BAB 4

173 19 2
                                    

Sekitar lima menit setelah kepergian Wang Yibo, pria itu duduk di kantin sembari mengisi perutnya yang kosong. Sebab di rumah pemuda itu tidak ada sesuatu yang bisa di makan, mungkin hanya ada beberapa yang bisa di masak namun itu membutuhkan waktu yang lama, karena Zhan tidak tidur dengan baik pagi ini membuatnya mengantuk. Ketika ia hendak pergi tak ada satupun orang tua Yibo yang keluar walau hanya untuk melihat sebentar atau berbasa-basi layaknya orang tua. Ingin sekali membahasnya atau menanyakan kepada pemuda itu namun Zhan mengurungkan niatnya, takut Yibo merasa tersinggung karena ini menyangkut urusan pribadi.

"Hei! Kelas hampir di mulai, ayo masuk." Seorang siswa dengan name tag Gongjun menepuk pundaknya, Zhan tersadar dan mengangguk.

"Ayo! Aku sudah menunggumu sejak tadi." Zhan melingkarkan tangannya di pundak yang mungkin sahabat Yibo. Namun tatapan anak itu merasa bingung.

Mereka berjalan di lorong kelas, melewati lorong itu membuat Zhan sedikit tidak nyaman dengan tatapan murid-murid yang lain. Seperti ia pernah melakukan sesuatu, atau kesalahan atau hal yang menakjubkan?

"Kenapa mereka melihatku seperti itu?" Zhan sedikit menjaga nada suaranya.

Gongjun mendesah ragu lantas ia berkata, "Kau tidak makan sesuatu yang beracun, 'kan? Saat kau membalas sapaanku, itu terlihat bukan dirimu. Apalagi ketika melihatmu tersenyum kepada murid-murid yang lain."

"Memangnya itu salah?"

"Salah jika kau adalah, Wang Yibo." Gongjun menghadap padanya, dia berjalan mundur menatap temannya itu. "Apa orang tuamu menghukum mu, sampai kau berubah seperti ini."

Zhan tampak berpikir, namun ia harus terlihat natural. "Ya, mereka memarahiku. Tidak marah besar, hanya menasihati."

"Papamu?"

"Dia semalam tidak pulang."

"Pantas kalau begitu. Yasudah, tidak perlu di pikirkan, hukuman tiga Minggu itu anggap saja tidak ada." Gongjun kembali berjalan di sampingnya.

Tunggu, hukuman tiga Minggu apa maksudnya? Wang Yibo belum membahas ini.

Ketika masuk ke dalam kelas semua murid yang bicara langsung terdiam, murid yang bahkan tidak menyukainya masih menatapnya dengan tatapan kesal. karena tidak bisa menahan pun siswa itu langsung bicara.

"Bukankah kau tidak boleh masuk sekolah selama tiga Minggu?"

Xiao Zhan langsung sadar dan berkata, "Aku menganggapnya tidak ada, semua bisa diperbaiki."

"Cih! Sejak kapan kau mengaturnya. Kau bahkan tidak berhak menginjakkan kaki di sekolah ini lagi."

Diam, Zhan benar-benar tidak mengerti harus berkata apa sebab ia tidak tahu siapa yang salah di sini.

"Sudah, jangan di jawab. Setelah kelas ini selesai kita ke kantor untuk mengurusnya." Kini seorang gadis yang bicara, dia duduk tepat di hadapannya. "Wang Yibo, duduk," ucapnya lagi.

"Ah ya, terima kasih." Zhan melihat namanya. "Xue Ning."

"Ya? Kau membutuhkan sesuatu?"

"Tidak." Aku mengeja namanya terlalu nyata.

Sampai pelajaran pertama dimulai tidak ada sesuatu yang mengganggunya, guru matematika malah senang melihat Wang Yibo giat belajar. Bahkan ketika murid paling nakal itu maju untuk mengerjakan soal, sang guru melihat perubahan yang cepat. Teman sekelasnya terutama dibuat kagum oleh senyumannya, mungkin bisa dibilang kalau senyuman itu sangat mahal. Sebagian dari mereka tak pernah melihat wajah tulus itu.

Meminjamkan alat tulis serta berbagi buku bersama teman kelas yang tidak membawanya, Gongjun saja dibuat bingung. Bahkan ia sampai menggelengkan kepala, seperti hantu apa yang sedang merasukinya. Pemuda itu sangat berwibawa dan bertutur sopan.

Lunar Eclipse [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang