Christina Jinandha Devons, seorang gadis remaja yang memiliki perawakan yang kurus, cantik dan cenderung menutup dirinya pada orang baru.
Ia memiliki saudara kembar yang 10 menit lahir mendahuluinya, kembaranya itu bernama Christalyn Jihana Devons. Yang bisa di bilang jauh berbeda dengan perawakan Jinan yang kurus.
Orang orang yang melihat mereka dan keluarganya dari luar, mungkin berpikir bahwa mereka adalah keluarga yang bahagia dan harmonis, apalagi mereka juga memiliki anak kembar laki-laki yang 8 tahun lebih besar dari anak anak perempuan nya, dan kedua anak laki-laki itu dikaruniai ketampanan bak dewa yunani.
Namun tidak bagi Jinan. Ia kerap kali di perlakukan berbeda oleh orang tuanya, begitu juga dengan kedua kakak kembar laki-laki nya. Seperti saat ini, Jinan terlihat meringkuk kesakitan di atas tempat tidur nya yang keras.
Sore tadi baru saja ia mendapatkan pukulan dari Papa nya, karena ia pulang telat. Apakah separah itu?
Tidak juga, bahkan Bunda Rosita lah yang menghubungi Adiknya sendiri (Papa Jinan) untuk memberitahu bahwa Jinan masih mengerjakan tugas sekolah bersama Widya anaknya itu.
FLASHBACK ON
"Makasih banyak Ayah. Maaf Jinan jadi ngerepotin Ayah malam malam begini" ujar Jinan sungkan pada Om nya
"Iya ga apa apa sayang, kamu kan udah Ayah anggap anak Ayah sendiri" ujar Om nya itu yang kerap ia sapa Ayah Rama.
"Yaudah sana gih, istirahat yang baik. Semoga mimpi indah ya sayang" ujar Rama pada ponakannya itu.
Jinan pun melambaikan tangannya saat mobil pamannya itu mulai melaju dan perlahan menghilang oleh jarak yang semakin menjauh.
Jinan pun berjalan dengan sedikit ketakutan, karena ia sadar ini sudah jam setengah sembilan malam. Pasti Papa nya akan memarahinya, karena pulang larut malam.
"Tau rumah juga rupanya kamu!? Saya kira kamu sudah lupa dengan jalan pulang" ujar sinis Chris, Papanya
"Ga gitu Pah, tadi bukannya Bunda udah menghubungi Papa ya? Dan udah minta izin juga" ujar Jinan
"Berani melawan juga kamu ya! Dasar anak durhaka!!" bentak Mama nya yang sejak tadi berada di sebelah papanya
Plak plakk
Bunyi nyaring itu terdengar hingga ke seluruh rumah, yang pelakunya tak lain dan tak bukan adalah Vanya Mama nya sendiri.
Jihan yang baru saja akan turun ke lantai dasar itupun terkejut melihat Adik nya lagi dan lagi terkena amarah dari kedua orangtua nya itu.
Sedangkan kedua kakak laki-laki nya yang ada di ruang keluarga itu hanya menontonnya saja, tanpa ada reaksi apapun dari mereka berdua.
Jinan pun memegangi kedua pipinya yang terasa panas dan sakit itu, ia berusaha menahan tangis nya yang akan pecah.
"Kenapa sih mah? Kenapa selalu aku yang di perlakukan seperti ini? Aku cuma keluar buat ngerjain tugas kelompok di rumah Widya, toh Bunda juga udah bilang langsung ke kalian kan" ujar Jinan naik pitam
"Berani ya kamu!? Dasar anak kurang ajar!! Malu saya punya anak kaya kamu" ujar Papa nya marah
Plak plak plak plak
Dan entah sejak kapan papa nya sudah melepas ikat pinggang nya itu dan mulai memukuli Jinan membabi buta hingga Jinan tersungkur diatas dinginnya lantai rumah itu. Di anatara mereka semua tak ada satupun yang berusaha menghentikan papa nya itu.
Hingga Jevino, kakak keduanya mulai kerasa iba melihat Jinan yang mulai lemas dan kehabisan tenaga.
"Udah pa udah, papa mau bunuh Jinan ya?" ujar Jevino pada papa nya yang berhasil membuat sang papa berhenti.
"Untuk kali ini kamu saya maafkan. Sana kembali ke kamar kamu" ujar tegas Papa nya
Jevino yang hendak membantu Jinan untuk berdiri dan hendak mengantarkannya ke kamar langsung di tolak oleh Jinan.
"Jinan bisa sendiri" lirih Jinan yang berusaha bangkit, lalu berjalan tertatih tatih menuju halaman belakang, dimana kamarnya berada yang bersebelahan dengan kamar Bik Sumbi, wanita paruh baya yang selalu merawat Jinan.
Sesampainya di dalam kamar itu, ia langsung menjatuhkan tubuhnya yang terasa remuk itu di atas kasarnya kasur yang ia punya.
Ia meringkuk memeluk tubuhnya yang sakit sambil menangis tanpa suara sedikitpun hingga rasa sesak di dada nya kian menjadi.
Lalu ia mengambil ponsel nya dan membuka sebuah aplikasi komunikasi online berwarna hijau dan menge-klik sebuah kontak yang sudah sangat lama di blokir
Mama
Ma, sakit ma
Jinan salah apa sebenarnya
pada kalian semua?
Kenapa kalian berubah?Apa karena kejadian dulu?
Itu bukan salah Jinan Mah
Bukan Jinan yang ngelakuin semua
ituMama bisa baca chat aku ga?
Aku rindu mama yang duluAku rindu Kak Jevano
dan kak Jevino yang duluAku rindu Papa (?)
Aku rindu dia yang duluSeharusnya aku ga lahir kan ma?
Kenapa ga biarin aja Jinan mati
dulu ma?
Mungkin kalian akan bahagia
tanpa aku, ya kan?Curhat Jinan pada nomor mama nya yang sudah lama di blokir oleh mama nya sendiri, bahkan di keluarga itu tak ada satupun yang tahu nomor hp dari Jinan.
Lalu Jinan kembali meringkukkan badannya menangis, ingin rasanya ia menyerah dengan hidup nya saat ini. Ia terlalu lelah dengan hukuman hukuman dari perbuatan yang bahkan bukan dia pelakunya.
FLASHBACK OFF
To be continued
Jangan lupa follow, voting dan share cerita ini ke teman teman kalian semua ya
Thank you and see yaa mate ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time [END]
Short Story📢 Cerita ini MURNI KARANGAN dari AUTHOR‼️ ⚠️YANG MAU PLAGIAT HARAP MUNDUR⚠️ NOTE : Sebelum mulai membaca, alangkah baiknya kalian follow akun aku dulu and jangan lupa juga voting setiap chapter nya nanti ya Thank you so much Lanjoottt.... (⌒o⌒) [S...