Tak terasa kini sudah 2 hari lamanya Jinan berbaring tenang di atas bangkar itu dengan berbagai alat yang terpasang di tubuhnya.
Bara dan Widya pun sudah kengetahui kondisi Jinan pada saat ini dari Rosita, namun mereka tidak mengetahui mengenai penyakit Jinan.
Setelah Bara dan Widya pulang, Jevino kembali menemani adiknya dan dengan setia memeganggi tangan kecil dan kurus milik adiknya itu.
"Dek bangun ya? Ga bosen ya kamu tidur terus? Maafin kakak ya dek, maafin kakak" ujar Jevino untuk ke sekian kalinya pada Jinan yang masih tertidur itu
Sebuah pergerakan pun menyadarkan Jevino dari rasa penyesalan nya itu, dengan segera ia menekan tombol darurat yang ada dibsebelah bankar adiknya
Dengan segera dokter pun datang dan segera memeriksa Jinan dan Jinan pun mulai tersadar sepenuhnya.
"Dek akhirnya kamu sadar juga" ujar Jevino dengan sorot kekhawatiran
"Kak... air" ujar lirih Jinan
Dengan segera Jevino pun mengambil segelas air untuk Jinan dan Jinan pun meminimnya di bantu oleh kakak nya.
Ting
Suara notifikasi terdengar dari ponsel milik Jevino, dan Jevino pun melihat notifikasi tersebut yang kemudian dapat Jinan lihat ekspresi kakak nya itu menjadi sedikit berubah.
"Kak" lirih Jinan
"Kalau kakak sibuk Jinan ga apa apa kok di tinggal sendiri" lanjutnya memberikan senyuman pada Jevino
"Maafin kakak ya dek, kakak ga bisa jaga kamu beberapa hari kedepan. Karena kakak harus balik ke Yogyakarta" ujar Jevino
Jinan pun menggeleng sambil tersenyum kepada kakaknya untuk meyakinkan kakaknya bahwa ia tidak apa apa kalau di tinggal sendirian.
"Kakak panggilin Tante Rosita bentar ya" ujarnya kemudian keluar dari ruang inap tersebut.
Euggh
Lenguh Jinan saat ia merasakan kepalanya kembali terasa sakit. Ia menggenggam erat selimut rumah sakit sangat erat saat sakit di kepalanya terasa sangat sangat sakit.
Ceklek
Suara pintu terbuka menandakan ada seseorang yang akan masuk.
"Dek ini tan--.... Jinan!" teriak Jevino saat beru saja membuka pintu kamar tersebut ia melihat adiknya yang sudah memegangi dan menjambak rambutnya
"Dek kenapa dek?" tanya khawatir Jevino
Segera Rosita menekan tombol darurat yang ada di sebelah bankar Jinan dan selang beberapa 2 menit segera awak medis mendatangi ruangan itu dan mulai memeriksa keadaan Jinan.
"Tante Jinan Tante" ujar lirih Jevino melihat adiknya kini sudah di berikan obat penenang dan bebetapa sunyikan lainnya agar kembali beristirahat
"Ga apa apa Vin. Kita doakan saja agar adik kamu itu kuat dan bisa lekas sembuh" ujar Rosita pada ponakan laki-laki nya itu
"Apa Jevino ga udah balik ngampus aja ya Tan, Jevino tunda dulu ngampusnya sampe Jinan benar benar pulih"
"Jangan sayang, kamu fokus saja dengan kuliah kamu itu. Urusan Jinan biar tante yang urus di sini"
"Tadi juga tante udah bilang ke Mama Papa kamu kalo Jinan ada di rumah sakit dan masih dalam masa perawatan" jelas Rosita
"Tante kenapa ngasih tahu Mama Papa?" tanya Jevino was-was
"Ya biar bagaimanapun orangtau kamu berhak tau keberadaan Jinan sekarang, supaya mereka juga bisa sama sama support Jinan melawan penyakitnya"
"Tapi tante ---" ucapan Jevino terpotong oleh sang tante
"Iya ga apa apa, semuanya biar tante yang urus. Kamu fokus saja dengan kuliahmu, bukannya jadwal penerbangan kalian akan diadakan besok sore? Kamu pulang aja sana, siapkan semua yang kamu perlukan untuk di kampus nanti" ujar Rosita memotong ucapan Jevino
"Yaudah kalo gitu tan, Jevino titip Jinan ya. Tolong tante kabarin aku kalau ada apa apa sama Jinan" ujar Jevino pasrah
Kemudian ia pun memasuki ruangan adiknya yang sudah selesai di tangani oleh dokter.
"Dek maaf ya kakak ga bisa jaga kamu sampai kamu sembuh. Kakak harus pergi kuliah, kamu cepat sembuh ya, semangat terus ya" ujar Jevino sambil mengelus tangan adiknya
"Sekali lagi maafin kakak ya"
Setelah mengucapkan ucapan selamat tinggal itu pun Jevino langsung meninggalkan kawasan rumah sakit dan pulang ke rumah untuk mempersiapkan segela sesuatu yang ia perlukan, karena Jevano, kakak kembar nya mendadak memberi tahu nya mengenai keberangkatan mereka besok.
*
Kini sudah 3 hari ia tinggal sendirian di rumah sakit itu tanpa sang kakak dan beruntung kesehatannya semakin membaik."Kamu mau makan buah lagi sayang?" tanya Rama yang setiap sore selalu menjenguk Jinan dengan membawakan buah mangga madu kesukaannya
"Udah Yah, aku udah kenyang" jawab Jinan sambil menggelengkan kepalanya
"Mau air atau jus nya lagi?" tanya Wika, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang tak lain adalah adik Widya.
"Jus kamu kalo boleh" ujar Jinan yang memang sedari tadi menginginkan jus yang Wika bawa
"Nih" Wika memberikan jusnya pada Jinan dan dengan senang hati Jinan terima dan minum hingga hampir setengah
"Makasih" ujar Jinan senang
"Iya" balas ketus Wika sedikit kesal karena Jus Alpukat nya hampir Jinan habiskan setengah.
"Eh ga boleh gitu sama kakak Jinan" ujar Rosita yang baru saja memasuki ruangan itu sambil membawa nampan berisikan suntikan yang memang setiap 2 hari sekali harus Jinan terima
"Bunda soal hasil tes lab nya bagaimana?" tanya Jinan
"Hasilnya sudah keluar sejak kamu di bawa kemari oleh kakak kamu, tapi Bunda rencananya mau ngasih tahu kamu setelah kamu sembuh sayang" jawab Rosita sambil menyuntikkan obat tersebut ke infus Jinan
"Kenapa ga sekarang aja Bun?" tanya Jinan heran
"Takutnya kamu belum siap menerima hasil tes nya sayang"
"Ga apa apa Bunda, Jinan siap kok. Kalo memang ini jalan yang Tuhan berikan, Jinan Ikhlas" jelas Jinan
"Jangan ngomong gitu sayang, kamu kaya orang yang mau pergi jauh aja" ujar Rosita
Lalu Rosita pun mengbil sebuah amplop berlogo rumah sakit itu di laci sebelah bankar Jinan dan memberikannya pada Jinan.
"Ingat setelah kamu melihat isinya, kamu harus yakin kamu bisa sembuh, maka dari itu kamu harus semangat dan berusaha untuk sembuh ya"
"Iya bun"
Jinan pun membaca setiap huruf yang tersusun pada kertas hasil lab tersebut, ya walaupun ada beberapa hal tak ia mengerti, namun hasil akhir mampu membuatnya membeku.
"Leu-leukemia" gumamnya lirih
"Leukemia adalah kondisi kesehatan ketika tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih atau disebut juga leukosit yang abnormal dan leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang. Penyakit Leukemia dapat dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa" jelas seorang dokter muda yang baru saja memasuki ruangan tersebut
"Lia" tegas Rosita pada dokter muda tersebut
"Perkenalkan saya Audrylia Wijaya. Dokter spesialis onkologi yang akan menangani dan merawat kamu untuk kedepannya" ujar dokter itu
Kedatangan Dokter Lia itu mampu membuat Jinan mengalihkan atensinya dan pikirannya pada Dokter muda itu.
Lalu Dokter itu pun menjelaskan lebih lengkap dan terperinci kengenai hasil tes lab itu dan menjelaskan bahwa Jinan bisa sembuh karena beruntung mereka mengetahui kanker tersebut lebih dini.
To be continued
Thanks mate ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time [END]
Short Story📢 Cerita ini MURNI KARANGAN dari AUTHOR‼️ ⚠️YANG MAU PLAGIAT HARAP MUNDUR⚠️ NOTE : Sebelum mulai membaca, alangkah baiknya kalian follow akun aku dulu and jangan lupa juga voting setiap chapter nya nanti ya Thank you so much Lanjoottt.... (⌒o⌒) [S...