Saat mengerjakan tugas kelompok. Stella sedikit terganggu dengan Bima yang daritadi menatapnya terus, dengan tatapan aneh dari laki-laki itu.
"Duh, kok dia natap gue mulu sih?! Apa ada yang salah ya sama muka gue, tapi gue ga tau. Duh jadi malu ntar" batin Stella. Ia meletakkan pulpennya dan berpura-pura menggaruk bagian wajahnya sekaligus untuk mengecek apakah ada sesuatu di wajahnya.
Saat semuanya sudah dicek. Stella merasa tidak ada apa-apa di wajahnya.
"Apa gue nanya langsung aja ya? Tapi gue malu" batin Stella. Ia melirik ke arah Bima yang ternyata masih menatapnya.
Stella menarik nafas untuk memberanikan diri bertanya kepada Bima. Untuk apa ia menatapnya terus?
"Kenapa?" tanya Stella pelan.
"Gapapa" jawab Bima.
"Ngapain natap gue?" tanya Stella lagi.
"Ada sesuatu diwajah kamu" ucap Bima.
Stella mengernyitkan keningnya. Sesuatu diwajahnya? Apa itu?
Bima yang melihat ekspresi wajah Stella, terkekeh. Sangat lucu melihat wajah gadis itu.
"Cantik"
Stella menatap tak percaya kepada Bima. Cantik? Dirinya dikatakan cantik oleh Bima. Apa laki-laki itu menyukainya? Stella segera menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin berpikiran apa-apa tentang laki-laki itu. Yakali Bima menyukai, mungkin Bima hanya menggombalinya saja.
"Ekhem! Udah dong bucinnya" sahut Angkasa yang dari tadi melihat keduanya.
"Hah? Bucin? Siapa?" tanya Lina pada Angkasa.
"Tuh" ucap Angkasa menunjuk Stella dengan Bima.
Lina menatap keduanya. "Kalian pacaran?" tanya Lina kepada mereka.
"Ga" jawab Stella segera.
"Bentar lagi kok" ucap Bima melirik ke arah Stella sambil tersenyum manis.
"Anjay, kalau dah jadian jangan lupa pjnya ye bang" sahut Hendra.
"Siap! Terserah lo mau minta apa aja gue yang bayarin" ucap Bima.
"Ini cowo aneh banget sih" batin Stella. Ia sangat kesal dengan Bima yang mengatakan kalau dirinya sebentar lagi akan jadian dengannya.
Orang baru kenalan masa langsung diajak pacaran. Kan ga lucu jadinya.
"Kapan kita jadian?" bisik Bima di telinga Stella, membuat gadis itu kaget dan segera menghindari Bima.
Stella memutuskan untuk pindah duduk saja di samping Berry. Jika disamping Berry, Stella akan merasa aman.
...
Setelah selesai kerja kelompok. Keenam remaja tersebut pun langsung keluar dari rumah Angkasa.
"Makasi ya Angkasa" ucap Lina.
"Yoi. Kapan-kapan kalau ada kerja kelompok di rumah gue aja ya?"
Semuanya pun mengangguk dan menjempolkan ibu jari mereka ke Angkasa. Sedangkan Stella daritadi hanya diam terus, ntah pikiran gadis itu kemana.
"Eh Bim ngapain lu dekatin Stella mulu? Kasihan anak orang" ucap Azra melihat raut wajah Stella yang mungkin sedikit ketakutan.
"Emang salah dekat jodoh sendiri?" tanya Bima sambil merangkul pundak Stella. Membuat gadis itu sedikit menjauh, tapi tangan kekar milik Bima langsung mengeserkan tubuh Stella mendekatinya. Hingga tidak ada jarak di antara mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, DIA, DAN KAMU
Dla nastolatkówSEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW!! AKU, DIA, DAN KAMU Sebuah nafsu dari seorang pria membuat dunia Stella hancur dalam sekejap mata saja. Dia Bima Arya Pradana laki-laki yang yang telah melecehkan Stella dan ia juga mencintai gadis itu. Daniel laki...