BAB 2

185 28 6
                                    

°°°

Wang Yibo mengetuk pintu kamar Yinxi, gadis itu pun membukanya dan membiarkan kakaknya masuk. Di sana, ada meja dengan buku-buku yang bertumpuk. Wang Yibo menggaruk tengkuknya bingung, tetapi Yinxi melihat kakaknya dengan tatapan tidak suka seperti saat tadi. Dia pun duduk tepat di depannya, menanyakan tugas apa yang harus dia bantu. Namun jawaban Yinxi membuat Yibo bersyukur, sebab gadis itu telah mengerjakan tugasnya karena dia menunggunya terlalu lama.

"Maafkan aku, Yinxi. Lain kali aku datang lebih cepat. Kau tidak marah, 'kan?" Wang Yibo mengusap rambut gadis di depannya, tetapi dia malah mendapatkan penolakan.

Apakah gadis ini benar-benar tidak akrab dengan, Xiao Zhan?

Wang Yibo belum memahaminya, namun karena memang Yinxi tidak ingin di ganggu jadi dia keluar dari kamarnya. "Selamat tidur," ucap Yibo lalu menutup pintu.

Di ruang tamu dia melihat Ibunya tengah mematikan lampu dan menggantinya dengan lampu yang lebih nyaman di mata, lalu dia tersenyum saat putranya hanya menatap diam. Wang Yibo pun tanpa susah payah langsung tersenyum membalasnya, entah mengapa rumah ini sangat hangat walaupun di luar sedang hujan deras.

"Sudah ingin tidur, putraku? Selimut dan sarung bantal mu belum ibu ganti. Biarkan ibu membantumu." Wanita itu mengunci pintu rumahnya dua kali lalu berjalan menghampiri putranya.

"Ibu, tidak perlu diganti. Ibu sudah sangat lelah, aku bisa menggantinya sendiri." Tangannya di tuntun oleh ibunya naik ke atas tangga.

"Kau ini, ibu sudah biasa melakukannya. Hanya saja hari ini ibu kesulitan menjaga toko bakery."

Wang Yibo pun langsung menjawab, "Apa yang membuat ibu kesulitan? Pegawainya kurang, atau kalian akan bangkrut?" Wanita paruh baya itu terkekeh mendengarnya.

"Kalau toko itu tidak berjalan lagi, kau juga terkena imbasnya. Lalu mengapa hanya 'kalian' yang kau maksud? Kau ini ada-ada saja." Ia melihat putranya menggaruk tengkuknya.

"Maaf ibu, maksudku kita." Wang Yibo membenarkan ucapannya.

"Tidak perlu khawatir, toko kita berjalan dengan baik. Namun hari ini ibu kewalahan karena pelanggan kita bertambah banyak." Mereka telah sampai di dalam kamar, lantas wanita itu mengambil kain sprei di dalam lemari. "Tepat tadi pagi, tidak biasanya toko sangat sepi. Ibu dan Lerin berdoa bersama, namun gadis itu mengatakan banyak hal."

"Dewa tolong berkati toko bakery nyonya Xiao, jika bisa biarkan kami bekerja tanpa henti."

Wang Yibo tertawa mendengarnya, lalu wanita di sampingnya kembali melanjutkan.

"Lerin, doa mu sangat baik. Tetapi kita bukan robot dengan baterai." Ketika nyonya Xiao mengatakan hal itu, Lerin hanya terkekeh dan menyudahi doanya.

Wang Yibo tampak antusias, dia pun membernarkan posisi duduknya mendekat pada wanita paruh baya itu. "Lalu Bu, bagaimana kelanjutannya?"

Pikirnya semua ucapan itu hanya sebuah doa yang mungkin entah akan terkabul kapan, tetapi beberapa menit kemudian seorang pelajar SMA Dinghe beramai-ramai datang di depan toko bakery Xiao family. Lantas dari arah yang berlawanan pelajar SMA lain pun datang tidak jauh dari tempat itu. Mereka memberi jarak namun dengan tatapan yang menantang, nyonya Xiao keluar dari toko untuk melihat apa yang sedang terjadi. Tetapi salah satu dari siswa itu saling melempar tas dan batu kerikil, belum sempat nyonya Xiao bicara semua orang yang ada di sana saling bertengkar melempar ke arah berlawanan.

Lunar Eclipse [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang