PANTAI

8 6 2
                                    

Sepanjang perjalanan mereka hanya diam dalam keheningan. Ingin berbicara dengan satu sama lain, rasanya sedikit gugup di antara perasaan mereka dan mulut juga terasa kaku.

Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu jauh untuk ke halte bis.

"Turunin aku disini aja" lirih Stella. Sekali menepuk pundak Bima untuk menghentikan motornya.

"Kenapa disini?" tanya Bima pada Stella.

"Hm, gapapa pengen aja"

Setelah turun dari motor Bima, Stella mulai melangkahkan kakinya menghampiri Samudra yang sedang asik bermain ponsel. Tanpa ia sadari kalau Stella mendekatinya.

"Samudra" panggil Stella.

Orang yang dipanggil langsung mendongak kepalanya menatap Stella.

"Stella" lirih Samudra.

"Kamu ngapain nyuruh aku kesini? Dan ada hal apa yang ingin kamu omongin sama aku?" tanya Samudra pada Stella.

Stella berdecih pelah. Laki-laki di depannya ini merasa tidak tahu dengan letak kesalahannya.

"Kok lu gitu sih?" tanya Stella. Kali ini gadis itu ingin berbasa-basi kepada Samudra.

"Maksud kamu apa?" tanya Samudra tidak tahu.

"Tidak tahu atau benar-benar tidak tahu, hm?" tanya Stella kembali.

"Aku benar-benar tidak tahu. Aku punya kesalahan ya sama kamu? Kalau aku punya, aku minta maaf ya" ujar Samudra, sembari memegang kedua tangan Stella.

Tapi gadis itu segera menjengahnya. Ia memalingkan wajahnya, Stella muak dengan raut wajah Samudra.

"Gua muak sama lo. Lo tuh berkhianat sama gua di belakang. Lo pernah bilang kalau gua punya masalah, lo bakal ada buat gua. Tapi, nyatanya engga"

Seketika Samudra tahu dengan pembicaraan Stella. Ia berdecih pelah dan menatap Stella dalam.

"Lo percaya sama kata-kata gua? Kata-kata gua tuh cuma penenang bagi lo" ucap Samudra tertawa.

"Lo tuh orangnya baperan banget, baru juga segitu udah baper"

"Asal lo tahu Stella, gua cuma kasihan sama lo. Yang udah di perkosa sama Bima. Apa mungkin Bima ga bakal tanggung jawab sama perbuatannya?" tanya Samudra sembari tertawa nyaring.

Keduanya tangan Stella mengepal, hingga rasanya ia ingin memukul Samudra sekarang juga. Tapi, ia mengurungkan niatnya untuk melakukan itu.

"Kalau boleh, gua juga mau dong cobain tubuh lo" ujar Samudra, sembari menatap tubuh Stella dari bawah hingga ke atas. Sehingga ia merasakan nikmat tubuh itu.

Bruk.

Sebuah pukulan berhasil mendarat di pipi mulus dan Samudra sehingga cowok itu jatuh kearah samping.

"Jangan coba-coba sentuh Stella. Sekarang dia milik gua, bukan milik lo"

Samudra segera menatap sang pelaku yang sudah memukulnya. Bima, laki-laki itulah yang memukulnya.

"Shit!" gumam Samudra.

"Ayok pergi dari sini" ucap Bima, menarik tangan Stella pergi dari sana.

"BIMA!"

Langkah Bima berhenti dan menoleh kearah belakang.

"Asal lo tahu, lo bakal dikeluarin dari sekolah besok atau lusa"

"Gua ga peduli, yang penting sekarang tugas gua bertanggung jawab atas kesalahan gua" jelas Bima dan pergi dari sana.

...

AKU, DIA, DAN KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang