°°°
Pada persimpangan traffic light ke-dua manusia yang meyakinkan dirinya sedang bermimpi hanya berdiri memandang lampu berwarna di depannya. Salah satunya terdiam memikirkan bagaimana agar terbangun dari mimpi dan satunya lagi mengusap perutnya sebab lapar, tetapi sebenarnya itu bukanlah perutnya. Namun tetap saja dia merasakannya, ia pun menoleh pada pemuda di sampingnya yang memakai tubuhnya itu untuk melamun sepanjang perjalanan.
Karena bagaimana pun mimpi ini... ah atau kenyataan ini tetap saja mereka harus mengisi perutnya.
Dia berdeham lantas berkata, "Hei, anak muda." Suaranya terdengar pelan, namun pemuda itu membuatnya terkejut saat melihat wajahnya sendiri memasang muka yang mengerikan. Dia belum terbiasa. "Bisakah kita makan lebih dulu, ini sudah jam makan malam ku."
Pemuda itu pun memegang perutnya, tetapi dia tidak merasa lapar. "Aku tidak lapar," ucapnya menatap wajahnya sendiri. Wajah itu terlihat minta di kasihani, padahal sebelumnya ia tidak pernah menampilkan sosok yang seperti itu. "Baiklah, tunggu di sana. Aku akan membelikan makanan."
Xiao Zhan melihat lapangan basket yang sepi, dia pun duduk di sana sembari menunggu pemuda itu. Kalau di perhatikan, perut pemuda ini sangat bagus. Memiliki beberapa kotak, padahal dari luar dia terlihat sangat kurus. Zhan menyentuh perutnya karena penasaran, mengusapnya dan terpana kalau ini benar-benar bagus. Tidak seperti perutnya yang sedikit berisi, apalagi dia sudah makan pangsit dua piring.
"Aku juga ingin memiliki perut seperti ini." Dia melihat perutnya dari atas kerah bajunya, jari telunjuknya menekan kotak itu dan betapa kencangnya.
Namun di sisi lain Wang Yibo tertawa. "Ha...ha...ha... ini menggelikan."
Pegawai kasir kesal, sebab pria di depannya terlihat mengejek. "Apa yang kau tertawakan. Memangnya wajahku terlihat lucu?"
Wang Yibo melambaikan tangan, dia masih tertawa. "Tidak, bukan seperti itu. Aku hanya ingin tertawa, hahahaha." Dia mengambil uang di sakunya, di sana ada dompet yang sangat tebal. Ini bukan miliknya. "Ini uangnya," ucapnya lantas pergi dari sana.
"Gila, memalukan. Mengapa perutku sangat geli." Dia menggerutu dan berlari menghampiri pria itu.
Xiao Zhan yang sejak tadi terpana menghentikan semuanya, dia pun tersenyum ketika pemuda itu menyodorkan makanan padanya.
"Terima kasih," ucap Xiao Zhan melahap rotinya dengan nikmat.
Tetapi saat Wang Yibo menenggak minuman soda tanpa ada jeda, Zhan menarik kaleng itu sampai airnya tumpah mengenai baju dan celananya.
"Kau, apa yang kau lakukan?" Yibo menatapnya tajam, tetapi ia tidak tahu bagaimana ekspresinya sebab saat itu juga pria di sampingnya menjauh. "Mengapa wajahku jadi seperti itu."
"Jangan minum soda berlebihan. Kau bisa menyakiti kerongkongan ku," tegur Zhan takut-takut, karena ia melihat wajahnya sendiri menampilkan kemarahan yang tidak pernah ia tampilkan.
Pemuda itu pun memutar matanya.
Xiao Zhan kembali bicara. "Kita harus membuat kesepakatan untuk menjaga tubuh masing-masing. Bagaimana?"
"Ya, terserah mu saja. Tapi aku ingin kau merubah ekspresi itu, aku tidak pernah menampilkan wajah menyedihkan. Kalau teman sekolahku tahu, aku bisa di tindas." Wang Yibo menjelaskannya, pria itu pun mengerti. Namun tetap saja dia tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lunar Eclipse [Slow Update]
Fantasy{BL} Mereka terlalu mengeluh, sampai Dewa saja rasanya pening melihat ke-duanya terus menerus berdoa dengan permintaan yang sama, oleh sebab itu Dewa menukar jiwa mereka agar mendapatkan keuntungan dari pihak masing-masing. Xiao Zhan seorang guru...