak tahan dengan sakit kepalanya yang sudah menyerang nya sedari siang tadi.
Dengan sedikit mata yang berkunang kunang, Jinan tidak melihat bahwa lampu di depannya berubah dari hijau menjadi merah.
Brak
Brugg
Brakk
Brakk
Ttangg
Mobil yang Jinan kendarai di tabrak oleh sebuah sedan lainnya yang memang tengah melaju dengan kecepatan tinggi. Mobil Jinan terpental hingga beberapa meter dengan beberapa kali berguling yang membuat mobilnya rusak parah.
Para warga yang melihat kejadian segera berusaha membuka pintu dari kedua mobil itu karena sama sama mengeluarkan percikan api.
Sedangkan ada beberapa warga berusaha menghubungi ambulans dan pemadam kebakaran untuk segera datang.
Warga membawa 2 gadis yang entah siapa itu karena wajah kedua gadis itu sudah berlumuran darah menuju tempat yang aman dan berteduh dari derasnya hujan.
6 menit kemudian ambulans dan pemadam kebakaran pun datang, namun karena hujan deras api yang tadinya besar pun kini sudah mengecil dan hanya menyisakan awak mobil yang hancur dan gosong sebagian.
Sedangkan petugas ambalance segera membawa kedua tubuh gadis itu menuju rumah sakit dan memberi pertolongan pertama. Yang mana salah satu ambulans terlihat sangat sangat sibuk, karena detak jantung pasien dari ambulans pertama itu melemah dan menandakan pernapasan yang semakin melemah.
Petugas terlihat sangat berusaha untuk mempertahankan napas pasiennya hingga tiba di rumah sakit dan segera di tangani dokter, di rumah sakit itu terlihat suster segera menyiapkan alat pacu jantung atas intruksi dari dokter.
"1 2 3 mulai"
"1 2 3 mulai"
"sekali lagi 1 2 3 mulai"
"1 2 3 mulai"
"1 2 3 mulai"
Titttt.......
Dokter itu pun menggelengkan kepalanya tanda bahwa sang pasien gagal untuk di selamatkan.
"Hubungi keluarga pasien" ujar dokter itu pada suster yang mendampingi nya
Siapa gadis yang meninggal itu? Kita pun akan susah mengenalinya, karena banyak luka, lebam dan pembengkakan di beberapa sisi wajahnya yang membuat nya sulit untuk di kenali.
Segera polisi yang memang memegang barang milik pasien pun segera menghubungi pihak keluarganya berbekal dengan nomor yang ada di ponsel yang polisi dapatkan dari mobil pasien
Di sebuah rumah, keluarga itu tengah bersiap siap untuk pergi menuju ke suatu tempat, namun tiba tiba telepon salah satu pemuda yang ada di sana berdering dengan nomor yang tak di kenal
"Iya halo" ujar pemuda itu
"Apakah benar ini dengan keluarga dari Christina Jinandha Devons?" ujar dari seberang sana
"Iya benar, saya kakak nya. Mohon maaf ini dengan siapa?" tanya pemuda itu sopan yang mengalihkan atensi orang sekitarnya
"Kami dari pihak Rumah Sakit X ingin memberitahukan kabar bahwa pasien atas nama Christina Jinandha Devons mengalami kecelakaan dan sempat di tangani, namun Tuhan berkehendak lain. Pasien atas nama Christina Jinandha Devons telah kembali kesisi Yang Maha Kuasa hari ini, Senin tepat pukul 06:10" jelas dari seberang sana sambil membaca KTP milik Jinan itu
Jinan? Ya dialah yang memiliki kartu identitas tersebut dan yang di telepon oleh pihal rumah sakit itu adalah Jevino, karena memang kontak Jevino yang terakhir kali gadis itu hubungi melakui panggilan telepon, namun tak si jawab oleh nya.
Jevino yang mendengar kabar tersebut langsung menjatuhkan ponselnya. Ia merasa seakan di tiban oleh ribuan ton batu di atas tubuhnya.
"Ga mungkin! Ini ga mungkin! Ga mungkin Mah... ga mungkin" teriaknya sambil menggelengkan kepalanya
"Kenapa kak?" tanya Vanya
"Jinan mah Jinan"
"Jinan kenapa Vin?" tanya Chris yang juga ikutan panik
"Jinan kecelakaan mah hikss.... Hikkss.. Jinan... Jinan kecelakaan dan... dan ga bisa diselesaikan" ujarnya lirih sambil menangis sejadi jadinya
"Engga engga, ini pasti bercanda kan? Ini bercanda kan kak? Baru tadi pagi aku ada kelas IPA bareng sama dia! Ah kakak ga seru ih becandanya" ujar Jihan menepis pikiran negatifnya
"Engga han, kakak ga becanda!" bentaknya
"Dimana itu kak? Rumah sakit mana!?" teriak Mama nya yang juga sudah menangis
Dan mereka pun dengan segera menuju ke rumah sakit itu dan di perjalanan ia juga sempat menghubungi Rosita untuk memastikan bahwa Jinan tidak benar benar ada di rumah sakit, namun jawaban Rosita yang mengatakan bahwa Jinan keluar membawa mobilnya pun semakin membuat Chris histeris dan panik
"Maaf, maafkan papa Jinan. Maafkan papa" gumamnya kesekian kalinya
To be continued
Thank you guys
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time [END]
Short Story📢 Cerita ini MURNI KARANGAN dari AUTHOR‼️ ⚠️YANG MAU PLAGIAT HARAP MUNDUR⚠️ NOTE : Sebelum mulai membaca, alangkah baiknya kalian follow akun aku dulu and jangan lupa juga voting setiap chapter nya nanti ya Thank you so much Lanjoottt.... (⌒o⌒) [S...